"Hilangkan semua bukti transaksi yang pernah kita lakukan bersama Otsutsuki, apapun itu bentuknya." Hiashi memberikan perintah mutlak pada akuntannya.
"Termasuk peminjaman uang lima belas tahun lalu?" Tanya akuntan itu dengan keringat dingin mengalir deras di kening.
"Kubilang semua dan apapun bentuknya, kau tuli hm?" Hiashi berujar marah, berita penyelewangan itu sebenarnya sudah dia dengar sejak beberapa bulan lalu. Desas-desus itu sudah terdengar di kalangan para politikus dan benar saja kemarin malam Hamura digelandang ke kepolisian, tentu saja ini jadi berita panas nomor satu di Jepang.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah politik Jepang, terjadi korupsi besar-besaran yang diketahui dan beritanya diangkat ke publik. Semua masyarakat Jepang begitu marah, pedemo masih memenuhi gedung pemerintahan pusat dan pengadilan.
Situasi benar-benar kacau di Tokyo.
"Baik Tuan." Ujar akuntan itu sambil menundukan kepalanya.
"Kau bisa pergi, lakukan pekerjaan itu secepatnya sebelum polisi melakukan pemeriksaan padaku." Hiashi telah mendapatkan panggilan untuk pemeriksaan sebagai saksi dan itu dijadwalkan pada Senin minggu depan.
"Otsutsuki memiliki kartel obat-obatan terlarang di pasar gelap. Bagaimana bisa mereka menutupinya selama ini?" Seorang tetua benar-benar terkejut mendengar berita yang meledak begitu saja.
"Kau tahu, Hamura memiliki banyak sekali relasi di parlemen pusat." Hiashi tidak terkejut kalau nyatanya Otsutsuki memiliki bisnis lain yang sangat besar di balik karir politiknya.
"Jika saja dulu Hyuuga benar menjadi besan keluarga Otsutsuki, kita pasti sudah tamat hari ini." Tetua berujar penuh syukur sambil memejamkan mata. Tak menyangka kalau petaka itu mungkin saja terjadi.
Hiashi akan mengakui hal yang sama, dia bersyukur sebab dulu Toneri tidak benar-benar menjadi menantunya. Keparat itu ternyata membawa kesialan bagi keluarganya sendiri.
Di evaluasi rutin keuangan yang dilakukan para anggota parlemen, didapati aliran dana gelap yang begitu banyak di rekening milik Toneri dan saat itu ditelusuri, yang didapatkan begitu mengejutkan.
Di tambah penyelewengan dana anggaran pembangunan yang dituduhkan pada salah satu orang di pemerintahan nyatanya tidak benar dan pelaku sebenarnya adalah Hamura.
Sungguh dunia begitu gila, tak satupun anggota keluarga Hyuuga pernah mengetahui soal penyelewangan ataupun bisnis gelap itu sebelum desas-desusnya terdengar
Hubungan yang mereka jalin selama bertahun-tahun hanya sebatas perjanjian pengangkatan jabatan dari daerah ke pusat melalui perjodohan dan beberapa kali Otsutsuki meminjam dana untuk kampanye pribadi yang semuanya sudah dikembalikan.
Kini Hyuuga kembali ke Okinawa, tak ada lagi hubungan tersisa di antara Hyuuga dan Otsutsuki.
"Hinata mengambil keputusan yang benar untuk pergi." Tetua itu kembali bicara. "Meski secara tidak langsung, dia sudah menyelamatkanmu, Hiashi."
Hiashi sudah berhenti mencari putrinya sejak empat tahun lalu. Sejak terakhir kali pembicaraannya dengan Naruto di rumah sakit. "Anak itu tetap mengkhianatiku sebagai ayahnya."
"Ayah." Tetua itu menahan decakan di bibirnya "apa kau pernah menjadi sosok Ayah baginya?"
Hiashi terdiam mendengar itu, memang dirinya bukan sosok Ayah yang begitu hangat tapi pengkhianatan tetaplah pengkhianatan dan Hinata sudah mencoreng nama baiknya dengan kehamilan di luar pernikahan.
"Bawa dia pulang Hiashi, kau mungkin butuh Hinata untuk membantumu lolos dari introgasi kepolisian." Tetua itu memberi saran. "Hanya Hinata yang ada bersamamu tiap kali kau memberikan uang pada Otsutsuki, dia yang tahu benar soal peminjaman uang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanity
FanfictionEven though we shouted out countless times, without it ever reaching one another but whenever you ask me again, how I feel, please remember my answer is you.