Seperti yang Edward janjikan sebelumnya. Pria itu membantu Sasha dalam mengisi kewanitaannya yang basah karena mendamba untuk dipenuhi. Namun tidak seperti yang semula Sasha kira, di mana ia membayangkan bahwa bantuan yang diberikan Edward padanya adalah dengan cara menyarangkan kejantanan yang mengeras di dalam tubuhnya.
Bagian bawah tubuh Sasha yang semakin membasah kini dalam keadaan terisi. Bukan dengan kejantanan Edward, melainkan dengan beberapa vibrator berbentuk bulat. Dalam tubuh Sasha sudah tersimpan empat alat bantu seks berbentuk oval kecil dengan untaian kabel menjulur yang menghubungkan benda tersebut dengan penggendalinya, namun tidak ada tanda-tanda bahwa Edward akan berhenti menambahkan alat yang sama ke dalam tubuh Sasha.
Dan vibrator kelima pun bergabung dengan yang lain di dalam tubuh Sasha diikuti dengan yang keenam serta ketujuh dan juga hitungan lain yang Sasha tidak ketahui karena kehilangan konsentrasi. Hanya tahu jumlah yang berada dalam dirinya membuat dirinya terasa sangat penuh. Saat ini, vibrator yang berada dalam tubuh Sasha dalam keadaan mati, hanya saja Sasha tahu hanya tinggal menunggu waktu sampai benda itu Edward putuskan untuk menyalah.
Kali ini, dugaan Sasha tidak melenceng. Karena dalam jeda beberapa detik, Edward mengambil salah satu alat pengendali dengan sembarang dan mulai menghidupkan fungsi getaran yang memang merupakan fitur utama alat yang bersarang dalam tubuh Sasha.
Edward tidak memasangnya dalam pengaturan tertinggi. Namun dengan banyaknya alat yang sama di dalam tubuh Sasha. Satu alat yang dihidupkan dengan getaran sedang dapat membuat bibir Sasha mengeluarkan erangan, saat merasakan alat yang dinyalahkan oleh Edward berbenturan dengan temannya yang lain.
Seperti tidak menyadari reaksi yang ditunjukan oleh Sasha, Edward dengan tidak acuhnya mengambil alat pengendali lain dan menyalahkannya dengan tingkat pengaturan getaran yang berbeda.
Hal itu Edward terus lakukan hingga satu persatu vibrator yang berada dalam tubuh Sasha seluruhnya dalam keadaan menyalah. Bergetar dengan ketinggian yang berbeda-beda mengaduk bagian dalam tubuh Sasha hingga sebuah erangan juga lentingan punggung perempuan itu lakukan tanpa sadar dikarenakan serangan kenikmatan yang ia terima.
Situasi ini membuat Sasha mengingat kembali kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu. Tepatnya saat Edward dengan tidak berperasaan menyiksa Sasha dengan kejantanan imitasi. Yang tertanam dengan baik berkat bantuan celanan dalam dan pantyliner, hingga benda itu terus menganiaya bagian dalam kewanitaannya dan memaksakan orgasme demi orgasme.
Meski pernah mengalami keadaan yang kurang lebih sama, bukan berarti membuat Sasha kebal dengan siksaan yang berlangsung. Sebalik, pengetahuan akan apa yang akan terjadi membuat tubuh Sasha menjadi sensitif serta responsif. Hingga tanpa bisa dicegah Sasha merengkuh orgasme pertamanya.
Edward yang melihat Sasha meraih kenikmatan pertamanya, hanya memandangi Sasha dengan ekspresi yang tidak berubah. Meski gundukan keras kejantanan yang tercetak di celana panjang yang Edward kenakan mengatakan sesuatu yang tidak ditunjukan oleh wajahnya.
Rentetan orgasme pun Sasha alami.
Tidak ada satu pun alat atau tali yang membelengguh Sasha. Dengan keadaan itu, seharusnya mudah baigi Sasha untuk menghentikan kenikmataan tanpa henti yang begitu menyiksa. Terlebih dengan tidak adanya yang menutupi bagian kewanitaan Sasha, hingga dengan sedikit usaha Sasha dapat melontarkan benda yang bersarang dalam dirinya keluar.
Namun sebaliknya, dinding-dinding kewanitaan Sasha mencengkram begitu kencang hingga tidak ada satu pun vibrator yang keluar meski terjangan orgasme yang bertubi-tubi. Kedua tangan Sasha, kini menahan bagian dalam paha. Membentuk pose yang seakan menyungguhkan dirinya untuk pria di hadapannya.
Hanya saja Edward tetap bergeming. Seakan undangan yang Sasha lemparkan secara halus sama sekali tidak ia lihat.
Meski Sasha telah mengalami rentetan orgasme tanpa henti, Sasha masih mendambakan Edward untuk mengisi dirinya. Atau mungkin lebih tepat dikarenakan Sasha terus mendapatkan orgasme membuat ia menjadi semakin menginginkan keberadaan Edward dalam dirinya seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Dengan pikiran yang telah melayang dikarenakan mabuk oleh kenikmatan, Sasha bangkit dalam keadaan berbaring untuk mengambil pose merangkak dengan kedua tangan dan kakinya. Menciptakan sebuah pose sensual. Terlebih dengan banyaknya kabel yang terjulur keluar dari kewanitaan juga alat pengendali yang bertebaran di lantai. Membuat Sasha layaknya sebuah bintang film dewasa.
Sasha secara perlahan menghampiri Edward dan mengulurkan tangan untuk menggapai bagain tubuh pria itu yang Sasha tahu mendambanya sama seperti ia menginginkan Edward. Hanya saja saat tangan Sasha baru terangkat, Edward dengan segera menangkapnya hingga niat yang semula ingin Sasha lakukan gagal.
Selama beberapa saat, Sasha hanya memandangi Edward dengan pandangan yang campuran antara mengundang, mendamba dan bertanya. Namun Edward masih menunjukan sikap yang sama tidak acuhnya. Atau setidaknya sampai pria itu membungkuk dan mengambil posisi di sisi Sasha.
Melihat itu, membuat Sasha berpikir bahwa undangannya berhasil dan Edward pun akan memenuhi keinginannya. Menghujamnya dengan kuat dan kasar memenuhi diri Sasha. Setidaknya itulah yang Sasha pikirkan akan terjadi sampai ia merasakan sebuah getaran hebat menyerang dirinya.
Dan itu hanyalah sebuah permulaan. Karena Sasha merasakan satu persatu vibrator yang berada dalam dirinya terpasang dalam pengaturan getaran tertinggi. Mulut Sasha mengeluarkan sebuah lolongan hebat. Namun tidak ada tanda-tanda Edward berhenti untuk mengatur semua vibrator yang berada dalam tubuh Sasha dalam pengaturan tertinggi.
Kembali merasakan kenikmatan yang tidak tertahankan, membuat Sasha pun tidak memiliki pilihan selain memohon. "E-Edward... aku su-sudah ti—ah! Aah ...!"
Edward hanya memandangi Sasha yang saat ini tengah menggelepar dengan hebat di lantai karena siksaan kenikmatan yang terus menjadi. Alih-laih merasa iba dengan keadaan Sasha yang seperti itu, Edward tanpa ekspresi yang menunjukan perubahan mengambil alat pengendali vibrator yang masih belum dalam pengaturan tertinggi untuk mengubahnya.
Edward pun melakukan hal sama dengan alat pengendali yang masih dalam belum dalam pengaturan tertinggi.
Sebagai orang yang menerima langsung efek dari perbuatan Edward, Sasha hanya dapat menggeliat dan berseru dengan kencang. Sementara kewanitaannya terasa seperti dihancurkan oleh getaran tinggi tanpa henti yang dihasilkan oleh alat yang tertanam di sana.
"E-E-Edward ..., a-am ... pun."
Mungkin dikarenakan oleh rasa simpati, Edward pun berhenti dan mulai mematikan satu persatu fungsi getar yang sebelumnya ia pasang ke pengaturan tertinggi. "Kamu jera, Sasha?"
Sasha selama beberapa saat hanya memandangi Edward sebelum ia mengangguk dengan lemah. Meski dalam hati Sasha bertanya-tanya apakah ia melakukan itu dikarenakan merasa jera atau dikarenakan kepatuhan sesaat untuk mengurangi siksaan yang dirasa.
"Jika seperti itu, tepati tengatmu, Sasha."
Tidak adanya tanggapan dari Sasha membuat Edward kembali menyalahkan fungsi getar yang semula ia matikan. Tubuh Sasha melonjak saat merasakan getaran kembali menyerang bagian dalam tubuhnya. Ia pun berteriak, "Aaaagh! Iya! Iya! Aaah! Sete—ah, ah, lah ... Ini aggrh! Aku pasti akan menepati tengat."
Erotica – Draft 19 | 25 April 2022
___
Terima kasih atas semua dukungan kalian yang membaca cerita saya, baik berkomentar, vote, mengikuti saya, memasukan cerita ini ke daftar bacaan, bahkan mempromosikannya.
Maaf karena saya tidak dapat mengucapkan rasa terima kasih satu per satu atas semua itu, juga tidak membalas komentar-komentar tersebut secara personal. Tapi saya membaca semuanya (baik komentar ataupun pemberitahuan) dan sangat berterima kasih atas dukungan-dukungan tersebut.
Ayo kirimkan komentar menarik kalian pada bagian ini, agar pada berikutnya cerita didedikasikan untukmu. Jangan lupa untuk men-follow atau vote untuk mendukung terus cerita ini.
Peluk dan cium dari saya untuk kalian semua,
Carramella
![](https://img.wattpad.com/cover/9106232-288-k62884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Erotica
RomanceSasha Millova Jeffrish seorang gadis muda yang mempunyai hasrat menjadi Penulis. Suatu hari datang sebuah tawaran yang membuatnya menjadi Penulis. Sayangnya itu semua hanyalah sebuah jebakan Edward Regulus Marton untuk mencapai keinginannya. Pering...