Seusai Sasha melontarkan pertanyaan yang menjadi alasan ia menelepon Leonis, dari seberang panggilan tidak terdengar apapun untuk menanggapinya. Mendapat respons seperti itu, membuat Sasha berpikir bahwa Leonis akan menolak ajakannya untuk malam malam bersama. Sama sekali tidak mengherankan mengingat ia melontarkan tawaran tersebut begitu tiba-tiba.
Saat Leonis akhirnya kembali membuka mulut—yang mana di awal Sasha mengira bahwa pria itu akan mengucapkan alasan yang ia buat selama kediamannya, namun ternyata sebaliknya. "Aku pikir, aku dapat meluangkan waktuku untuk malam bersama denganmu, Sasha."
Kali ini Sasha-lah yang terdiam atas jawaban Leonis. Sasha yang telah mempersiapkan diri untuk ditolak, merasa terkejut atas persetujuan yang bagi Sasha di luar dugaan.
Leonis yang tidak mengetahui pemikiran yang berlarian di kepala Sasha itu, meneruskan perkataannya. "Di manakah tempat yang ingin kau datangi untuk kita makan malam, Sasha?"
Sasha yang masih terperangkap dalam pemikirannya, melewatkan pertanyaan baru saja Leonis katakan. Karena tindakan itu, membuat Leonis yang sebelumnya tidak menyadari kediaman Sasha, akhirnya mengetahui hal tersebut.
"Sasha?" panggil Leonis, mencoba untuk memastikan apakah sambungan yang mereka lakukan masih terhubung.
Mendengar namanya disebut, membuat Sasha akhirnya keluar dari kondisi terkejut yang membuatnya kehilangan kata. Dengan sedikit terburu dan gugup, dikarenakan sebelumnya kehilangan fokus, Sasha berkata, "Ya, Leonis?"
Reaksi yang ia dapat membuat Leonis mengerti beberapa saat yang lalu Sasha tidak memperhatikan apa yang ia katakan. Tanpa mengeluh ataupun merasa kesal, Leonis kembali melemparkan pertanyaan yang kurang lebih sama seperti yang ia ucapkan sebelumnya. "Di manakah tempat yang ingin kamu kunjungi untuk makan malam kita?"
Pertanyaan itu membuat Sasha kembali terdiam. Seperti panggilannya pada Leonis, ajakan makan malam yang Sasha ajukan merupakan sebuah tindakan impulsif yang tidak ia rencanakan terlebih dahulu. Olehnya Sasha sama sekali tidak memiliki jawaban sama sekali.
Namun tidak ingin membuat Leonis berubah pikiran, Sasha dengan segera menyebutkan sebuah nama restoran. "Raintree."
Entah karena tempat itu Sasha kenali dengan sangat baik, hingga ia secara otomatis menyebutkannya. Ataukah Sasha dengan secara tidak sengaja mengundang Leonis ke restoran yang mana sebelumnya Edward membawa ia, sebagai bentuk pembalasan.
"Kamu ingin aku menjemputmu untuk pergi ke sana, Sasha?" tanya Leonis.
Mendengar pertanyaan Leonis membuat Sasha terkekeh. Bukan dikarenakan Sasha menertawakan sikap gentleman Leonis yang menawarkan diri untuk menjemputnya. Lebih dikarenakan dirinya hampir kembali terperangkap memikirkan seseorang yang saat ini ingin ia lupakan.
"Tidak perlu, Leonis." Meski Sasha sangat tergoda untuk menerima tawaran yang diarahkan padanya, Sasha menahan diri.
Jika mereka pergi secara pribadi ke tempat yang dijanjikan untuk makan malam, membuat acara tersebut tidak lebih dari sebuah reuni dari dua orang yang tidak bertemu lama. Namun jika Leonis datang ke kediaman pribadi Sasha–yang mana ia tinggal sendiri, untuk menjemputnya, akan memberikan kesan bahwa makan malam yang mereka lakukan adalah awal dari sesuatu.
Sikap picik Sasha membuat ia sangat menginginkan untuk menerima tawaran Leonis, hanya untuk mengobarkan api yang telah terbakar agar semakin membesar. Namun di sisi lain, Sasha tidak ingin menyeret Leonis lebih jauh dari ini.
"Lebih baik kita bertemu langsung di Raintree. Lagipula kamu tidak mengetahui alamatku yang baru," tambah Sasha.
Entah kenapa Leonis tertawa mendengar apa yang ia katakan. Sebelum Sasha bertanya-tanya lebih jauh akan itu, Leonis sudah menjelaskan kenapa ia bereaksi seperti itu dengan berkata, "Archie memberitahuku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Erotica
RomanceSasha Millova Jeffrish seorang gadis muda yang mempunyai hasrat menjadi Penulis. Suatu hari datang sebuah tawaran yang membuatnya menjadi Penulis. Sayangnya itu semua hanyalah sebuah jebakan Edward Regulus Marton untuk mencapai keinginannya. Pering...