Setelah beberapa jam menunggu Haechan dioperasi, dokter menyatakan Haechan dan bayinya selamat. Haechan hanya mendapat beberapa jahitan dari luka tembaknya, serta pengobatan kecil dibeberapa luka tubuhnya.
Untung saja tuhan masih berbaik hati, karena tembakan tersebut tidak mengenai saraf penting ditubuhnya. Meskipun Haechan sempat dipukul dan berakhir memiliki luka lebam disekitar wajah, namun pemukulan itu tak sampai mengenai perutnya.
Mereka bernafas lega mendengar Haechan berhasil melewati masa kritisnya.
Haechan sudah dipindahkan keruang rawat. Atas permintaan Mark selaku pemilik rumah sakit itu, Haechan mendapatkan perawatan terbaik untuk penyembuhannya.
Hanya saja tepat tiga hari saat Haechan siuman, rupanya Lucas dan Mark tidak benar-benar bisa bernafas lega.
"Haechan, ingin daddy buatkan sesuatu?"
"Lihat, daddy bawakan buah kesukaanmu"
Pertanyaan Lucas serta ucapan Mark sama sekali tak mendapat respon baik dari Haechan. Anak itu hanya diam, menatap kosong hamparan taman dari balik kaca jendela kamar.
Hal itu lah yang menjadi alasan Mark dan Lucas tidak bisa bernafas lega. Ya, Haechan lebih banyak diam dan melamun usai kejadian itu.
Mark sempat bertanya akan kondisi Haechan. Dan dokter bilang, Haechan mengalami trauma kecil akibat penembakan yang hampir saja membunuh Haechan dan bayi dalam kandungannya.
Bisa dibilang, Haechan seperti merasa gagal sebagai ibu karena membiarkan anaknya ikut terluka bersama dirinya.
Mendapat penjelasan dokter membuat Mark dan Lucas semakin ekstra menjaga Haechan. Mereka terus mengajaknya bicara, membawa makanan kesukaannya, hingga terus mengucap kata maaf karena sudah membuat Haechannya terluka.
"Sayang, mau sampai kapan kamu seperti ini terus? Daddy mohon, bicaralah" Lucas menggenggam kedua tangan Haechan, menatap mata sayu anak itu yang melamun.
Mark mengusap kasar wajahnya. Tidak mengerti harus seperti apa lagi menghadapi Haechan. Sudah berbagai cara mereka lakukan, namun Haechan masih memberi respon yang sama.
"Haechan, daddy tau kamu pasti terpukul atas kejadian itu. Tapi semuanya sudah berlalu, sayang. Kamu selamat, anak kita selamat. Jadi tolong jangan mendiamkan kami seperti ini"
Ucapan Mark barusan rupanya berhasil mendapatkan respon dari Haechan. Tetapi bukan respon seperti yang mereka harapkan, melainkan tangisan Haechan.
Haechan menangis tanpa mengeluarkan suara. Ia menyentuh perutnya, mengusap lembut membuat isakan Haechan perlahan terdengar.
Lagi, Haechan menyalahkan diri sendiri karena hampir saja lalai menjaga anaknya.
"Hei, sayang. Maafkan daddy" Mark mendekati ranjang, meraih tubuh gemetar Haechan dalam pelukannya.
Lucas dan Mark melupakan satu ucapan dokter, dimana Haechan pasti akan menangis jika dirinya kembali diingatkan soal insiden tersebut. Tapi sungguh, kedua pria itu tidak bermaksud membuat Haechan menangis. Tidak sama sekali.
Haechan masih terisak, berkali-kali Mark bergumam kata maaf dengan Lucas tak henti mengusap rambut panjangnya. Mereka berdua masih sama-sama berusaha menenangkan Haechan, sampai pintu ruangan kamar terbuka menampakan Mayang serta Hendery dibelakangnya.
"Haechan.."
Kehadiran Mayang rupanya tak diadahkan Haechan, membuat anak itu menghela nafas panjang seakan tau apa penyebab Haechan menangis.
"Kalian berdua ikut aku, kita bicara diluar" Mayang pun akhirnya pergi keluar kamar diikuti Mark dan Lucas dibelakangnya.
Mayang menggeleng pelan, memijat pelipisnya pelan melihat penampilan kedua kakaknya itu. Mark dan Lucas tampak kacau. Rambut tidak tersisir rapih, wajah tidak terlihat segar, ditambah kantung mata hitam sedikit terlihat dibawah mata mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Gadun || MarkHyuckCas🔞 (✔)
Fanfiction[R E V I S I] S E L E S A I Gadun : Pria Dewasa, atau lebih khusus lagi biasa disebut om-om. Pria dengan tingkat kematangan fisik dan finansialnya yang baik. Memiliki 1 gadun saja rasanya seorang wanita atau ABG diluar sana memiliki kehidupan ekonom...