Setelah membuat Sasha lemas dan tidak berpikir, Edward pada akhirnya membuat Sasha untuk kembali menulis. Kali ini tanpa intrupsi yang membuat Sasha kehilangan akal. Hanya dibutuhkan waktu yang tidak lebih dari dua jam, Sasha pun berhasil menyelesaikan bab yang dijadwalkan tengat saat ini. Mendapatkan apa yang diinginkan, Edward pun pergi dari apartemen Sasha.
Kejadian itu sudah terjadi beberapa hari yang lalu.
Saat ini Sasha kembali sendiri di apartemennya. Duduk di hadapan komputer jinjing yang menyala, menuliskan bab yang masih memiliki belum mencapai tengat. Proses menulis Sasha tidak bisa dikatakan lancar, namun cukup baik karena Sasha berhasil membuat beberapa paragraf pada program penulisan.
Jari Sasha yang semula ingin menyentuh tompol papan untuk mengetikkan paragraf lain, terhenti. Dikarenakan mendengar nada panggilan yang datang dari ponselnya. Hanya satu orang yang terbayang dalam benak Sasha akan siapa di balik panggilan itu. Edward.
Meski alam hatinya, Sasha bertanya-tanya mengenai alasan kenapa Edward memanggilnya. Karena sejauh ini, Edward yang meski tahu bagaimana menghubunginya, sama sekali tidak pernah menghubungi Sasha. Dibanding menghubunginya, Edward orang yang lebih memilih datang langsung ke apartemen Sasha tanpa di undang.
Lalu, Sasha berpikir Edward tidak memiliki alasan sama sekali untuk menghubunginya. Karena satu-satunya alasan masuk akal dari panggilan yang dilakukan Edward pun tidak terpenuhi. Sebab masih butuh beberapa saat hingga bab yang Sasha kerjakan menemui tengat.
Sasha akhirnya pun berhenti bertanya-tanya dan meraih ponselnya. Melihat pada layarnya siapa yang bertanggung jawab atas panggilan tersebut.
Dugaan Sasha melenceng jauh. Pengenal panggilan yang tertera pada layar ponsel Sasha tidaklah menunjukan nama Edward, namun Archie—atau Arthur, adik Sasha. Setelah mengeluarkan hela napas kecewa yang tidak disadarinya, Sasha menyentuh layar untuk menerima panggilan masuk dari adik laki-lakinya itu.
"Halo, Archie," sapa Sasha.
Dari seberang panggilan, terdengar Arthur membalas sapaan Sasha dengan ceria, "Hai, Sasha."
"Ada apa, Archie?" Sasha tanpa memakan banyak waktu untuk berbasa-basi, langsung dengan segera menanyakan tujuan dari Arthur menghubunginya. Memang yang dilakukan Sasha terkesan dingin, namun jika dibalik, Arthur pun akan melakukan hal yang sama. Karena itulah cara kakak-beradik Jeffrish berkomunikasi.
"Jika saat ini kamu sedang tidak sibuk, aku ingin mengunjungimu, Sasha." Arthur pun dengan lugas memberitahu Sasha bahwa ia akan menggundang dirinya untuk mengunjungi Sasha jika kakaknya itu sedang tidak dipenuhi acara.
Sasha mendengus mendengar itu. Diiringi sebuah tawa kecil, Sasha mengatakan, "Kamu ingin menertawakan tempatku tinggal Archie?"
Arthur dengan singkat membalas, "Mungkin."
Percakapan kakak-adik tersebut, tidak lebih dari lelucon satir yang sering mereka lakukan. Hanya saja, Hal itulah yang kurang lebih terjadi saat Arthur berada di apartemen Sasha.
Arthur tidak tertawa terbahak atau mengeluarkan sesuatu yang bersikap menertawakan keadaan tempat Sasha tinggal saat ini. Hanya menampakkan ekspresi seolah Arthur melihat suatu tragedi atau keadaan yang naas. Yang bagi Sasha lebih buruk dibanding dengan Arthur terguling-guling di lantai dikarenakan tertawa histeris.
"Sasha ...," bisik Arthur sementara matanya menyapu apartemen Sasha yang besarnya dengan walk-in-closet yang berada di apartemen yang Arthur tinggali. Yang terbilang sangatlah kecil dibanding kediaman utama keluarga Jeffrish.
"Sasha pindahlah ke salah satu apartemenku saat ini. Kita bisa membawa keperluan dan barang-barang pribadimu saat ini sementara yang lainnya menyusul." Tanpa menanyakan persetujuan dari yang bersangkutan, Arthur mulai merencanakan kepindahan Sasha dari apartemennya. Karena ia tidak tega melihat Sasha tinggal di tempat yang baginya sangat menyedihkan ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Erotica
RomanceSasha Millova Jeffrish seorang gadis muda yang mempunyai hasrat menjadi Penulis. Suatu hari datang sebuah tawaran yang membuatnya menjadi Penulis. Sayangnya itu semua hanyalah sebuah jebakan Edward Regulus Marton untuk mencapai keinginannya. Pering...