Sasha yang tengah duduk di sofa yang berada di ruang tengah apartemennya, entah yang keberapa kalinya, melirik secarik kertas berbentuk persegi yang berada di permukaan meja kopi. Itu adalah kartu nama Leonis yang bertuliskan nomor ponsel pribadi pria itu.
Tidak seperti sebelumnya, di mana Sasha hanya memandangi, untuk kemudian berpura-pura tidak melihatnya sama sekali. Kali ini Sasha mengambil kartu nama itu dari meja dan melihat goresan yang tertera permukaannya. Nomor ponsel pribadi Leonis yang bahkan tanpa melihat kartu nama yang berada di tangannya, Sasha dapat mengulanginya tiap angkanya.
Namun meski begitu, lewat dari tiga hari setelah sejak Sasha mendapatkan kartu nama tersebut. Sasha tidak ada sedikit pun niat untuk meraih ponselnya dan mengetikkan nomor Leonis untuk menghubungi pria itu. Hal itu bukan dikarenakan Sasha berniat untuk menghindari atau tidak ingin berhubungan lagi dengan Leonis.
Sasha hanya merasa dirinya tidak memiliki alasan tepat untuk menghubungi pria itu. Atau lebih tepatnya lagi, Sasha menunggu waktu yang tepat untuk menghubunginya.
Lalu, seperti pengulangan situasi saat Sasha pulang dari pesta yang diadakan Arthur. Dengan sembarang Sasha melemparkan kartu nama Leonis ke arah meja kopi yang berada di samping sofa. Bersikap bahwa benda itu bukanlah hal penting dan mungkin ada benarnya.
Dengan malas dan sedikit enggan, Sasha meraih laptop yang berada di sisi lain sofa. Membukanya untuk memperlihatkan layar yang menunjukkan program penulisan dengan jumlah paragraft yang menyedihkan yang Sasha hasilkan kemarin. Tangan Sasha dengan lambat mencoba menuliskan kata. Berusaha untuk menyelesaikan bab yang saat ini ia kerjakan sebelum menemui tengat.
Karena jika Sasha melewati batas tengat dan belum menghasilkan apa pun, Sasha tidak bisa membayangkan apa yang akan Edward lakukan jika hal itu terjadi. Sasha menggelengkan kepala untuk mengeyahkan bayangan yang mulai muncul dalam kepalanya, juga mengisyaratkan bahwa ia tidak ingin itu terjadi. Tapi ada beberapa bagian diri Sasha memiliki pendapat lain.
Puncak dada Sasha mengeras dan kewanitaannya berkedut serta memproduksi cairan yang kini Sasha rasa menyentuh permukaan celana dalamnya.
Sasha ingin sekali tidak mengacuhkan reaksi tubuhnya itu. Tapi ia kesulitan untuk menahan diri. Hanya tahu kini jari-jarinya menyentuh permukaan celana dalamnya untuk memberikan rangsangan pada bagian kewanitaannya yang sensitif.
Atas tindakannya itu, Sasha beralasan bahwa apa yang dilakukannya saat ini wajar. Mengingat sejak ia mengenai tubuh pria, Edward tanpa lelah mengenalkan Sasha pada kenikmatan dengan mencumbunya dengan liar dan tanpa henti. Oleh itu jika saat ini dirinya sangat mendamba untuk dipenuhi tidaklah aneh.
Dengan alasan yang ia kemukakan atas tindakannya, kini Sasha tidak ragu lagi untuk memenuhi kebutuhan yang kini dipinta oleh tubuhnya. Dengan jarinya, Sasha menyibak celana dalam yang ia kenakan. Lalu tanpa ragu memasukkan kedua jarinya untuk mengisi kewanitaannya.
"Ah," eluhan itu Sasha keluarkan saat ia merasakan jarinya membuai bagian dalam tubuhnya.
Untuk membuat dirinya semakin terbuai, Sasha menggerakkan jarinya. Saat Sasha merasa itu belum cukup, ia menambahkan satu jari lain untuk ikut masuk ke dalam dirinya. Hal itu hanya memuaskan diri Sasha dalam sejenak. Saat dirinya dilanda oleh frustrasi akan situasi tersebut, Sasha mengingat sesuatu.
Sasha pun bangkit dari sofa untuk berjalan ke kamar tidur dengan sedikit timpang disebabkan oleh tubuhnya yang gamang.
Sasha menghampiri nakas yang berada di samping tempat tidur dan membuka lacinya. Di sana terdapat hadiah yang pernah mengisi kewanitaannya yang Edward berikan. Sasha tanpa ragu mengambil kejantanan imitasi dengan ukuran yang terlihat menyeramkan, namun tidak ada apa-apa jika dibandingkan dengan kejantanan orang yang memberi benda tersebut.
Mungkin, dikarenakan Sasha larut dalam gairah yang menyelubunginya, dengan sengaja Sasha menempatkan diri di tepi tempat tidur di mana sebuah cermin seukuran badan berada.
Setelah memposisikan diri di mana seluruh dirinya terpantul di cermin, Sasha mengarahkan kejantanan imitasi yang ia pegang ke mulut. Menjilat dan mengulumnya sama seperti yang Sasha lakukan pada kejantanan Edward. Wajah Sasha menampilkan ekspresi penuh nikmat saat melakukan hal itu. Mungkin dikarenakan dalam otaknya Sasha membayangkan melakukan kegiatan tersebut pada seorang pria yang tidak ingin Sasha sebutkan, alih-alih sebuah kejantanan imitasi.
Dikarenakan kuluman yang Sasha lakukan, kini kejantanan imitasi yang berada dalam tangan Sasha seluruhnya diselubungi oleh cairan. Yang memudahkan Sasha memasukkan benda tersebut dalam dirinya.
"Aaah!" Memang kejantanan imitasi tidaklah sebanding dengan apa yang Edward miliki, juga minus dengan rasa hangat yang Sasha sukai. Tapi kejantanan imitasi yang kini besarang di tubuh Sasha lebih baik dari jari-jari letik miliknya.
Satu tangan Sasha bergerak dengan liar menarik dan menghujamkan kejantanan imitasi dalam dirinya hingga ia mengerang tidak henti-henti. Sementara tangan satunya, menurunkan bagian atas pakaian yang ia kenakan hingga memperlihatkan buah dadanya. Yang tanpa ragu jari Sasha mempermainkan puncaknya hingga erangan yang ia keluarkan semakin kencang.
Dari matanya yang nanar, Sasha melihat pantulan yang tereleksi oleh cermin. Sasha merasa bahwa perempuan liar yang tanpahenti menghujamkan kejantanan imitasi dalam kewanitaannya yang ada di sana bukanlah dirinya. Tapi mungkin itu adalah dirinya, namun dirinya yang berbeda. Yang terpantul di cermin adalah diri Sasha yang lain. Perempuan yang sudah meneguk kenikmatan dan mabuk akannya.
Saat kenikmatan sudah hampir Sasha raih, ia mendengar suara dering yang memecah konsentrasinya. Pada awalnya Sasha ingin mengacuhkan suara bel yang kini bergema. Tapi suara yang berkumandang tanpa henti membuat gairah Sasha berganti dengan rasa kesal. Belum lagi dengan gagalnya kenikmatan yang hampir ia raih.
Dengan tergesa, Sasha menarik lepas kejantanan imitasi yang bersarang di kewanitaannya dan mencampakkan begitu saja di lantai. Tidak lupa untuk menarik bagian atas pakaian untuk menutupi buah dadanya yang semula terpampang. Sasha tidak ambil pusing untuk memakai celana dalamnya lagi.
Karena dilihat dari tidak sabarnya bel yang berbunyi kemungkinan besar yang datang adalah seorang kurir yang mengantarkan paket yang mungkin Sasha lupa sebelumnya pernah memesan. Oleh itu dengan keadaan seadaanya Sasha berniat untuk menyelesaikan urusan apa pun di depan pintu dan melanjutkan kegiatan yang sebelumnya ia lakukan.
Hanya saja saat Sasha membuka pintu apartemennya, yang menyambutnya berdiri di sana bukanlah seorang kurir berseragam yang menganttarkan barang. Melainkan pria yang sudah beberapa lama tidak Sasha temui dan secara sarkastik Sasha pikir mata.
"Edward ...?" Bibir Sasha meluncurkan nama pria itu.
Sasha yang semula tidak mempedulikan keadaannya, kini dengan sedikit panik membenani diri. Namum pandangan Edward tidaklah mengarah pada Sasha yang kini menyisirkan rambutnya dengan jari, namun mengarah ke dalam apartemen Sasha.
"Sasha, bolehkan aku mengundang diri ke dalam apartemenmu?"
Erotica - Draft 24 | 07 Oktober 2022
___
Terima kasih atas semua dukungan kalian yang membaca cerita saya, baik berkomentar, vote, mengikuti saya, memasukan cerita ini ke daftar bacaan, bahkan mempromosikannya.
Maaf karena saya tidak dapat mengucapkan rasa terima kasih satu per satu atas semua itu, juga tidak membalas komentar-komentar tersebut secara personal. Tapi saya membaca semuanya (baik komentar ataupun pemberitahuan) dan sangat berterima kasih atas dukungan-dukungan tersebut.
Ayo kirimkan komentar menarik kalian pada bagian ini, agar pada berikutnya cerita didedikasikan untukmu. Jangan lupa untuk men-follow atau vote untuk mendukung terus cerita ini.
Peluk dan cium dari saya untuk kalian semua,
Carramella
![](https://img.wattpad.com/cover/9106232-288-k62884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Erotica
RomanceSasha Millova Jeffrish seorang gadis muda yang mempunyai hasrat menjadi Penulis. Suatu hari datang sebuah tawaran yang membuatnya menjadi Penulis. Sayangnya itu semua hanyalah sebuah jebakan Edward Regulus Marton untuk mencapai keinginannya. Pering...