Naruto melangkah turun ke lantai satu dengan Boruto di gendongannya. Anak itu baru saja terbangun jam delapan pagi.
"Ibu." Boruto memanggil ibunya saat mereka sudah turun ke lantai satu.
"Ibu di rumah Nenek, ayo ke sana." Naruto merapikan surai anak itu dan membawanya ke meja makan karena Hinata tadi sudah membuatkan susu sebelum pergi.
Boruto mengangguk sambil meraih botol susunya.
Naruto lalu meraih kunci rumah di atas kabinet dan membawa anak itu pergi ke luar. Udara mulai terasa dingin, dia tebak salju pertama akan turun hari ini. Maka dia membawa putranya agak cepat untuk melintas di kebun apel.
"Ayah, lihat ada sesuatu." Boruto menunjuk ke arah gumpalan bulu berwarna putih yang ada di tanah.
"Itu seekor kelinci." Naruto memberitahu anak itu. "Mereka akan masuk ke sarangnya sebelum musim dingin."
"Bolt suka musim dingin." Boruto tersenyum cerah, dirinya tidak sabar untuk bermain salju di halaman.
"Tapi Bolt tidak bisa makan es krim saat musim dingin." Naruto tidak yakin apa anak itu benar-benar suka musim dingin karena anak itu nampak lebih ceria saat musim panas tiba.
"Emm.." anak itu terdiam sebentar "benar, Bolt lebih suka musim panas." Boruto kemudian memeluk bahunya yang kedinginan saat angin berembus semakin kencang.
Naruto lalu terkekeh sambil membawa anak itu memasuki kediaman milik Ibu. "ayo kita cari Ibu ada di mana."
"Ibu..." Anak itu kembali memanggil ibunya saat memasuki rumah neneknya yang terasa hangat.
Hinata menoleh ke arah pintu dapur saat mendengar suara putranya memanggil. "Dia sudah bangun."
"Itu Bolt di depan." Kushina tersenyum saat mendapati Naruto membawa putranya kemari, masih mengenakan piyama tidur sambil membawa botol susu.
Hinata lalu meletakan spatulanya dan mencuci tangan sebelum menghampiri anak itu. "Ibu di sini." Ujarnya sambil mengulurkan tangan untuk mengambil alih tubuh anak itu.
"Ibu tidak ada di rumah saat Bolt bangun." Anak itu mengerucutkan bibirnya sambil menatap Ibu.
"Maaf ya, Ibu bergegas kemari untuk membuat pie bersama Nenek." Hinata memperlihatkan seloyang apple pie yang baru dikeluarkan dari oven.
Boruto lalu meletakan wajahnya di bahu Ibu sambil masih menyesap botol susunya yang tinggal separuh.
Seperti inilah rutinitas pagi di akhir pekan kediaman keluarga Uzumaki. Mereka akan sarapan bersama dan menikmati brunch sambil minum secangkir kopi.
"Di mana Ayah?" Naruto melangkah menuju meja makan yang diatasnya sudah tertata rapi potongan roti baguette, telur, sup, dan beberapa hidangan khas sarapan oriental.
"Ayahmu pergi golf bersama teman-temannya, pertemuan terakhir sebelum musim dingin." Kushina terjaga lebih pagi hari ini sebab suaminya sudah berangkat pagi-pagi sekali. Untungnya Hinata datang dan menemaninya pagi ini.
"Ah, begitu." Naruto kemudian menyesap kopi dari cangkirnya. Pagi-pagi yang tenang seperti ini, dia sangat menyukainya.
...
"Jadi kalian akan pergi ke Manchester selama tiga minggu?" Kushina bertanya lesu, dia duduk di sofa sambil memangku cucunya yang sibuk memakan sepotong apple pie di tangannya.
"Ya, kami akan kembali sebelum malam natal." Naruto merangkul bahu Hinata dan duduk bersandar pada sofa yang berseberangan dengan ibunya.
Kushina memeluk erat tubuh cucunya setelah itu sambil mengecupi surai pirangnya yang menguarkan aroma jeruk. "Jadi Nenek tidak bisa menemui Bolt selama itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanity
FanfictionEven though we shouted out countless times, without it ever reaching one another but whenever you ask me again, how I feel, please remember my answer is you.