Chapter 6

10.9K 707 15
                                    

Jangan lupa vote dan comment ya

*-*-*

Ikatan yang lepas di tangannya membuat Melly tersadar dan ingat dengan posisinya saat ini. Melly memegang tangannya yang terasa sakit karena di ikat terlalu kencang.

Austin menatapnya sebentar sebelum berbalik menuju singgah sananya tadi. Melly melihat ke sekitar ruangan ini yang terkesan gelap dan seolah-olah mengintimidasi.

"Ini dimana ?" Ucap Melly dan senyuman Austin terlihat.

"Kau seharusnya ingat dengan rumahku" ucap Austin enteng dan Melly menganggukkan kepalanya.

Melly menatap Austin yang ternyata juga menatapnya dari atas sana. Austin terlihat berbeda dari terakhir kali diingatannya.

Kejadian di rumah Austin bukanlah terakhir kalinya Melly bertemu dengan pria itu. Setelah seminggu setelah kejadian itu Melly melihat Austin tengah berciuman dengan perempuan di salah satu cafe seberang jalan.

Hal itu membuat Melly tersenyum miris melihatnya. Menertawakan dirinya sendiri karena sempat memikirkan tentang semua pertanyaan Austin yang ditujukan padanya.

Tetapi ternyata dirinya salah. Austin tidak menyukainya secara tulus dan Melly menganggap semua ucapan itu adalah sebuah rayuan supaya Melly mau jatuh ke pelukan Austin.

Melly memilih untuk meninggalkan cafe itu dan tak pernah menampakkan diri lagi. Melly berusaha fokus menggapai mimpinya dan mengubur Austin jauh di dalam lubuk hatinya

Perubahan Austin membuatnya melupakan pria itu. Perubahan yang karenakan usia. Umur mereka sudah tidak lagi muda dan kedewasaan terlihat jelas di wajah Austin saat ini.

Berbeda jauh kala mereka masih di bangku Senior High School dulu. Jika kalian bertanya apakah Austin sekarang lebih tampan.

Ya tentu saja pria ini sangat tampan.

"Kau semakin cantik" ucapan itu sukses membuat Melly tertegun.

Tak terpikirkan jika Austin akan menanyakan hal yang simpel. Setelah sekian lama mereka tidak bertemu.

"Ehm... Aku tidak membutuhkan rayuanmu. Apa yang kau lakukan padaku" ucap Melly berusaha mengalihkan suasana aneh yang terjadi di antara mereka.

Sebuah senyuman terlihat muncul di sudut bibir Austin ketika menatap Melly.

"Kau masih segalak dulu, Mel" ucap Austin dan Melly mendengus mendengar.

"Kau masih sebrengsek dulu" sahut Melly yang sukses membuat Austin tertawa keras mendengarnya.

"Apa kebrengsekanku sampai kau terlihat begitu membenciku" pancing Austin yang membuat Melly semakin kesal mendengarnya.

"Kau menciumku ketika aku masih di bawah umur"

Austin menggelengkan kepalanya. Tak pernah menyangka jika hal ini yang membuat Melly masih memandangnya dengan tatapan permusuhan.

Bahkan setelah bertahun-tahun tidak bertemu kembali. Walaupun bisa dikatakan mereka tidak memiliki hubungan. Tetapi tetap saja Melly adalah sosok yang terkenang di ingatannya.

Jika Melly tidak mengingatnya lain halnya dengan Austin yang masih mengingat jelas sosok Melly.

Sosok yang masih membuatnya jatuh hati.

"Kau bukan anak di bawah umur saat itu, Mellyta. Bahkan jika kita having sex itu pun tidak masalah"

Ucapan Austin yang terlalu frontal itu membuat Melly terkejut bukan main. Pipinya langsung memerah membayangkan apa yang dikatakan oleh Austin.

The Abilerdo ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang