Chapter 9

9.7K 585 16
                                    

Jangan lupa vote dan comment

*-*-*

Austin menatap perempuan yang terlihat nyaman bergelung di sampingnya. Beberapa helaian rambut terlihat menutupi wajahnya yang tertidur pulas.

Sebuah senyuman muncul di sudut bibir Austin. Sialan! Kenapa dirinya seperti pria yang mencuri-curi kesempatan begini.

Tapi mau bagaimana lagi ? Seharusnya Melly berterima kasih kepadanya nanti ketika bangun.

Bagaimanapun Austin sudah menyelamatkan Melly dari obat perangsang seperti itu.

Lagian seharusnya Melly bangga sudah tidur dengannya. Bukannya malah marah.

Melly terlihat menggerakkan badannya dan membuat Austin menggeram pelan. Selimut tersingkap dari dari dada Melly yang menyembul sedikit.

Austin menelan ludahnya dan menarik selimut itu untuk menutupi pemandangan indah itu.

Ya ya mereka sudah melakukannya. Jangan mengatainya mencuri-curi kesempatan. Dari awal sudah kukatakan jika Austin hanya membantu itu saja.

Awalnya Austin ingin mencari cara lain supaya Austin tidak perlu meniduri Melly.

Bukan karena takut hanya saja Austin tidak membayangkan saja apa yang akan dilakukan Melly ketika mengetahui hal ini

Bagaimanapun Melly masih menyimpan dendam padanya ketika dulu Austin menciumnya

Ketika masih di bawah umur

Sialan! Bagaimanapun mereka berdua tidak bisa dikategorikan di bawah umur. Mereka berdua memiliki ketertarikan yang sama

Hanya saja Melly dengan baik menutupinya. Sedangkan Austin sendiri benar-benar tergila pada Melly, adik kelasnya sendiri.

Ketika Austin memikirkan cara lain Melly malah terus menggodanya. Tentu saja iman Austin yang lemah ini akhirnya runtuh juga.

Urusan besok paginya adalah urusan nanti. Saat itu yang dipikirkannya hanyalah godaan yang diberikan Melly padanya.

Austin mengusap wajahnya yang terasa sudah fresh dan tidak mengantuk sama sekali. Jam menunjukkan pukul delapan pagi.

Saat terbangun tadi Austin menemukan sebuah pesan dari Stev yang mengatakan jika di luar kamar ini sudah ada bodyguard yang menjaga Austin

Kemanapun Austin pergi memang harus diberikan pengawalan. Bagaimanapun Austin bukanlah sosok orang biasa, dia adalah ketua mafia dan semua orang mengincar nyawanya.

Austin menatap Melly lagi yang masih nyaman tertidur. Bisa saja Austin melangkah pergi saat ini juga.

Melly juga tidak akan mengetahui siapa pelaku yang menidurinya. Hanya saja Austin tidak mau melakukannya setidaknya dia harus mengakui dan memberitahu Melly apa yang sudah mereka lakukan.

Austin yakin hubungan mereka tidak hanya akan sampai di sini saja. Karena Austin sudah memantapkan hatinya jika dengan Melly dirinya bukan hanya sebuah nafsu saja.

Sialan! Bagaimana bisa Austin sangat terjatuh dengan pesona Melly. Jika dibandingkan dengan semua perempuan yang sudah di tawarkan padanya Melly tentu saja tidak terlalu cantik.

Hanya saja Austin mencintai perempuan ini bagaimanapun keadaannya. Memalukan sekali mengakui hal ini.

Suara erangan terdengar pelan sebelum Melly terlihat menggeliat dari tidurnya.

Austin hanya diam dan menyaksikan Melly yang mulai tersadar dari bangunnya. Debaran jantungnya terasa berdetak sekarang menatap Melly yang mulai membuka matanya

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang