Chapter 21

6.1K 357 14
                                    

Jangan lupa vote dan comment ya

Banyak - banyak menabung juga nih. Supaya banyak uang wehehe

Happy reading.

*-*-*

Austin masuk ke dalam ruangan yang merupakan tempat Melly beristirahat. Di lihatnya Melly duduk di ujung ruangan samping jendela.

Kekasihnya itu terlihat menatap ke luar rumah dengan tatapan lelahnya. Sudah lima jam Austin meninggalkan Melly di sini

Salahkan saja pekerjaan sialan yang membuatnya harus tertahan berjam-jam. Orang-orang brengsek itu ingin bermain dengannya.

Austin mau tidak mau harus ikut turun dan menyelesaikannya. Setidaknya semua harus beres sebelum acara pernikahannya.

Mungkin setelah permasalahan ini beres Austin akan mengatakan pada Daddy nya jika ia ingin menikahi Melly.

Senyuman Austin langsung mengembang ketika mengingat hal itu. Rasa lelahnya seakan terangkat dan meringankan bebannya.

Austin melangkah menuju tempat Melly duduk dan perempuan itu langsung menolehkan kepalanya. Sebuah senyuman terlihat di wajah perempuan itu.

Tetapi senyuman itu terlihat berbeda. Austin mendekat dan membawa Melly ke dalam pelukannya. Di kecupnya kening Melly lembut.

"Kau lelah ? Atau marah denganku ?" Ucap Austin dan Melly hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya lelah" ucap Melly dan memeluk Austin erat.

Austin mengernyitkan keningnya melihat perempuan garangnya terlihat biasa saja. Tidak ada emosi ataupun sesuatu yang menunjukkan sikap Melly seperti biasanya.

"Semua baik-baik saja ?" Tanya Austin dan Melly mengangguk tanpa mengatakan apapun lagi.

Austin semakin yakin jika ada hal yang baru saja terjadi. Melly tidak pernah bersikap seperti ini. Perempuan ini cenderung meledak-ledak dan mengungkapkan semua yang dirasakannya.

Kekasihnya ini sangat ekspresif dan tentu saja Austin tau hal itu. Jika bersikap diam seperti ini tentu saja ada hal yang tidak beres.

"Kita akan pulang sekarang okay ?" Ucap Austin dan Melly hanya menganggukkan kepalanya.

*-*-*

Austin menatap Melly yang membuka apartemennya dengan wajah yang lemasnya. Austin hanya tersenyum kecil dan menarik Melly untuk masuk ke dalam pelukannya.

Mengabaikan dua anak buahnya tengah menatap mereka dari belakang. Anak buahnya itu tentu saja harus terbiasa dengan sikap seperti ini yang akan ditunjukkan setiap saat.

Melly kali ini tidak membalas pelukannya. Perempuan itu hanya bersandar di dadanya dan tak mengatakan apapun.

"Besok aku akan kemari. Ada beberapa hal yang harus kuselesaikan" ucap Austin dan Melly terlihat mendongak menatapnya.

Tangan Austin terulur dan merapihkan anak rambut yang ada di wajah Melly. Menatap kekasihnya itu dengan senyuman kecilnya.

"Kurasa kau punya sesuatu yang ingin kau katakan. Jika kau belum ingin mengatakannya baiklah. Aku tidak memaksa" ucap Austin dan Melly menghela napas.

"Kau tau, Austin. Aku tidak pernah merasa sebimbang ini" ucap Melly akhirnya yang membuat Austin mengernyitkan keningnya.

"Apa yang menganggu pikiranmu ?" Ucap Austin pelan.

"Kau seorang mafia" ucapan Melly membuat tubuh Austin menegang.

Tentu saja perempuan ini tau pekerjaannya. Tetapi Melly sama sekali tidak pernah mempersalahkan hal ini. Sejak awal mereka kenalpun perempuan ini tau dari keluarga apa Austin berasal.

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang