Di waktu yang mana hari melakukan pergantian waktu di antara pagi dan siang. Sasha membuka mata dari tidurnya yang terlelap dan mendapati sisi tempat tidur, yang mana semula ditempati oleh Edward, sudah tidak berpenghuni.
Jika bukan dikarenakan keadaan selimut yang tidak begitu rapi, juga bantal yang menunjukan sisa tanda bahwa telah dipakai sebelumnya. Sasha pastilah berpikir pada malam sebelumnya, di mana Edward tanpa pemberitahuan muncul di apartemennya, lalu berlanjut dengan bergelumulan panas yang mereka lakukan di atas tempat tidur, hanyalah sebuah mimpi liar yang diciptakan oleh ia dalam tidurnya.
Karena saat ini, Sasha tidak melihat adanya tanda-tanda akan kehadiran pria itu di sini. Tidak dengan pakaian yang tidak digunakan yang tercecer di lantai, ataupun keberadaan pria itu sendiri.
Setelah melewati beberapa waktu dengan Edward, seharusnya Sasha tidaklah lagi heran dengan situasi yang saat ini berlangsung. Ini bukan pertama, ataupun kedua kalinya. Ini adalah satu dari sekian banyak keadaan yang Sasha alami setelah menghabiskan waktu dengan Edward.
Terlebih mengingat bentuk hubungan yang mereka miliki. Apa yang bisa Sasha harapkan? Untuk Edward tetap tinggal hingga ia terbangun dan memakan sarapan bersama sebelum pria itu pergi?
Hanya dengan melintasnya pemikiran itu di kepalanya, membuat Sasha mendengus. Seraya menampilkan senyuman mencemooh yang ia tujukan pada dirinya sendiri. Karena dengan berani mengkhayalkan sesuatu yang tidak pantas. Seperti menghabiskan waktu dengan kegiatan yang naif seperti memakan sarapan bersama dengan Edward.
Membuang segala pemikiran yang menari di kepalanya, Sasha bangkit dari tempat tidur. Jika ketidakhadiran Edward membuat Sasha mempertanyakan akan percintaan panas yang mereka lakukan hanyalah merupakan khayalan liar Sasha. Maka nyeri yang Sasha rasakan di sekujur tubuhnya saat ini, merupakan pengingat bahwa kejadian yang melibatkankan ia merasakan kepuasan seksual yang beruntut adalah nyata.
Terlebih dengan bagian kewanitaan yang masih terasa terisi, meski kejantanan Edward telah meninggalkan tempat tersebut entah sejak kapan.
Sasha dengan segera menggelengkan kepala untuk mengusir pemikiran tidak perlu yang saat ini merayap, berusaha mengambil alih pikirannya. Dengan tubuh yang masih terasa nyeri di beberapa bagian, Sasha berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Juga sebagai meditasi dalam usahanya untuk mengenyahkan Edward sepenuhnya dari pikirannya. Mengingat pria itulah penyebab utama dari banyaknya hal yang tidak perlu yang memenuhi kepalanya.
...
Setelah Sasha disegarkan oleh kegiatan membersihkan diri yang ia lakukan. Sasha merasa bahwa dirinya kini sudah berhasil menghilangkan apa pun yang bersangkutan dengan Edward dan segala hal yang mengikutinya.
Namun, tindakan yang Sasha tunjukan bertentangan dengan apa yang ia yakini. Saat ini, Sasha tengah menyibukan diri untuk menyiapkan sarapannya yang terlambat. Meski Sasha berusaha sekuat tenaga untuk mencoba memusatkan fokusnya pada wajan yang tengah menggoreng telur dan daging asap, dalam setiap beberapa detik sekali, perhatian Sasha teralih pada pintu utama apartemennya.
Memperlihatkan bahwa Sasha mengharapkan seseorang untuk masuk melenggang dari sana. Sosok pria yang Sasha yakini sudah ia lenyapkan sepenuhnya dari kepala. Hanya saja kenyataannya, menyita hampir seluruh perhatian Sasha. Menyisakan sedikit fokus pada apa yang Sasha kerjakan. Hingga hampir membuat Sasha menggoreng hangus apa yang ada di wajan.
Namun sebelum sarapannya berubah menghitam menjadi arang, Sasha berhasil menyelamatkannya. Walau kini telur dan daging asap dalam keadaan terlampau matang dan menciptakan pinggiran renyah kecokelatan, tapi masih layak untuk dimakan.
Sasha menyajikan hidangan tersebut di atas sebuah piring dan menuangkan jus jeruk kemasan yang ia simpan pada lemari pendingin ke dalam gelas, sebagai pendamping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erotica
RomansSasha Millova Jeffrish seorang gadis muda yang mempunyai hasrat menjadi Penulis. Suatu hari datang sebuah tawaran yang membuatnya menjadi Penulis. Sayangnya itu semua hanyalah sebuah jebakan Edward Regulus Marton untuk mencapai keinginannya. Pering...