Chapter 13

7.7K 508 9
                                    

"Diculik ? Lalu kenapa kau terlihat santai ? Seharusnya kau mencarinya" ucap Melly dan Axton terlihat memutar matanya.

"Anak buahku sudah mencarinya dan setelah itu kami akan berangkat ke sana" ucap Axton dan Melly langsung memajukan badannya.

"Aku ikut"

Tatapan Axton langsung tertuju pada Melly. Dengan tatapan seolah-olah Melly adalah orang gila yang mengatakan hal mustahil.

"Jangan memandangku remeh. Aku seorang dokter dan aku akan membantu siapa tau ada yang bisa kulakukan" ucap Melly dengan mengangkat dagunya.

"Ku tau kau seorang dokter kandungan dan Austin sama sekali tidak mengandung jadi kau tidak di perlukan" ucap Axton tajam dan Melly langsung cemberut.

"Setidaknya aku bisa membantu"

Berusaha menyakinkan pria di depannya ini untuk membawanya. Perasaan Melly sangat tak menentu saat ini.

Austin di culik dan Melly tidak mau membayangkan apapun yang akan terjadi. Bagaimanapun ini bukan adegan culik menculik di film yang hanya meminta sebuah tebusan.

Ini adalah culik menculik di adegan kelompok mafia. Tentu saja ini bukan perkara biasa.

"Apa dia akan selamat ?" Ucap Melly dengan suara lirihnya.

Axton menatap Melly sejenak dan menghela napas pelan.

"Akan kupastikan dia selamat. Setidaknya aku tidak berniat menggantikannya sebagai mafia" ucap Axton yang sedikit melegakan hati Melly.

Hanya sedikit. Kekhawatiran tentu saja masih menggelayutinya. Bagaimanapun Melly sama sekali tak terima jika Austin meninggalkannya saat ini.

Pria itu baru mengatakan cinta dan Melly tidak mau di tinggalkan begitu saja padahal Melly belum mengatakan perasaannya.

Suara dering ponsel terdengar dan Melly melihat ponsel Axton terlihat menyala. Pria itu langsung mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut.

"Kenapa ?" Ucap Axton langsung dan kemudian terdiam mendengarkan apa yang disampaikan Sang penelfon.

"Apa kau sudah memastikan ?" Ucap Axton dengan wajah mengerasnya.

Melly bisa melihat perubahan wajah Axton yang terlihat marah ketika mendengarkan pesan yang disampaikan.

Debar jantung Melly seakan berdetak dengan cepat di dadanya saat ini. Rasa takut menyeruak melihat perubahan pria ini yang menandakan hal yang tidak baik.

"Baiklah" ucap Axton yang menutup panggilannya

"Apa ada yang terjadi ?" Ucap Melly dengan suara ragunya.

"Kau kubawa, untuk memastikan agar Adik bodohku mau hidup"

*-*-*

Melly duduk di samping Axton dengan perasaan yang campur aduk. Melly rasanya ingin menangis berada di posisi saat ini.

Tetapi hatinya sama sekali tidak mau mundur. Austin membutuhkan bantuan dan Axton mengatakan jika misi penyelamatan harus segera di lakukan.

Axton mengatakan jika anak buahnya melapor jika keadaan Austin terlihat tidak baik-baik saja. Beberapa luka terlihat jelas dan cukup parah.

Salah satu anak buah Axton menyelinap dan menyamar sebagai salah satu anak buah musuh Austin.

Ya musuh Austin yang merupakan pengedar gelap yang cukup di takuti di sini. Mereka melanggar perjanjian dan Austin tentu saja tidak menyukai pelanggaran itu.

Alhasil Austin menyita semua barang ilegal yang seharusnya merupakan milik Mr. Demore. Barang ilegal yang bernilai ribuan dollar.

Austin yang berniat menuju apartemen Melly setelah pulang dari perjalanan bisnis. Tiba-tiba mobilnya di tabrak dengan keras dan Austin di seret keluar untuk ikut dengan mereka dengan keadaan luka parah.

Hal itu di temukan di CCTV jalan yang pantau oleh anak buah Austin di sini. Melly tidak terlalu mengerti dengan permainan orang berduit.

Saat ini yang menjadi pikirannya adalah bagaimana cara menyelamatkan Austin.

Walaupun Melly tau jika kekuatan kakak beradik ini kuat. Tetapi tetap saja kemungkinan akan kalah bisa saja

Atau mungkin Austin tidak akan selamat.

"Kita keluar sekarang" ucap Axton ketika mobil yang dikendarainya berhenti di tengah hutan ini

Melly mengikuti kata Axton dan memilih keluar dari mobil. Menatap sekitar dan terlihat beberapa anak buah Axton langsung melindunginya serta Axton

Beberapa orang lainnya terlihat bergerak maju dengan pistol yang dibawahnya. Sebuah motor berhenti di samping mereka dan terlihat seorang pria dengan wajah seramnya bergerak mendekat.

"Semuanya aman, Mr. Ellard" ucap pria itu dengan menundukkan badannya hormat.

Axton mengangguk kecil dan mengalihkan pandangan matanya pada Melly. Mengeluarkan sebuah benda dari balik tubuhnya.

"Dengar Melly, kau akan pergi bersama pria ini. Kau akan menjadi tahanannya sebagai tunangan Austin. Ini hanya untuk mengalihkan perhatian semua orang kala semua anak buahku menerobos masuk"

Axton menyodorkan sebuah senjata yang membuat Melly mengernyit ngeri melihatnya.

"Untuk apa ?" Ucap Melly pelan

"Taruh ini di belakang tubuhmu. Anak buahku akan menjagamu saat mereka menyamar. Kau hanya perlu terlihat takut dan mengalihkan perhatian mereka untuk mengulur waktu" ucap Axton.

Melly mengulurkan tangannya untuk menerima senjata itu dan jantungnya seakan berdebar dengan kencang.

Tentu saja Melly tidak pernah terlibat dengan hal semacam ini. Bahkan Melly tidak pernah berharap dirinya akan menjadi seperti ini.

Mencintai seorang mafia.

Bukankah hidupnya layak sebuah novel saat ini ?

Melly menatap senjata yang dipegangnya. Semua pikiran berkecamuk di pikirannya saat ini.

Tidak tau harus berpikir mana yang lebih dulu. Jika Melly tidak mencintai Austin mungkin Melly akan memilih untuk bergelung di rumahnya.

Tetapi nyatanya Melly benar-benar mencintai pria itu. Kemudian Tidak mungkin Melly meninggalkn semua ini sementara Austin membutuhkan bantuannya.

"Bagaimana jika tidak bisa ?" Tanya Melly dan Axton menggelengkan kepalanya.

"Kau harus bisa. Disana akan ada tiga anak buahku yang akan memastikan agar kau aman"

Melly menyelipkan pistol tersebut di balik tubuhnya. Memastikan jika tidak akan terlihat sama sekali ataupun akan terjatuh.

Pria dengan wajah seram itu menatap Melly dengan pandangan menyakinkan jika Melly akan baik-baik saja.

Melly rasa pria ini merupakan salah satu anak buah Axton yang dikerahkan untuk menyamar

"Kau bisa menembak ?" Tanya Axton dengan pria itu menyiapkan senjatanya.

"Kurasa tidak" ucap Melly dan sebuah senyuman terlihat di sudut bibir Axton.

"Bagus, seorang amatiran biasanya lebih banyak membunuh musuh" ucap Axton santai.

Sedangkan Melly meneguk ludahnya dengan susah payah. Axton memberikan arahan agar anak buahnya mendekat padanya.

Axton memberikan arahan singkat dan Melly menatap ke sekitarnya. Melihat anak buah Axton membawa sebuah pisau di pinggangnya.

Dengan cepat Melly mengambil pisau tersebut dan menggoreskan sedikit di pipi dan punggung tangannya.

Darah keluar dari luka sayatan dan Melly mendesis pelan merasakan perihnya. Tetapi Melly memilih mengusapkan darahnya itu di beberapa tempat.

"Sialan! Apa yang kau lakukan ?" Bisik Axton dan Melly menatap pria itu.

"Aku tahanan jika tidak terluka tentu saja tidak meyakinkan. Aku tidak ingin rencana ini gagal" ucap Melly yakin

"Setidaknya sebelum menyeret Austin untuk pulang"

Beberapa orang benar-benar menatap dengan pandangan kagum dan ngeri dengan tindakannya.

Tetapi jika Melly terlihat biasa saja. Mungkin mereka akan curiga. Jadi lebih baik Melly memberikan kesan terluka pada pria itu.

*-*-*

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang