Austin mendorong lembut Melly untuk menjauh dari pelukannya. Perempuan itu terlihat tidak senang dengan apa yang dilakukannya. Melly terlihat cemberut dan menatap garang Austin.
"Tunggu dulu, ada apa ini ?" Ucap Austin dan Melly menghela napas pelan melihat reaksi Austin.
"Apanya yang ada apa ? Bukankah kau yang memintaku menikah. Sekarang aku setuju dan kau tidak tanya ada apa ?" Ucap Melly garang dan Austin menggelengkan kepalanya.
Austin mendudukkan tubuhnya dan alhasil Mey juga ikut mendudukkan tubuhnya. Menatap Austin benar-benar terlihat terkejut dengan ucapan Melly.
"Dengar Melly, aku tidak akan pernah memaksamu untuk menikah denganku jika kau belum ingin. Aku tidak mau alasanmu untuk menikah denganku hanya karena saudaraku sudah menikah. Demi tuhan! Alasan macam apa itu" ucap Austin frustasi.
Perasaan bahagia benar-benar terasa membuncah di dadanya. Tetapi Austin tau jika Melly tidak mungkin menyetujui hal yang sulit di jawab oleh perempuan itu dengan mudah.
Sedikit mengganjal dan Austin tidak ingin Melly terpaksa. Bagaimanapun Austin ingin hubungan mereka berjalan dengan sejalan.
Bukan hanya satu sisi karena Austin yang menginginkan. Sebegitu besar hormat dan sayang Austin pada Melly. Jadi tentu saja Austin tidak akan pernah memaksa perempuan Itu.
Wajah Mey terlihat tertunduk dan perempuan itu menggenggam tangannya sendiri. Keraguan terlihat jelas membayang di matanya yang berwarna coklat itu.
Mata favorit Austin.
"Sebelum kita pulang Ethan berkata padaku..." Ucap Melly pelan dan terdiam beberapa saat.
Austin mengulurkan tangannya untuk menarik Melly untuk dekat dengannya. Apapun yang berhubungan dengan keluarga Melly tentu saja bukan hal mudah.
Austin tau hal itu. Oleh karena itu Austin ingin menjaga perempuan itu dan membuat Melly merasakan jika dia tidak sendiri.
"Apa yang dia katakan ?" Ucap Austin sedikit mendesak karena Melly tak kunjung mengatakan apapun.
"Kau bukan ayahku dan aku bukanlah ibuku. Pernikahan tidak seburuk itu dan Ethan mengatakan aku pantas bahagia" ucap Melly dan Austin menganggukkan kepalanya.
Austin tersenyum dan menarik Melly untuk mendekat. Memberikan kecupan lembut di kening Melly.
"Tentu, Dear. Kau sangat pantas bahagia" bisik Austin dan Melly mendongakkan kepalanya.
"Hatiku berkata kau mau membuatku bahagia"
"Hatimu benar. Dia sangat mengerti ku" ucap Austin dengan nada bahagia serta kesombongan yang terdengar di sana.
Melly memukul dada pria itu dan membuat Austin tertawa melihat tingkah Melly yang terlihat malu-malu.
Dengan perlahan Melly melesak ke dalam pelukan Austin. Tentu saja yang langsung disambut hangat oleh Austin
"Lalu apakah kita akan menikah ?" Ucap Melly yang membuat Austin ingin sekali menggigiti kekasihnya ini
Bagaimana bisa Melly masih menanyakan hal yang tentu saja jawabannya sudah pasti.
Ditanya ribuan kalipun jawaban Austin tetaplah salah.
"Tentu saja, Dear. Jika bisa aku akan menyeretmu sekarang juga"
*-*-*
Mobil Austin berhenti di depan rumah megah yang memang sudah lama tidak di kunjungi oleh Melly.
Kekasihnya itu membawanya kemari karena pria itu mengatakan ada hal penting yang harus diurus. Austin tidak bisa melewatkannya kali ini.
Jadi mau tidak mau Austin membawanya ke sini. Pria itu mengatakan mungkin Melly bisa istirahat di kamarnya sambil menunggu Austin kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abilerdo ( SELESAI )
RomanceBuat Kalian yang mau Baca cerita Melly dan Austin Yuk Buruan di Baca sekarang *-*-* Melly menyibak rambutnya dengan kasar dan mengambil tasnya yang tergeletak di lantai. Melly sudah berpakaian lengkap seperti semalam. Menutupi hal indah yang benar-b...