Chapter 28

4.9K 345 9
                                    

"Cek semua keperluan. Jangan sampai ada yang terlupa" ucap Austin dengan memegang prosopal di tangannya.

Menatap Stev dan Ken yang berdiri di depannya dengan patuh. Austin saat ini tengah duduk di gazebo belakang.

Beberapa kali tempat ini menjadi tempat dimana Austin dan kedua anak buah kepercayaannya untuk berbincang.

Apalagi saat ini Austin memerlukan udara segar. Pikirannya sedang kacau dan dirinya tidak bisa istirahat sama sekali. Alhasil Austin memutuskan untuk memfokuskan diri untuk bekerja.

Tepat pukul 6 pagi Austin memanggil kedua anak buahnya untuk datang. Panggilan dadakan itu membuat Stev kelabakan dan datang kemari hanya menggunakan Kaos.

Austin tidak dalam mood untuk menceramahi anak buahnya itu. Alhasil Austin hanya mendiamkannya dan hanya mengatakan jika besok Stev harus siap jika di panggil secara mendadak. Harus menggunakan pakaian lengkap.

"Saya sudah memantau untuk perkembangan beberapa Club dan suplai beberapa senjata" ucap Stev dan Austin menganggukkan kepalanya pelan dengan menatap proposal di tangannya.

"Tunjukkan Bagan perkembangan tiap hari" ucap Austin dan Ken mengulurkan sebuah tablet kearahnya.

Austin menatap Bagan di tangannya dan mencermati beberapa saat sebelum menatap Ken dengan pandangan tak sukanya.

"Cek lagi ini. Ada selisih di sini seharusnya kau lebih teliti. Cek lapangan" ucap Austin menyerahkan tabletnya lagi pada Ken.

Anak buahnya itu terlihat meneguk ludahnya tetapi tetap menganggukkan kepalanya beberapa kali.

Stev melirik kearah atas ketika merasakan ada yang menatapnya. Melly terlihat berdiri di balik kaca kamar atas dan menatap gazebo dengan pandangan mata sebamnya.

Untuk pertama kalinya Stev melihat keadaan seperti ini. Dengan keadaan yang terlihat acak-acakan Melly berdiri di atas sana. Hanya diam dengan satu tangan terangkat ke jendela.

Bahkan wajah garang dan tengil sama sekali tidak terlihat di wajah Melly.

"Jangan memandangi istriku, Stev" ucap Austin yang membuat Stev langsung menolehkan kepalanya ke depan.

Austin sama sekali tidak menoleh dari proposal yang di pegangnya itu. Stev tak menyangka jika sebenarnya Austin sudah mengetahui Melly sedang berdiri di sana tetapi mengabaikannya.

"Kau sedang bertengkar ?" Ucap Stev lancang dan Austin langsung mendongakkan kepalanya dan melototi Stev.

Bahkan Ken terlihat kaget dengan kelancangan Stev saat mereka di jam kerja saat ini. Tetapi Stev benar-benar sudah penasaran dengan apa yang terjadi hari ini.

"Bukan urusanmu. Jangan sampai aku menyuruhmu untuk pulang dan berganti pakaian" ancam Austin tajam dan Stev meneguk ludahnya takut.

Rumahnya jauh tentu saja Stev tidak akan mengambil resiko membuat Austin semakin marah dan membuatnya harus pulang kembali. Hanya karena sebuah baju dinas.

Jawaban tajam Austin sudah menjawab pertanyaan. Dua pasangan suami istri baru ini sedang bertengkar.

Stev melirik ke atas lagi dan tak menemukan Melly di sana. Stev melirik Austin lagi yang terlihat berbicara dengan Ken dengan nada ketusnya.

Sepertinya mood bosnya ini sedang kacau. Memang perempuan bisa membuat siapapun berubah.

*-*-*

Austin melirik Melly yang sudah tidak terlihat berdiri di atas sana dengan wajah sebamnya. Sejak tadi Austin berusaha menahan diri untuk tidak beranjak dan menghampiri istrinya.

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang