Chapter 34

8.2K 284 6
                                    

CEK CERITA TERBARUKU

'Tergoda Duda'

Bisa cek sekarang juga nih

Untuk update hari Selasa ya

Wihhh hampir ending nih jangan sampai ketinggalan ya ikutin terus cerita The Abilerdo ini

Buat kalian yang mau beli di Karyakarsa full version-nya juga bisa loh. Niatnya nanti juga mau ada versi novelnya jika sempat

Buat kalian yang lihat beli koin di Karyakarsa mahal tenang aja kalian bisa beli lewat web ya. Harganya tetap sama di sana jadi bisa dukung karyaku melalui via web ya

Kalau lewat google play memang lebih mahal dari biasanya. Atau bisa kunjungi akun resmi Karykarsa di sana udah di terangin dengan jelas nih

Ditunggu update hari Selasa ya

Jangan lupa vote dan comment

*-*-*

Axton mendorong Austin ke tembok dengan keras. Austin mengernyit heran melihat kelakuan saudaranya yang tiba-tiba menghampirinya dan memojokkan seperti ini.

Sedangkan sejak tadi Austin merasa khawatir karena Melly sedang berada di dalam menjalani pemeriksaan keseluruhan. Austin tidak mau ada luka yang terlewat.

"Apa-apaan ini ?" Ucap Austin dengan nada tenangnya dan menatap Axton yang terlihat marah menatapnya.

Austin melirik ke samping dan menemukan Ara juga berdirill menatapnya dengan berbagai arti.

"Coba jelaskan apa yang sudah kau lakukan ini ? Aku mendengar semuanya dari Stev" ucap Axton marah dan menekankan tangannya di pundak Austin.

Austin menggeliat sebentar sebelum mendorong Axton untuk mundur. Tubuh mereka tidak jauh berbeda jadi tentu saja Austin cukup mudah mendorong Axton untuk menjauh.

"Itu urusanku bukan urusanmu" ucap Austin datar dan Ara terlihat maju berdiri di antara Axton dan Austin.

"Apapun tentang Melly adalah urusan kami juga. Kenapa kau begitu tega melakukan ini semua padanya" marah Ara dengan menunjuk-nunjuk dada Austin.

Sialan! Tentu saja Austin tidak mungkin marah pada kakak iparnya ini. Bagaimanapun Ara adalah perempuan yang dihormatinya setelah Melly.

Austin tidak pernah berpikir akan menyakiti ataupun memarahi istri dari kakak kembarnya ini.

Austin melangkah mundur dan menghela napas pelan sebelum melangkah menuju kursi tunggu. Mendudukkan tubuhnya di sana dan mengusap rambutnya kasar.

Axton dan Ara terlihat saling pandang sebelum mendekat berdiri di depan Austin.

"Aku tidak merencanakan semua ini. Aku tidak mungkin ingin menyakiti Melly" ucap Austin dan Ara terlihat menganggukkan kepalanya yakin.

Tentu saja semua orangpun bisa melihat jika Austin serius akan cintanya pada Melly. Tidak perlu di ragukan tentang hal itu.

Tetapi Ara tidak habis pikir dengan semua ini. Dengan jelas Ara mendengarkan penuturan salah satu teman Austin yang mengatakan bagaimana kasus ini bisa terjadi.

Saat penggeledahan tangga darurat. Tempat dimana Melly di temukan. Ara di singkirkan dan di jaga oleh Ian. Axton mengatakan jika adegan di dalam tangga darurat tentu saja Ara tidak boleh melihatnya.

Awalnya Ara tidak mengerti apa yang dimaksudkan Austin. Hingga saat Ara mengintip Ara dapat melihat anak buah Axton keluar dengan membawa kantong berisikan seseorang yang tentu saja sudah kehilangan nyawanya.

Tentu saja itu bukan masalah sepele sampai melibatkan pertumpahan darah.

"Aku pernah melakukan hal bodoh dengan menyuruh teman sekolahku untuk mengganggu Melly. Hanya menganggu, tapi mereka menyalahartikan dan hendak memperkosa Melly" ucap Austin yang membuat Ara melototkan matanya dan bergerak maju.

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang