Sasha memandang Arthur dengan seksama sebelum menjawab. "Ide Papa yang mana? Mengenai aku harus diasingkan di villa liburan untuk sementara waktu, atau mengenai rencana pernikahanku dengan Edward?"
Mendengar pertanyaannya dijawab oleh pertanyaan lain oleh Sasha, membuat Arthur sedikit tertegun. Ia sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan tanggapan seperti itu dari Sasha. Tapi mungkin, pertanyaan yang Sasha ajukan padanya beralasan. Karena Arthur sendiri tidak secara spesifik menanyakan ide sang ayah yang berkaitan dengan Sasha.
Untuk itu pun, Athur menjawab, "Keduanya."
Sasha mengela nafas panjang. Entah dikarenakan kelelahan yang ia rasa oleh situasi, atau karena ketidakinginan menjawab pertanyaan yang Arthur berikan padanya. Melihat Sasha yang bersikap seperti itu, membuat Arthur menyiapkan diri untuk tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
Namun Sasha, setelah jeda singkat yang ia lakukan, membuka mulut. "Mengenai Papa menempatkanku di villa keluarga, aku pikir bukanlah suatu hal yang harus dikeluhkan. Dengan situasi yang terjadi saat ini, keberadaanku di sana bagaikan sebuah liburan bagiku."
Arthur menampakkan ekspresi yang memperlihatkan bahwa ia tidak memiliki opini yang sama dengan Sasha.
Olehnya, Sasha pun menambahkan. "Kenapa Arthur? Kamu takut Papa akan mengurungku di sana selamanya jika skandal saat ini tidak bisa ditanggulangi?"
"Yah, tidak tepat seperti itu," jawab Arthur dengan keraguan yang terlihat jelas. Arthur tidak bisa sepenuhnya menyetujui apa yang Sasha katakan, bukan dikarenakan ia berpikir bahwa ayah mereka tidak bisa melakukan hal tersebut. Baik Sasha ataupun Arthur mengenal baik bagaimana Phillip. Mereka sama-sama tahu Phillip dapat melakukan hal yang terbilang radikal jika perlu. Seperti meminta Edward menikahi Sasha untuk meredam skandal.
Keraguan Arthur dalam menjawab lebih dikarenakan, ekspresi yang ia tunjukan saat Sasha membahas pengasingannya dengan ringan disebabkan karena ia merasa apa yang Sasha tanggung saat ini tidaklah adil. Semua orang yang cukup dewasa—bahkan terkadang masih di bawah umur, tertarik dengan seks dan melakukannya.
Arthur sendiri orang yang termasuk dalam golongan yang menikmati berhubungan seks. Meski ia tidaklah memiliki gelar tersohor seperti Edward—dan Leonis, yang bepindah dari satu tempat tidur ke tempat tidur lainnya. Namun jumlah partner dalam hubungan intim dapat memenuhi jari di kedua tangannya. Dan Arthur pun melakukan seks dengan frekuensi yang terbilang sehat untuk pria seumurnya.
Ia tidak pernah menerima kosekuensi apa pun atas fakta tersebut.
Sementara Sasha, Arthur tidak mengetahui dengan baik kehidupan seksual kakaknya itu. Hanya saja, Arthur berani bertaruh dengan sebagian asetnya, bahwa Edward adalah pria pertama yang berhubungan seks dengan Sasha. Dengan satu pria, dan Sasha mendapatkan kosekuensi buruk serta kecaman.
Pengasingan dan pernikahan paksa. Bagi Arthur hal itu sangatlah tidak adil.
"Kamu tahu, Sasha. Aku pikir kamu tidak perlu menuruti apa yang Papa katakan," Arthur pun tidak lagi ragu untuk menyuarakan pikirannya, "aku pikir situasi ini sangat tidak adil untukmu. Kamu bukan orang pertama yang ...."
Arthur sedikit canggung saat akan menyinggung seks dengan Sasha. Bukan hanya dikarenakan Sasha adalah kakak perempuannya. Namun dikarenakan cita Sasha di mata Arthur, bukanlah orang yang tepat untuk membicarakan kegiatan yang melibatkan penyatuan antara dua orang—atau lebih. Ia pun mencoba mencari kata yang sepadan namun tidak begitu eksplisit.
Akhirnya Arthur menemukan dan meneruskan perkatannya. "... Yang kegiatan pribadinya direkam dan tersebar. Kamu tahu banyak artis dan sosialita yang mengalami hal sama sepertimu. Tapi tidak ada satu pun dari mereka yang menanggung kosukensi seperti yang kamu alami saat ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Erotica
RomanceSasha Millova Jeffrish seorang gadis muda yang mempunyai hasrat menjadi Penulis. Suatu hari datang sebuah tawaran yang membuatnya menjadi Penulis. Sayangnya itu semua hanyalah sebuah jebakan Edward Regulus Marton untuk mencapai keinginannya. Pering...