Baik Sasha ataupun Edward hanya terdiam memandang keadaan tempat tidur Sasha yang baru beberapa menit lalu wanita itu tinggalkan. Di sana tidak ada 'pria lain' seperti yang Edward tudingkan. Hanya ada kejantanan imitasi yang menunjukan tanda bahwa baru saja digunakan.
Dengan kecanggungan pekat, juga rasa malu yang semakin menjadi. Sasha setengah berharap bahwa di tempat tidurnya berbaring 'pria lain' seperti yang Edward curigai sebelumnya. Karena bagi Sasha keadaan itu, dengan adanya pria di atas tempat tidurnya, mengesahkan bahwa ia seorang wanita petualang yang tidak malu dengan sensualitasnya. Tidak seperti kejantanan imitasi yang memberikan bahwa ia adalah seorang wanita yang tengah dilanda frustasi seksual--meskipun itu adalah benar.
Lalu Edward, seperti biasa, tidak mengindahkan keadaan Sasha yang mungkin akan terbunuh oleh rasa malu yang semakin menjadi. Berjalan mendekati tempat tidur dan duduk di salah satu tepinya. Salah satu tanggan Edward menggapai bagian tengah tempat tidur untuk mengambil kejantanan imitasi yang berada di sana.
Jika sebelumnya Sasha merasa rasa malu yang menyelubungi akan membunuhnya, saat ini Sasha berharap ia bisa mati pada detik--bahkan mili detik, untuk menghindari situasi memalukan yang ia prediksikan akan terjadi. Tapi sepertinya doa atas pengampuan terhindar dari kondisi memalukan yang Sasha harapkan tidak terdengar.
Edward, tanpa peringatan meraih salah satu tangan Sasha dan menariknya. Hingga Sasha jatuh terduduk di sisi tempat tidur tepat di sebelah Edward. Sebelum Sasha memberikan reaksi apa pun atas situasi yang berlangsung, Edward mengarahkan kejantanan imitasi yang ia pegang ke wajah Sasha dan menepukkannya ke pipi wanita itu hingga permukaannya yang berlumuran cairan meninggalkan jejak di bagian yang disentuhnya.
Sasha yang belakangan ini menganggap Edward sebagai seorang yang kejam dan tidak berperasaan, semakin yakin atas opininya tersebut saat melihat Edward yang kini tersenyum ke arahnya dan berkata, "Sepertinya kamu sangat menyukai hadiah yang kuberikan padamu, Sasha."
Menolak dipermalukan lebih jauh, Sasha bangkit untuk berjalan pergi meninggalkan pria tidak berperasaan yang bernama Edward. Hanya saja sebelum niat Sasha terlaksana, sekali lagi Edward mencekal tangannya dan menarik Sasha kembali. Namun kali ini Sasha tidak jauh di tepi tempat tidur yang berada di sebelah Edward, melainkan pangkuan pria itu.
Pada saat yang tidak tepat, tubuh Sasha menyadari keadaan setengah telanjangnya dan menjadi sensitif. Kondisi tersebut tentu saja disadari oleh Edward, yang mana dengan tangannya yang bebas pria itu menyentuh puncak dada Sasha yang mengeras dan menyembul di permukaan gaun yang dikenakan oleh Sasha.
Tindakan itu membuat Sasha tanpa sadar mengeluh nikmat sebagai respons. "Ugh!"
Seruan yang Sasha keluarkan dari mulutnya seperti menyentak ia kembali dari keadaan yang setengah terbius oleh buaian Edward. Sekali lagi, Sasha mencoba untuk beranjak. Namun lagi-lagi dengan mudah Edward gagalkan dengan menarik dan mendekap Sasha dalam pelukannya.
Entah dikarenakan usaha yang ia lakukan terus menerus gagal, atau dikarenakan dirinya mulai menyerah atas nafsu yang belum sepenuhnya padam dan bergejolak kembali, Sasha terdiam dalam pelukan Edward. Seperti menyerahkan sepenuhnya akan nasib yang ia miliki ke tangan pria itu.
Edward sama sekali tidak mengecewakan Sasha. Melihat Sasha yang tidak lagi melakukan pemberontakan, Edward menangkup rahang Sasha mengarahkan kepala wanita itu hingga berpandangan langsung dengan pantulan mereka yang berada di cermin. Dari bayangan yang ia lihat di cermin, Edward melihat Sasha memandang pantulan mereka dengan sedikit enggan. Seakan ingin berpaling ke arah lain.
Dalam pengelihatan Sasha, di mana tercermin sosoknya yang berada dalam dekapan Edward, memberikan ilusi bahwa apa yang dilihatnya adalah pemandangan di mana pasangan pria dan wanita yang menjalin romansa. Setidaknya sampai bayangan itu buyar dikarenakan Edward mengangkat bagian bawah gaun yang Sasha kenakan hingga memperlihatkan kewanitaan Sasha yang basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erotica
RomansSasha Millova Jeffrish seorang gadis muda yang mempunyai hasrat menjadi Penulis. Suatu hari datang sebuah tawaran yang membuatnya menjadi Penulis. Sayangnya itu semua hanyalah sebuah jebakan Edward Regulus Marton untuk mencapai keinginannya. Pering...