Draft 22

5.9K 211 9
                                    

Dalam benak Sasha, 'Arthur' dan 'Kejutan' bukanlah suatu hal yang akan ia padukan jika tidak menginginkan sebuah yang tenang. Terlebih dengan kata 'Pesta' yang menjadi latar dari kedua hal itu. Sama saja seperti mendapatkan peringatan akan terjadinya hal yang tidak menyenangkan, atau jika tidak keadaan yang memalukan, pun bukan itu maka situasi yang canggung dan berharap ada lubang yang tiba-tiba muncul yang bisa dijadikan alat untuk lari dari keadaan itu.

Sasha yang tahu sekali akan hal itu, kini sedang mempertanyakan kewarasannya.

Karena saat ini Sasha sedang berada dalam mobil yang Arthur atur untuk membawanya ke lokasi pesta diadakan. Beberapa kali Sasha berpikir untuk meminta supir untuk menepikan mobil ke sisi jalan agar ia bisa keluar. Bahkan Sasha sempat bersikap dramatis untuk keluar dari mobil yang tengah berjalan.

Tapi niatnya itu, seberapa pun Sasha menginginkannya, tidak akan ia lakukan.

Banyak alasan yang bisa Sasha lempar untuk pilihan itu. Seperti janjinya pada Arthur, tidak ingin menyusahan orang yang ditugaskan untuk menjemputnya, dan sebagainya. Namun hal itu, hanyalah alasan demi sebuah alasan. Sebab, jika jujur, hal yang membuat Sasha tetap diam di dalam mobil yang membawanya ke pesta, tidak lain dikarenakan ia sedikit banyak merasa penasaran dengan kejutan yang Arthur siapkan.

Sasha yang mengenal Arthur bahkan sebelum pria itu dilahirkan, tentu saja sangat mengenal baik tindak-tanduk adiknya itu. Bisa dikatakan sulit bagi Sasha merasa terkejut dengan apa pun yang Arthur perbuat. Oleh itu Sasha merasa tergugah dengan sikap percaya diri yang Arthur tunjukan atas 'kejutan'-nya. Meski ada kemungkinan besar akan membawa bencana baginya.

Pun jika saat ini Sasha berubah pikiran, ia rasa sudah terlambat untuk itu. Mengingat saat ini mobil telah berhenti di depan hotel tempat Arthur menyelenggarakan pesta. Saat pintu mobil dibuka, Sasha segera keluar dan berjalan menuju aula besar.

Seperti pengalaman Sasha menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh Arthur, aula besar pada hotel tersebut dipenuhi baik pengusaha, eksekutif, atau generasi kesekian keluarga mapan, dengan umur yang tergolong muda. Beberapa dari mereka Sasha kenal. Beberapa kali Sasha berhenti untuk menyapa dan melakukan obrolan kecil, selebihnya Sasha hanya mengangguk ke arah mereka sebagai salam.

Sasha terus berjalan sampai akhirnya berada tidak jauh dari kerumunan yang ia tahu pusat dari pesta itu sendiri. Arthur di kelilingi oleh teman, kenalan, juga musuh, berada di tengah kerumunan dengan salah satu tangan memegang sampanye yang dalam beberapa kali kesempatan ia gunakan untuk bersulang.

Selama beberapa saat Sasha hanya diam mengamati Arthur yang sepertinya menikmati tiap detik yang ia lewati. Sampai mata Arthur bertemu dengan pandangan Sasha. Melihat Sasha berdiri tidak jauh darinya, Arthur memberikan isyarat pada orang-orang di sekelilingnya bahwa ia akan meninggalkan mereka selama beberapa saat dan menyibak kerumunan tersebut agar ia dapat berjalan mendekati Sasha.

"Sasha!" seru Arthur, tangannya terentang untuk menyambut Sasha dengan sebuah pelukan.

Sasha tanpa ragu masuk ke dalam pelukan Arthur dan memberikan adiknya itu sebuah pelukan hangat. Sebelum mengatakan, "Populer seperti biasanya."

Sebuah tawa kecil keluar dari bibir Arthur. Namun ia tidak mengatakan apa pun untuk menyanggah pernyataan Sasha. Karena jika Arthur melakukan itu, baik dirinya ataupun Sasha tahu, hal tersebut tidak lebih dari sikap munafik yang tidak perlu.

"Kamu menyukai pesta ini, Sasha?" tanya Arthur sambil memberikan isyarat pada pelayan yang lalu lalang untuk menyediakan minuman dan makanan. Meletakkan gelas kosong yang ia pegang dan mengambil dua gelas baru yang terisi oleh sampanye. Salah satunya Arthur serahkan pada Sasha.

Yang Sasha terima dan menyesap sedikit isinya sebelum menjawab, "Aku senang untukmu, Archie."

Hanya itu yang bisa Sasha katakan untuk menjawab pertanyaan Arthur. Mengingat belum lama Sasha memasuki aula ini dan menjadi bagian dari pesta, untuk memiliki opini kuat akan pesta itu. Juga sejatinya Sasha tidak terlalu suka bersosialisasi seperti halnya Arthur. Tapi Sasha merasa senang atas pesta ini untuk adiknya.

"Ngomong-ngomong, Achie," Sasha membuka lagi pembicaraan, "kejutan apa yang kamu siapkan untukku?"

Arthur terdiam dan memandang Sasha sejenak sebelum tertawa. "Sasha, sasha, kenapa kamu begitu tidak sabar. Pesta baru saja dimulai dan kamu ingin dengan segera mengetahui kejutanmu."

Tanpa basa-basi Sasha membalas, "Aku ingin mengetahui secepatnya dan pulang dengan segera Archie."

Melihat sikap menarik diri yang Sasha lakukan pada kegiatan sosial, membuat Arthur tidak bisa mengatakan apa pun. Hanya bisa menggela napas panjang untuk meresponsnya. Namun Arthur tidak mencoba untuk mendesak Sasha untuk memiliki sikap yang berbeda. Sementara untuk kejutan yang ia persiapkan dan Sasha ingin ketahui, meski ingin memenuhinya, hal itu diluar kendalinya.

Oleh itu Arthur pun dengan jujur berkata, "Sasha meski pun ingin mengetahui kejutanmu dengan segera, aku rasa untuk saat ini sangatlah sulit untuk itu."

Mendengar perkataan yang Arthur ucapkan, mata Sasha memicing dan di wajahnya tersirat ekspresi yang menyatakan ia sangat curiga dengan apa pun yang ingin Arthur lakukan atau berikan sebagai kejutan baginya. "Kenapa kamu sulit untuk itu?

"Jangan katakan bahwa kejutanmu berkaitan dengan mahkluk hidup lain?" Otak Sasha secara otomatis mengirimkan kilas ulang mengenai kenangan dengan kata kunci, 'Arthur', 'Kejutan', dan 'Mahluk Hidup'. Kenangan yang tidak bisa dikategorikan sebagai suatu hal yang menyenangkan.

Hal itu bertambah buruk saat Arthur tanpa ragu mengkonfirmasi kecurigaan yang Sasha rasa. "Iya, bisa dikatakan begitu."

Insting Sasha dengan segera meneriakkan perintah untuk pergi menjauh secepat mungkin dari aula besar di mana pesta diselenggarakan. Namun sebelum Sasha melakukan apa pun, Arthur menampakkan ekspresi cerah yang mengisyaratkan Sasha sudah sangat terlambat jika ia memang memiliki niat untuk meninggalkan pesta.

"Orang ini entah disengaja atau tidak selalu mengambil momentum yang tepat," kata Arthur.

Mata Sasha pun seketika berpaling ke arah Arthur memandang. Di mana tertuju pada pintu masuk. Di sana terdapat  beberapa orang yang berjalan masuk menuju pesta. Namun mata Sasha lekat pada satu sosok.

Seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut hitam pekat dengan panjang melewati bahu yang dibiarkan begitu saja. Memberikan kesan liar menyenangkan yang membuat wanita memiliki keinginan jika tidak ingin menjinakkannya, maka ikut terseret dan menyicipi keliaran yang ia miliki. Terlebih dipasangkan dengan mata berwarna hazel. Warna yang sama dengan yang dimiliki oleh Edward.

Saat melihat sosok itu, bibir Sasha dengan lirih meluncurkan sebuah nama, "Leonis."

Seperti mendengar ucapan Sasha yang nyaris tidak terdengar itu, Leonis berpaling ke arah mereka dan berjalan mendekat. "Hai, Sasha, Archie, lama tidak berjumpa."

Sasha tidak mendengar jelas sapaan yang dilakukan oleh Leonis itu, karena kepalanya dipenuhi oleh satu hal. Sebelumnya Sasha berpikir bahwa Arthur dan Kejutan bukanlah suatu hal yang dapat dipadukan. Dan dengan ini, membuat Sasha menjadi sangat yakin akan hal itu.

Erotica – Draft 22 | 26 Juni 2022

___

Terima kasih atas semua dukungan kalian yang membaca cerita saya, baik berkomentar, vote, mengikuti saya, memasukan cerita ini ke daftar bacaan, bahkan mempromosikannya.

Maaf karena saya tidak dapat mengucapkan rasa terima kasih satu per satu atas semua itu, juga tidak membalas komentar-komentar tersebut secara personal. Tapi saya membaca semuanya (baik komentar ataupun pemberitahuan) dan sangat berterima kasih atas dukungan-dukungan tersebut.

Ayo kirimkan komentar menarik kalian pada bagian ini, agar pada berikutnya cerita didedikasikan untukmu. Jangan lupa untuk men-follow atau vote untuk mendukung terus cerita ini.

Peluk dan cium dari saya untuk kalian semua,
Carramella

EroticaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang