Draft 7

19.1K 632 46
                                    

Dengan nafas yang tersengal dan  tubuh yang dipenuhi peluh, Sasha terbangun dari tidur yang semula memberikan sebuah mimpi liar yang tidak pernah terlintas sebelumnya dalam pikiran Sasha. Berhubungan seks dengan dua orang pria. Lebih tepatnya dengan Edward dan juga Leonis.

Memikirkan hal itu, membuat Sasha mengalami kilasan adegan yang berada dalam mimpinya. Di mana dua pria itu—Edward juga Leonis, berbagi atas tubuhnya dan menyetubuhinya dengan liar dan tanpa ampun. Meski semua itu hanyalah mimpi, namun memberi dampak yang terasa begitu nyata pada tubuh Sasha. Jika bukan dikarenakan tidak adanya rasa menjejak atas kejantanan pria pada kewanitaannya, dengan keadaannya saat ini, Sasha akan beranggapan bahwa semua  yang ia alami adalah nyata.

Saat ini, meski sampai mati tidak akan ia akui secara lantang, Sasha sedikit banyak menyesali bahwa semua kejadian erotis tersebut hanyalah bunga tidurnya. Dikarenakan stimulasi yang dialami lewat mimpinya, membuat tubuh Sasha terasa panas dikarenakan terbakar gairah yang meletup. Bagian kewanitaannya kini berdenyut semakin hebat dan memproduksi cairan yang lebih banyak hingga Sasha merasa tidak hanya membasahi celana dalam yang ia kenakan, namun juga merambat turun pada kedua pahanya.

Tangan Sasha bergerak ke bagian bawah tubuh. Beralasan untuk memeriksa, apakah yang ia rasa benar. Namun, alih-alih mengusapkan jari pada bagian paha, tangan Sasha merasuk masuk ke dalam pakaian dalam yang ia gunakan. Mengapai bagian yang menonjol pada kewanitaannya. Saat jari Sasha menyentuh salah satu bagian tersensitif pada tubuhnya, ia merasakan sebuah sengatan yang membuat tubuhnya tersentak.

Sasha dengan segera menarik tangannya dari balik celana dalam dan melemparkan tatapan ke penjuru ruangan. Seakan takut seseorang memata-matainya dan melihat apa yang tengah ia lakukan. Sikapnya terbilang paranoid, namun setelah pengalaman yang Sasha lalui  dikarenakan Edward. Tindakan yang Sasha ambil terbilang wajar. Terlebih dengan kenyataan bahwa pemilik gedung apartemen yang ia tinggali tidak lain merupakan Edward. Sasha tidak merasa aneh jika pria itu menyadap kamera keamanan yang terpasang dalam apartemennya dan mengintai segala tindak tanduk yang ia lakukan.

Seharusnya, atas pemikiran tersebut, gairah yang Sasha rasakan menyurut. Alih-alih, Sasha merasakan kewanitaannya yang ia kira tidak bisa lagi berdenyut lebih kencang, berpacu ke tahap yang lebih tinggi. Tidak hanya itu, Sasha pun merasakan celana dalam yang ia gunakan semakin lembab dan basah, membuat bahannya melekat erat di bagian tubuh yang memproduksi cairan.

Tiap denyutan yang Sasha rasa pada bagian kewanitaannya, membuat bagian sensitif itu bergesekan pada permukaan celana dalamnya. Yang seharusnya terasa lembut, mengingat terbuat dari sutra murni, namun saat ini Sasha merasa permukaan bahan begitu kasar hingga ia dapat merasakan teksturnya pada tiap gesekan dan menyiksanya.

Tanpa sadar bagian tubuh Sasha bergerak. Menggesek bagian yang mencuat dari celana dalam yang ia kenakan pada matras tempat tidur yang bertutupkan sperai. Memberikan sensasi tambahan pada bagian tersensitifnya.

Gerakan Sasha semakin liar, saat ia merasa rangsangan yang diberikan baik oleh celana dalam atau gesekan pada permukaan tempat tidur tidaklah cukup, tanpa ragu Sasha membiarkan tangannya menyelusup kembali ke dalam pakaian dalamnya untuk  mengambil alih. Tindakan yang semula Sasha hentikan dikarenakan takut akan kemungkinan Edward memata-matainya, ia lakukan.

Sasha tidaklah lagi peduli jika memang Edward kini melihatnya melalui layar monitor yang mengintai bagian dalam apartemennya. Malah, Sasha menyalahkan Edward secara penuh atas tindakkan yang tidak terduga yang saat ini. Suatu hal yang jika pada normalnya tidak mungkin Sasha lakukan.

Iya, semua salah Edward, pikir Sasha.

Semua tingkah ganjil yang terjadi saat ini, dimulai dari mimpi liar di mana ia disetubuhi oleh dua orang pria atau pun dirinya yang saat ini tanpa henti memberikan rangsangan pada bagian sensitifnya demi mencapai sebuah kepuasaan. Semua itu disebabkan oleh Edward, yang sejak makan malam yang pria itu rancang sebagai penyiksaan padanya, tidaklah lagi melakukan suatu hal amoral.

EroticaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang