38

1.6K 301 12
                                    

Sejak Hinata menemui ayahnya, wanita itu berubah. Dia telah menjadi semakin sunyi dan semakin rumit untuk dimengerti.

Naruto telah mencoba untuk bicara dengan Hinata namun wanita itu tetap sunyi, sendirian. Menolak komunikasi apapun.

Bolt bahkan mulai menyadari keanehan yang terjadi pada ibunya maka anak itu telah berubah jadi pemurung beberapa waktu belakangan dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan kakek, nenek atau ayahnya ketimbang dengan ibunya.

Naruto malam itu tidur berdua dengan putranya di atas ranjang, sedangkan Hinata tengah duduk di ruang tengah, bersimpuh di atas karpet dekat sofa sambil tenggelam dalam rasa kalut sambil menumpukan wajahnya di atas meja.

...

Naruto terjaga tengah malam itu dan tak mendapati istrinya ada di atas ranjang. Pria pirang itu sudah benar-benar lelah sekarang menghadapi permasalahan yang dialami Hinata bersama keluarganya.

Hiashi telah dinyatakan bebas berkat bukti konkret yang mereka bawa waktu itu dan pembicaraan antara Hiashi dan Hinata dipastikan tidak berjalan lancar.

Hiashi kembali ke Okinawa sedangkan Hinata seperti separuh mati sejak hari itu.

Naruto mengusap punggung hingga ke pinggul wanita itu. "Ayo pulang ke Inggris, Hinata."

Hinata tak mengindahkan ucapan suaminya sebab dia tengah merasakan sakit tak tertahankan di perutnya.

"Hinata!" Naruto terkejut setengah mati saat melihat istrinya nampak begitu pucat dengan air mata membasahi wajahnya bersamaan dengan tubuhnya yang terkulai lemah   seolah kehilangan seluruh tenaga.

Hinata lalu dibawa bersandar ke bahu suaminya "perutku sakit sekali." Dia berujar pada suaminya dengan suara tercekat.

Naruto kemudian membawa wanita itu ke dalam gendongannya dan meletakan tubuh wanita itu di atas sofa. "Kenapa diam saja sejak tadi, kalau sakit kau harus katakan padaku!" Dia membentak istrinya karena kalut.

Hinata meremat perutnya dengan kuat karena rasanya sakit sekali. Apa yang Naruto katakan berlalu begitu saja jadi angin lalu karena rasa sakit terus memakan kesadarannya.

Naruto bergegas ke kamar dan membawa Bolt ke kamar ayah dan ibu sedangkan dirinya bersiap untuk ke rumah sakit.

...

Hiashi melangkah turun dari mobilnya.

"Hiashi-sama, apa anda membutuhkan hal lain?" Tanya seorang supir keluarga Hyuuga.

"Tidak ada, pergilah dari sini, aku ingin sendiri." Hiashi memerintahkan begitu.

Hiashi memutuskan untuk keluar dari mansion setelah semua yang menimpa dirinya. Tentu saja dia tak lagi memiliki wajah untuk tetap berada di sana.

Seperti semua bangsawan lama kebanyakan, Hiashi memiliki sebuah rumah di area pantai timur Okinawa. Rumah yang lama tak dia datangi.

Ini adalah rumah hadiah pernikahan dari keluarga istrinya saat mereka baru menikah puluhan tahun lalu. Mungkin menghabiskan masa tua di sini seorang diri akan lebih baik daripada harus menghadapi rasa malunya.

Hiashi melangkah memasuki kediaman dengan satu lantai itu. Mungkin lebih cocok disebut cottage yang berlokasi tak jauh dari dermaga kecil tempat para nelayan setempat memarkirkan perahu mereka.

Dia pikir keluar dari penjara dan lepas dari tuntutan itu akan membuatnya merasa tenang, namun nyatanya tidak.

...

SanityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang