Bab 19. Malam Kejadian

1.9K 140 4
                                    

Hello semuanya. Maaf baru bisa Update. Udah lama gak buka wattpad😥, saking sibuknya. Semoga masih ada yang menanti.😥😌

Siti menarik rambutnya frustasi. Sejenak ia melirik pria yang sedang terlelap seperti bayi di sebelahnya.

'Shit.'

Siti makin tak percaya dengan penglihatannya. Bagaimana bisa ia bangun di samping Julian, lebih parahnya, tanpa busana. Beberapa kali ia menjambak rambutnya, mengingat hal bodoh yang seharusnya tak ia lakukan. Gilanya ia malah mengingat bagaimana Julian menidurinya. Ini gila.

**
Flash back on

Menikmati kesendirian dalam keramaian adalah hal yang sangat menyebalkan. Lari dari kenyataan jika Julian sedang mengejar atau memikirkan Julian memiliki perasaan padanya, membuat pening. Sudut mata Siti menatap Puteri yang sedang asyik berdansa di sana. Tak habis pikir ia mengikuti ajakan Puteri ke bar. Gadis nakal dari keluarga Wang itu benar-benar di luar nalar. Tidak pernah kapok hampir diperkosa di tempat ini. Bodohnya, ia juga mengiyakan.

"Ya elah, kakak lo gak diajak minum Put."

Siti mengerutkan keningnya, sejak kapan Puteri dan teman-temanya telah duduk di sampingnya.

"Mbak kalau lagi stres lebih baik nih minum. Dijamin gak bakal stres."
Siti melirik teman Puteri yang memberikan segelas alkohol kepadanya. Merasa tertekan denga pikiran dan keributan di sekelilingnya, Siti menandaskan alkohol yang diberikan kepadanya. Sorak tepuk tangan dari Puteri dan teman-temannya membahana.

Flash Back Off

Siti makin menarik rambutnya frustasi. Ia baru ingat dengan jelas, jika ia mabuk parah dan berakhir seranjang dengan Julian.

"Kamu sudah bangun?"

Bulu kuduk Siti meremang. Perlahan-lahan ia menoleh ke samping. Julian memberikan senyum kepadanya. Wajah Siti memucat, dan benar saja suara teriakan histerinya tak bisa ia bendung.
Julian menarik Siti ke dalam pelukannya, menutup mulut Siti agar tak berteriak lagi.

"Jangan teriak atau kita lanjutkan kegiatan semalam."

Siti merasa ingin mencari kantong ajaib doraemon. Ia ingin hari ini tak pernah terjadi.

**
"Ti, lo tau gak, semalam gue makan malam sama Gavin, dan cowok gila itu malah nanya nomor lo. Sejak kapan lo sama Gavin kenal?"

Siti masih menatap jus jeruk di depannya tanpa berkedip.

"Geometri juga gak sibuk sama gue, dia anggap gue gak ada. Sialnya, semalam gue ketemu dia sama Dona, primadonanya prodi Kesenian."

"Siti lo dengar gue gak sih?"

"Huh?" Siti menatap bingung ke arah Sabrina, wajah Sabrina sudah memerah kebakaran jenggot.

"Jadi lo gak dengar yang gue ngomong sejak tadi?"

Siti malah mendengus kesal. Kepalanya makin sakit. Sejak tadi ia melamun.

"Sab, menurut lo, kalu nih misalnya lo  terlanjur tidur sama cowok, apa yang bakalan lo lakuin."

Sabrina sejenak berpikir. Lalu ia tersenyum lebar.

"Kalau cowoknya Geometri, gue gak masalah."

"Sianjir, gila lo."

Siti merasa berbicara dengan Sabrina tak ada gunanya. Cewek cantik satu ini sangat tergila-gila dengan Geometri.

"Kalau cowok itu Gavin gimana?"

Siti menatap serius ke arah Sabrina. Bagaimanapun Sabrina akan bertunangan dengan Gavin. Dunia sesempit daun kelor, entah apa yang terjadi pada Megan dan Gavin, bagaimana hubungan kedua insan yang saling mencintai, dan membuatnya sebagai orang jahat itu berakhir.

"Gimanapun caranya, gue harus batalin pertunangan ini."

Siti mendengus malas. Ia sangat tahu tidak mungkin hal itu terjadi. Papa Sabrina adalah seorang tentara. Ia juga sangat tahu betapa keras kepalanya papa Sabrina. Anak dan bapak sama.

"Jujur sama gue Ti, lo tidur sama siapa?"

Siti tersedak minumnya. Ia menatap Sabrina yang sedang menatapnya serius dan penuh kecurigaan.

"Gak ada kok."

Sabrina memukul meja dengan keras, Siti sangat tahu, Sabrina bukan gadis bodoh sepertinya. Cewek dengan IPK hampir sempurnah itu, selalu kritis.

"Jujur sama gue sekarang. Kalau lo masih anggap gue sahabat."

Wajah Sabrina tampak kecewa, Siti membuang nafas kasar. Wajahnya ditekuk. Mungkin ia harus bercerita semuanya kepada Sabrina.

"Tapi janji, jangan teriak!"

Sabrina mengangguk dengan cepat.

"Sama Julian."

Sabrina masih diam dan menatap Siti tanpa berkedip.

"Ya, Julian yang lo kenal."

Siti menatap Sabrina dengan wajah frustasi. Sabrina tampak tak terkejut, ia malah meminum jus jeruk secara perlahan.

"Gue gak heran sih."

Siti menyatuhkan kedua alisnya bingung. Sabrina tidak heboh seperti biasanya.

"Sejak awal gue udah curiga, beberapa kali gue lihat lo keluar dari mobil pak Julian, apalagi Geometri begitu akrab sama lo."

"Gue sama Julian nikah kontrak. Tapi, seperti yang otak pintar lo tebak."

"Nikmati aja Ti, Pak Julian gak buruk kok, ganteng gitu, kaya lagi. Hidup lo pasti bakal terjamin."

Siti mendengus malas.
"Tapi, kita gak ada perasaan cinta sama sekali Sab."

Sabrina mendengus malas. Zaman sekarang banyak perempuan yang menikah, intinya hidup tak susah.

"Gak ada terus dia tidurin lo?"

Siti gemas mendengar kalimat Sabrina. Ia mabuk dan tak mengingat dengan jelas, jika ia yang memulai menggoda Julian dengan mencium Julian. Sialnya, saat ia protes Julian memperkosahnya, pria dakjal itu malah menjelaskan dengan rincih, jika ia yang memaksa membuka baju Julian. Artinya ia yang ingin memperkosah Julian.

"Ah, kamu bilang menyukaiku. Buktikan, ayo kita buktikan. Ahahh."

"Kamu serius, saya pria normal."

"Huaah, kenapa gue segila itu." Siti berpekik histeris, dengan frustasi ia meletakkan kepalanya ke atas meja.

Melihat Siti tampak frustasi Sabrina malah terkekeh. Defenisi teman dakjal.

"Karena udah terlanjur, nikmati aja Ti, gimana belah durennya, enak?" Bisik Sabrina pelan, lalu terkekeh gelih.

Merasa kesal dengan setiap kalimat Sabrina yang menggodanya, Siti memilih bangkit dari duduknya. Saat ia berdiri, matanya dan Julian bertemu. Sial, ia memilih datang ke kampus karena ingin menghindari Julian, sekarang ia malah harus bertemu dengan suami kontraknya.

 Sial, ia memilih datang ke kampus karena ingin menghindari Julian, sekarang ia malah harus bertemu dengan suami kontraknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello semuanya. Maaf karena baru bisa Update. Semoga masih ada yang menunggu ya.

Emang lagi sibuk banget😥. Gak tahu kapan baru bisa UP lagi.


Siti Bukan Milea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang