Chapter 15

8.4K 449 3
                                    

Jangan lupa vote dan comment ya

*-*-*

"Kau sudah bangun ?" Ucap Melly dengan wajah terkejutnya.

Senyuman di wajah Austin terlihat cerah walaupun wajahnya masih terlihat pucat tak bertenaga

"Seperti yang kau lihat" ucap Austin santai.

Melly mendudukkan tubuhnya untuk menjauhi Austin. Tetapi tangan Austin yang tak terinfus memegangnya lebih dahulu dan menahannya.

Alhasil Melly kembali berbaring lagi di samping Austin. Sempat terdengar desisan kesakitan Austin yang membuat Melly merasa khawatir.

Tetapi tangan Austin benar-benar menahannya dengan erat

"Sejak kapan kau bangun ? Kau tidak..."ucap Melly tertahan karena air mata yang berdesakan ingin keluar.

Perasaan lega begitu menyeruak di hatinya. Melly tidak ingin kehilangan Austin sampai kapanpun

Cukup dulu Melly merasa jika dirinya tidak benar-benar mencintai Austin. Saat ini satu hal yang pasti Melly akan mengungkapkan rasa cintanya pada pria ini.

"Sssttt, jangan menangis. Aku bangun kemarin saat kau pergi. Axton mengatakan kau menangisiku dan mengatakan mencintaiku. Aku tidak percaya dan Axton memberikan ide berpura-pura"

Axton melambaikan tangannya kearah pintu yang membuat Melly melirik kearah sana dan menemukan Axton yang mengintip dari celah pintu dengan senyuman kecilnya.

Saudara kembar sialan! Bagaimana bisa mereka sangat menyebalkan

Pantas saja Axton menyuruhnya untuk tidur di sini. Rupanya mereka sudah merencanakannya dan dengan bodohnya Melly terkena ide sialan mereka.

"Kau brengsek!" Gumam Melly dengan memeluk Austin lagi.

Suara kekehan terdengar dari Austin. Pria itu tertawa mendengar reaksi yang diberikan Melly.

"Bukan kata itu yang kutunggu. Katanya kau ingin mengatakan perasaanmu ?" Ucap Austin yang sukses membuat kedua pipi Melly memerah.

Melly mendongak dan menatap Austin yang terlihat menarik turunkan alisnya menggoda.

"Kau belum sembuh, aku tidak mau" ucap Melly dan Austin mendengus pelan.

"Jadi begini cara ibu dokter mengancam pasien. Baiklah, sampai aku sembuh kau tidak boleh mengelak dan lari dariku" ucap Austin dan mengeratkan pelukannya pada Melly.

Dengan senang hati Melly juga memeluk Austin dengan masih berhati-hati. Bagaimanapun Austin masih sakit saat ini.

"Aku juga tidak mau lari, kau tenang saja" gumam Melly yang membuat Austin merasa lega mendengarnya.

*-*-*

Beberapa bulan kemudian

Suara bel terdengar untuk beberapa kali. Melly yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung melangkah keluar kamar dan berjalan menuju ruang tamu.

Suara bel terdengar lagi dan Melly yang mendengarnya mengumpat pelan. Hari ini sangat berat di rumah sakit dan ditambah lagi orang yang bikin sakit kepala ini.

Melly membuka pintu dan sosok pria dengan kernyitan di dahinya terlihat cukup dalam. Ketika melihat kehadiran Melly senyuman pria itu terlihat.

"Kau lama sekali, aku menunggumu" ucap Austin dengan bibir mencebiknya.

Melly memutar matanya dan tersenyum melihat kelakuan ketua mafia ini. Sangat tidak mencerminkan ketua mafia seharusnya.

"Kau baru membunyikan 6 kali bel. Kurasa itu tidak terlalu lama" balas Melly dengan melebarkan pintu apartemennya.

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang