Draft 4

152K 2.6K 100
                                    

Erotica - Draft 4

Sasha keluar dari Porche perak Edward dengan kaki gementar. Akibat dari perbuatan Edward yang bermain-main dengan pengendali vibrator hingga Sasha berkali-kali merasakan terjangan orgasme dalam perjalanan. Sasha berusaha mengatur napas dan mencoba memadamkan rona merah yang membakar wajahnya.

Edward menghampiri Sasha, dan tanpa diduga mengangsurkan tangan untuk dijadikan penopang Sasha yang masih belum bisa berdiri tegak ataupun berjalan tanpa limbung. Dengan cemas Sasha memperhatikan sekeliling, takut jika ada orang yang menyadari bahwa dirinya hampir telanjang di balik gaun pendek yang ia kenakan.

Baru beberapa langkah Sasha ambil, ia tersentak dan berhenti. Merasakan vibrator dalam tubuhnya menjadi semakin dalam saat ia melangkah. Tapi Edward terus saja berjalan, memaksa Sasha untuk mengikutinya.

“E ... E-Edward. Berhenti!” engah Sasha meminta Edward berhenti.

Edward mulanya hanya memandang Sasha dengan raut datar, sebelum ia mencoba untuk kembali berjalan ke gedung restoran tapi dicegah Sasha dengan menarik jasnya.

“Edward, aku tidak bisa masuk ke dalam sana!” kata Sasha dengan mata berkaca-kaca.

“Kenapa?” tanya Edward tanpa simpati sedikit pun.

“Kau tahu, baik kau, keluargamu, ataupun keluargaku sering makan di tempat ini! Mereka mengenalku! Aku tidak ingin masuk dan makan dengan keadaan seperti ini!” Rasa frustasi yang hinggap dalam hati Sasha semakin besar tiap detiknya.

“Di tempat mana pun akan sama. Tidak ada yang tidak mengenalmu ataupun aku.” Sasha tahu apa yang dikatakan Edward memang benar. Sebagai dua orang yang merupakan anggota keluarga dari kalangan berpengaruh, membuat Sasha dan Edward dikenali semua orang.

Hal wajar bagi mereka berada di sebuah majalah gosip ataupun infotaiment yang memuat kehidupan kalangan jetset. Terlebih Edward dengan sikap playboy-nya yang tersohor. Membuat Sasha sedikit heran dan lega tidak ada paparazi yang menguntit mereka hingga saat ini.

“Aku pikir kita akan makan malam di tempatmu,” kata Sasha dengan permohonan terkandung di dalamnya.

Pada saat biasa Sasha pastinya lebih memilih makan malam di tempat umum di mana ada kumpulan orang yang mencegah Edward melecehkannya. Bukan di tempat penuh privasi seperti dalam salah satu properti Edward. Tapi dengan vibrator yang bersarang dalam kewanitaannya, Sasha seratus kali lebih memilih wilayah pribadi Edward meski kemungkinan besar akan dieksploitasi habis-habisan dalam segi seks.

“Di tempatku?” ulang Edward. Dengan semangat Sasha mengangguk. Membujuk secara Edward tidak langsung.

Edward memandang Sasha seakan tengah mempertimbangkan dengan serius opsi lain yang ditawarkan Sasha. Pada saat itu, dari belakang Sasha terdengar seseorang yang menyerukan namanya. “Sasha!”

Tubuh Sasha membeku mendengar suara yang ia kenal dengan baik. Dengan kaku Sasha memalingkan kepala dan melihat seorang pria remaja yang mulai menunjukan kematangan. Dengan rambut pirang dan senyumnya menawan, menjadikan pria itu salah satu dari sederet pria tampan.

“Arthur!” bisik Sasha.

Pria yang dipanggil Arthur memeluk Sasha dengan rasa gembira. Jika situasinya tidak seperti ini, Sasha mungkin akan senang dengan kehadiran Arthur. Bahkan akan menyambut serta memeluknya dengan erat. Tapi saat ini Sasha ingin pria bernama Arthur William Jeffrish IV lenyap, agar ia tidak menjadi saksi saat kakak perempuannya dilecehkan.

“Hai, Arthur,” sapa Edward menyela reuni antara kakak-adik Jeffrish. Membuat Arthur sadar bahwa Sasha tidak hanya sendiri.

“Edward? Kau bersama Sasha?” tanya Arthur yang merasa heran dengan kebersamaan Edward dan Sasha. Karena setahu Arthur meski hubungan antara keluarga Jeffrish dan Marton baik serta Arthur pun bergaul akrab dengan Leonis—adik Edward, hubungan Sasha dan Edward tidak bisa dibilang akrab hingga melihat mereka berdua bersama terbilang aneh.

EroticaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang