Chapter 30

5.7K 355 8
                                    

Selamat Hari Kamis xixixi

Buat kalian yang udah penasaran dengan kelanjutan The Abilerdo bisa di baca nih sekarang secara langsung di Karykarsa juga ya

Jangan lupa vote dan comment dong pastinya karena lagi seru-serunya nih

Tunggu update an Selasa ya

Happy reading

*-*-*

"Kau sama sekali tidak mendapatkan jejak untuk pria brengsek itu ?" Ucap Austin datar dengan memandangi Stev yang duduk di depannya saat ini.

Stev menggelengkan kepalanya dengan membolak-balikkan proposal yang di dapatkannya.

"Melly mengatakan jika dia di perkosa. Jadi tentu saja pria yang menghamilinya bukanlah kekasihnya. Dari Ethan sendiri dia mengatakan jika aku adalah kekasih pertamanya" ucap Austin dan Stev menganggukkan kepalanya sebelum mendongak menatap Austin.

"Aku belum menemukan bukti sama sekali tentang hal ini. Sebenarnya jalan satu-satunya adalah menanyakan langsung pada Melly"

Austin menaruh bulpoin miliknya dan mendengus. Ya tentu saja jawaban Stev benar. Tetapi Austin tau bagaimana ekspresi Melly ketika membahas tentang hal ini.

Bagaimanapun peristiwa itu merusak mental Melly dan perempuan itu terlihat sangat ketakutan tentang masalah itu. Bahkan sejak semalam perempuan itu terus meracau dengan suara lirihnya.

Membuat Austin yang mendengarnya menjadi marah. Pria brengsek itu harus di temukan dan di hancurkan. Tidak semestinya pria itu bisa hidup dalam di luaran sana sedangkan Melly menanggung pedih ini sendiri.

Austin dapat membayangkan bagaimana hancur Melly kala itu. Belum lagi berita tentang kehamilan yang di dapatkannya saat itu.

Seharusnya Austin terus memantau Melly dan tak pernah berpikir untuk menghentikannya. Jika saja Austin terus memantau Melly.

Mungkin anak buahnya akan mengetahuinya dan dapat mencegah semua ini. Tetapi karena kesalahan bodohnya Melly harus menanggung semua ini tanpa penjagaan.

"Aku tidak mungkin menanyakan langsung. Setidaknya tidak bisa untuk sekarang. Melly sedang terguncang" balas Austin dan Stev terlihat menghela napas.

"Aku akan meminta bantuan beberapa detektif dan memantau beberapa CCTV untuk mencari tau. Tentu saja kejadiannya mungkin di pantau oleh salah satu CCTV di kota ini"

Austin menyetujuinya dan memberikan Stev akses untuk menghubungi para detektif ternama. Hingga suara ketukan terdengar dan Austin memberikan arahan untuk masuk.

Melly terlihat membuka pintunya dengan wajah masih mengantuknya. Perempuan itu terlihat ragu-ragu berdiri di ambang pintu.

Wajah Austin seketika berubah melembut melihat ternyata Melly yang menghampirinya.

"Kemarilah, sayang. Kau bisa masuk" ucap Austin dengan melambaikan tangannya agar Melly mendekat.

Melly masuk ke dalam ruangan kerjanya masih menggunakan Piyama panjang tanpa alas kakinya. Dengan kakinya yang mungkin Melly mendekati meja kerjanya.

"Jangan hiraukan Stev. Dia akan pergi sebentar lagi" ucap Austin dan Stev terlihat mendengus karena usiran tersebut.

"Aku tidak masalah Stev di sini. Dia baik" ucap Melly sambil mendekati Austin dan Austin mengulurkan tangannya agar di sambut oleh Melly.

Stev yang mendengar hal itu tersenyum senang dan menepuk dadanya bangga karena mendapat penilaian baik dari Melly.

"Dia sudah tidak di perlukan"

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang