Melly menatap Ethan dan Aley yang beranjak pergi dengan membawa anak mereka. Menyisakan Austin dan Melly berdua di ruang tengah ini.
Melly menatap Austin yang berjalan mendekatinya. Wajah Austin sangat berbeda dengan terakhir kali Melly melihat pria itu di layar pintu apartemennya.
Terlihat jelas sepertinya Austin mengalami pengurangan berat badan yang siginifikan. Ditambah lagi dengan wajah lelah kurang tidur.
Austin mendekat dan mendudukkan badannya di lantai sedangkan Melly duduk di sofa. Tatapan Austin terlihat menyiratkan kerinduan kepada Melly.
"Maaf" gumam Austin yang membuat Melly menghela napas pelan.
Austin menaruh kepalanya di lutut Melly. Pria itu terlihat menunduk dan tak mengatakan apapun lagi.
Melly seakan berdebat dengan dirinya sendiri. Benar kata Ethan jika memang kehidupan tidak hanya melewati bagian sukanya. Tetapi juga melewati bagian dukanya.
Manusia memiliki baik dan buruk. Kita tidak bisa menuntut kebaikannya saja. Karena keburukan juga bagian dari kehidupannya
Bagaimanapun Austin adalah pria pertama yang membuatnya merasa nyaman. Bahkan rasa ketakutan tidak pernah di rasakannya ketika bersama Austin.
Pria ini berbeda hanya itu yang Melly tau hingga kini.
Tangan Melly terulur dan mengusap rambut Austin lembut. Hal itu membuat Austin memegang kaki Melly dan memeluknya erat.
"Maaf" bisik Austin lagi dan Melly tersenyum mendengarnya.
Beban hidupnya seakan terangkat. Segala pikiran dan beban yang di bawanya sampai ke London ini benar-benar menghilang ketika melihat sosok Austin di hadapannya
Melly bergerak mendekat dan memeluk kepala Austin di dadanya. Pria itu langsung membalikkan badannya dan melingkarkan tangannya di pinggang Melly
"Aku benar-benar minta maaf" ucap Austin dan Melly menganggukkan kepalanya pelan.
"Aku memaafkanmu"
Ya, memang terkesan mudah. Tetapi Melly tau satu hal jika Austin tulus mencintainya hanya saja pria ini kemarin salah jalan.
Lagipula mereka berdua sudah bukan lagi anak-anak. Mereka berdua yang memutuskan bersama tanpa paksaan siapapun. Jadi memang seharusnya mereka menyelesaikan masalah mereka secara bersama-sama.
Melly sejak awal tidak ingin lari dari masalah. Hanya saja melihat Austin membuatnya kesal. Pikirannya selalu berputar di adegan hari itu.
Ya walaupun jelas-jelas Melly dapat melihat Austin tidak membalas perempuan itu. Tetapi tetap saja Austin tetap saja salah karena menyetujui hal gila itu.
"Lain kali mari kita belajar untuk saling memahami bukannya mengikuti ego masing-masing" ucap Melly dan Austin mendongakkan kepalanya pada Melly.
"Apa kau akan meninggalkanku ?" ucap Austin yang membuat Melly tersenyum.
"Jika aku meninggalkanmu. Aku tidak akan mau kau berada di sini. Aku akan mengusirmu" ucap Melly dan mata Austin terlihat berkaca-kaca lalu Melly berdecak.
"Kau ketua geng mafia. Tunjukkan sisi garangmu" ucap Melly dengan mengusap pipi Austin.
Melly mau tidak mau harus mengakui jika Melly merindukan kekasihnya ini. Sudah lama tidak bertemu Austin ataupun melihat tingkah unik pria ini yang membuatnya rindu.
"Aku tidak tau kenapa aku sangat mellow jika denganmu" jawab Austin dan Melly hanya tersenyum.
"Karena kau mencintaiku" jawab Melly percaya diri dan Austin terlihat menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abilerdo ( SELESAI )
RomanceBuat Kalian yang mau Baca cerita Melly dan Austin Yuk Buruan di Baca sekarang *-*-* Melly menyibak rambutnya dengan kasar dan mengambil tasnya yang tergeletak di lantai. Melly sudah berpakaian lengkap seperti semalam. Menutupi hal indah yang benar-b...