Oh ya penjelasan kalau aku nggak menyematkan kisah Axton dan Ara ya. Mungkin nanti ada selingan tapi nggak detail ya.
Bahkan ini waktunya setelah Axton dan Ara udah menikah juga
Jadi happy reading
*-*-*
Austin menatap Melly yang tertidur dengan lelap. Jam sudah menunjukkan tengah malam dan Austin sama sekali tidak bisa memejamkan matanya.
Dengan perlahan Austin menarik tangannya dari tubuh Melly. Memastikan jika Melly tidak terbangun ataupun terganggu tidurnya karena Austin.
Setelah memastikan Melly tertidur dengan lelap. Austin memilih beranjak dari kamar dan membenarkan letak kaosnya yang tidak rapi sebelumnya.
Austin memilih untuk menuju taman belakang rumah ini. Helaan napas terhembus dari bibir Austin.
Pikirannya sedang berkecamuk. Jika kalian pikir Austin tidak kecewa kalian salah. Tentu saja Austin kecewa dengan respon Melly.
Tetapi Austin sama sekali tidak bisa memaksa ataupun memilih menjauh. Bagaimanapun jawaban Melly tentu saja Austin akan pada perempuan itu.
Ya sebesar itu cinta Austin.
Austin mengeluarkan rokok yang tadi sempat di bawanya. Di nyalakannya rokok tersebut dan menghisapnya secara perlahan
Menikmati angin malam dengan sebatang rokok yang menemani benar-benar nikmat. Apalagi di tengah keheningan seperti ini
Tanpa pengawasan ataupun segala pikiran yang menjerat. Selama di sini Austin menitipkan pekerjaannya pada Stev.
Kawannya itu benar-benar bisa menghandle semua pekerjaan. Lagipula beberapa akhir ini semuanya berjalan stabil dan tidak perlu ada perdebatan. Setidaknya Austin pergi dengan aman.
"Kau tidak tidur ?" Sebuah suara membuat Austin menoleh dan menatap Ethan yang bergerak mendekat.
Austin menyodorkan kotak rokoknya dan Ethan mengangkat tangannya lalu menggeleng. Austin menyimpan rokoknya lagi dan menatap kakak kandung dari kekasihnya ini.
"Aku akan di bunuh Aley jika merokok" ucap Ethan dan Austin tersenyum mendengarnya.
"Kau sudah lama tinggal di London ?" Tanya Austin dan dengan cepat Ethan menganggukkan kepalanya.
"Sejak kedua orang tuaku berpisah aku sudah memilih tinggal di sini. Meninggalkan Melly sendirian di Las Vegas" jelas Ethan sambil menatap langit malam bersama Austin.
"Kenapa kau tidak membawanya ?"
"Jika aku membawanya mungkin kau tidak akan bertemu dengannya" ucapan Ethan sukses membuat Austin tertawa di sela-sela kegiatan menghisap rokoknya.
Keheningan terjadi beberapa saat karena baik Austin sendiri tidak tau harus mengatakan apa.
Austin bukanlah tipikal yang mudah berbaur dengan topik random yang akan diucapkannya. Austin memilih diam jika memang tidak memiliki bahasan.
"Melly menolakmu ?"
Pertanyaan Ethan benar-benar tepat sasaran dan membuat Austin menghentikan tangannya yang hendak menghisap rokok lagi.
Sebelum tersenyum kecil dan menghisap rokoknya dalam hisapan dalam. Menghembuskan asap setelah menikmatinya.
"Dia tidak menolakku maupun menerimaku"
Austin mengangkat bahunya dan tersenyum kecil. Oh, lebih tepatnya senyum miris yang ditampilkannya.
Ethan yang mendengar itu sudah menduga dengan jawaban yang pasti akan di dengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abilerdo ( SELESAI )
Любовные романыBuat Kalian yang mau Baca cerita Melly dan Austin Yuk Buruan di Baca sekarang *-*-* Melly menyibak rambutnya dengan kasar dan mengambil tasnya yang tergeletak di lantai. Melly sudah berpakaian lengkap seperti semalam. Menutupi hal indah yang benar-b...