Edward tertegun saat mendengar tangapan Sasha akan ancaman yang ia berikan pada perempuan itu. Karena Edward tidak berpikir bahwa Sasha akan meresponsnya dengan tantangan. Atau lebih tepat jika dikatakan, saat melontarkan ancaman, Edward tidak berpikir apa pun sebab begitu larut dalam emosi yang tidak bisa ia kendalikan.
Oleh itu dihadapkan pada Sasha yang meminta ia untuk membuktikan ancamannya, Edward hanya bisa terdiam.
Setidaknya, sampai Edward yang berada di bawah tatapan Sasha yang memandangnya dengan lurus, melakukan hal yang ingin ia lakukan sejak menarik Sasha ke dalam mobil. Bukan meneriaki perempuan itu dan mempertanyakan akan apa yang ia lakukan dengan Leonis.
Melainkan mengecup keras perempuan itu hingga kehabisan nafas.
Sasha yang tidak menduga bahwa Edward akan menciumnya, bergeming sejenak karena keterkejutan akan serangan yang tidak terduga. Namun detik kemudian, saat Sasha menyadari apa yang terjadi, ia mencoba melepaskan diri dari pelukan Edward yang mengungkungnya.
Usaha yang Sasha lakukan tidak berhasil. Mengingat bagaimana kuatnya lengan Edward mengurungnya dalam pelukan. Juga setiap detik pada ciuman mereka yang saat ini berlangsung, bagaikan menghisap kekuatan Sasha dan membuat kakinya lemas bagaikan agar-agar.
Akhirnya Sasha pun melakukan hal yang baik dirinya ataupun Edward sama sekali tidak sangka. Tangan Sasha terangkat dan melayangkan sebuah tamparan di salah satu pipi Edward.
Baik Sasha ataupun Edward, keduanya sama-sama terkejut dengan serangan yang Sasha lakukan. Hingga keduanya selama beberapa saat hanya memandang satu sama lain dengan raut keterkejutan di wajah masing-masing.
Di antara keduanya, Edward-lah yang terlebih dulu pulih dari keadaan tersebut. Dengan nada pelan dan rendah, Edward melontarkan pertanyaan. "Apa maksudmu dengan ini, Sasha?"
Sasha yang semula masih terpaku, terheyak oleh perkataan Edward. Melihat bagaimana dampak tindakan yang ia lakukan terlihat di wajah Edward yang memerah, membuat Sasha sedikit banyak merasa bersalah. Namun rasa itu Sasha buang jauh-jauh saat mengingat apa yang mendasari ia bertindak.
Dengan segera, Sasha membalas perkataan Edward. "Pertanyaan itu kembali lagi padamu, Edward. Apa maksud tindakanmu!"
Mendapat serangan lain dari Sasha. Edward seperti biasa, melakukan hal yang sangat ahli ia lakukan saat berhadapan dengan perempuan itu. Tidak mengacuhkan apa yang Sasha katakan. Alih-alih Edward dengan mudah mengubah topik pembicaraan ke arah lain.
"Karena Leonis?" tanya Edward.
Sasha secara otomatis mengerutkan alis dan keningnya saat mendengar pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Edward. Merasa bingung bagaimana Edward membawa Leonis kembali dalam percakapan mereka, yang menurut Sasha sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan keadaan yang saat ini terjadi.
Kebingungan yang Sasha rasakan ia suarakan dengan berkata, "Ada apa dengan Leonis?"
"Dia adalah alasanmu menolak ciuman yang kulakukan." Edward pun menerangkan alasan ia membawa Leonis dalam percakapan mereka. Sebenarnya, meskipun Sasha sepertinya tidak paham, Edward pun menjelaskan akan tindakannya saat ini. Mulai dari 'menculik' perempuan itu ke villa miliknya, hingga ciuman yang baru saja ia berikan.
Kedatangan Leonis-lah merupakan penyebab tindakan yang Edward lakukan. Atau lebih tepat jika dikatakan, kedekatan antara Leonis dan Sasha-lah yang merupakan alasan utama. Hal tersebut sudah sejak lama menjadi sesuatu ganjalan dalam hati Edward.
Sasha yang mendengar penjelasan yang Edward berikan, mengeluarkan tawa kecil mencemooh. Bagikan baru mendengar lelucon buruk yang tidak lucu dari mulut Edward. Lalu dengan nada mencemooh yang sama seperti tawa yang ia keluarkan, Sasha berkata, "Hah! Apa hubungannya dia dengan penolakanku. Jika aku tidak ingin menerima ciumanmu, itu hakku. Jika aku ingin mencium seseorang, entah itu Leonis ataupun pria lain, itu hakku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Erotica
RomanceSasha Millova Jeffrish seorang gadis muda yang mempunyai hasrat menjadi Penulis. Suatu hari datang sebuah tawaran yang membuatnya menjadi Penulis. Sayangnya itu semua hanyalah sebuah jebakan Edward Regulus Marton untuk mencapai keinginannya. Pering...