Chapter 23

5.2K 418 13
                                    

Jangan lupa vote dan comment

Siap-siap dengan cerita baru yang akan aku tampilin nih buat kalian ya

Kemungkinan ceritanya bakalan aku publish di Karyakarsa

Lihat aja nanti wehehe

*-*-*

"Kau yakin Ayah Austin di sini ?" Ucap Melly dengan menatap interior restoran mewah ini.

Sejak tadi Melly menggandeng lengan Stev sebagai pegangannya. Berharap jika dia memiliki pegangan pikiran untuk kabur akan menghilang.

Melly sendiri takut jika keinginannya runtuh dan memilih untuk kabur daripada menghadapi calon mertuanya

Oh ya calon mertua, terdengar mengerikan dan menakutkan bagi Melly untuk saat ini.

Melly sudah menyakinkan hatinya untuk menghadapi semua ini. Untuk pertama kalinya Melly tidak ingin kabur. Tidak ingin menyerah akan cintanya.

Tuhan sudah memberikan arahan untuk datang kemari. Melly tidak boleh bersikap layaknya pengecut yang akan lari terbirit-birit.

"Kau yakin dengan apa yang kau lakukan, dear ?" Ucap Stev yang membuat Melly menoleh dan mendengus pelan.

"Hilangkan panggilan menjijikkan itu. Hanya Austin saja yang boleh memanggilku begitu" ucap Melly yang di balas kekehan Stev.

"Kau tetap galak ya. Untung aku pria baik hati yang masih mau membantu perempuan galak sepertimu" ucap Stev yang di abaikan Melly yang terus menarik Stev untuk mendekat ke meja resepsionis.

"Kau berucap kau baik hati lagi, kusikat kau" bisik Melly untuk terakhir kalinya sebelum tersenyum kearah Resepsionis.

"Permisi, apakah meja untuk Mr. Gassalo sudah siap ?" Ucap Stev memulai obrolan dan perempuan itu menganggukkan kepalanya.

"Lima menit yang lalu Mr. Gassalo sudah sampai. Jika boleh saya Anda siapa ya ?" Balas perempuan itu dengan sikap ramahnya.

"Kami salah satu staf dari Mr. Gassalo. Ini tanda pengenalku" ucap Stev dengan menyerahkan tanda pengenalnya yang sepertinya merupakan tanda pengenal staf keluarga Gassalo.

Tidak salah Melly mengajak Stev untuk ke sini. Walaupun pria ini sangat menyebalkan tetap saja Stev sangat membantu dan di butuhkan.

"Silahkan Anda bisa masuk ke dalam. Dari sana sudah ada penjagaan dari Mr. Gassalo" ucap Resepsionis itu dan Stev langsung menganggukkan kepalanya.

Stev menggiring Melly untuk berjalan menuju sebuah pintu yang di jaga oleh dua orang yang berdiri di sana.

Mereka berdua membiarkan mereka masuk ke dalam ketika mengenali Stev maupun Melly.

"Aku akan menunggu di luar. Biasanya Beliau makan sendiri" ucap Stev ketika membukakan pintu untuk Melly.

Melly berbalik dan tersenyum kearah Stev yang terlihat ingin pergi meninggalkannya.

"Terima kasih" ucap Melly tulus dan Stev tersenyum.

Melly membalikkan badannya dan menatap hiasan ruangan VVIP yang terlihat mewah. Meja makan terlihat di samping kiri.

Melly berjalan dengan perlahan menuju tempat itu dan mengintip sejenak. Menatap Gaston yang terlihat duduk seorang diri.

Untuk pertama kalinya Melly melihat sosok Gaston yang lain. Pria itu terlihat rapuh dan duduk termenung Seorang diri di meja makan.

Melly menghentikan langkahnya sejenak dan menatap Gaston yang terlihat menyedihkan.

Bagi Melly saat ini pria di hadapannya ini bukanlah sosok mantan ketua mafia. Hanya seorang ayah yang kesepian.

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang