Gadun 7.

6.2K 369 5
                                    

Mark dan Lucas akhirnya membawa Haechan pada penthouse milik mereka. Membaringkan tubuh gadis itu diranjang dengan sangat hati-hati, Mark tidak ingin Haechan kesakitan akibat luka disekujur tubuhnya.

"Orang itu sudah kau urus?" Tanya Mark tanpa melepas pandangan dari Haechan.

"Anak buahku sudah mengurus semuanya" Jawab Lucas sambil mengusap tangan Haechan.

"Pastikan orang itu tidak dapat menyentuh Haechan lagi"

"Kau tenang saja, bahkan aku yakin mereka sudah membuat tua bangka itu lenyap dari dunia ini"

Ucapan Lucas itu benar. Lucas selalu menyuruh anak buahnya untuk mengurus seseorang yang berani mencari gara-gara dengannya. Tak tanggung-tanggung, bahkan Lucas berani menyuruh mereka untuk menghabisi nyawa orang karena telah berani menyakiti apa yang menjadi miliknya.

Begitu pun Mark, ia memiliki peringai sama seperti Lucas. Namun bedanya, Mark lebih senang menghabisi nyawa orang itu dengan kedua tangannya sendiri dan melihat orang tersebut mati secara perlahan.

Lalu soal penthouse, ini juga memang benar kepunyaan Mark dan Lucas. Mereka sengaja membelinya secara bersama-sama untuk sekedar melepas penat atau kumpul bersama teman-teman lainnya. Bahkan tak jarang mereka menjadikan penthouse tersebut sebagai tempat untuk melakukan one night stand jika para gadun ini sedang ingin bermain bersama gadis-gadis pilihan mereka.

Kedua pria itu masih memperhatikan Haechan, sampai mata bulatnya sedikit bergerak lalu terbuka secara perlahan. Gadis itu memegang kepalanya yang berdenyut nyeri. Lagi, ia bersyukur karena dirinya masih diberi kesempatan untuk hidup dan dijauhkan dari pria tua itu.

"Shh.. aku dimana.." Gumam Haechan.

"Kamu di penthouse kami sekarang"

Haechan mengangkat kepala, mengerjapkan mata agar bisa melihat lebih jelas sosok didepannya.

"Om, kenapa aku bisa disini?"

"Kamu pingsan, kami sengaja membawamu kesini" Jelas Mark.

"Tapi aku harus pulang, nanti paman--"

"Jangan pedulikan dia, dan mulai sekarang kamu akan tinggal disini" Tegas Lucas.

Kepala Haechan semakin pening mencerna ucapan Lucas barusan. Ia... akan tinggal di penthouse ini? Lalu bagaimana dengan paman dan segala keperluannya disana?

"Tidak bisa, om. Bagaimana pun juga paman sendirian disana. Aku juga harus sekolah dan bekerja"

"Berhenti peduli dengan orang yang menyiksa kamu, Haechan. Lagi pula kamu bisa berangkat sekolah dari sini. Soal pekerjaan, mulai sekarang kamu tidak perlu bekerja lagi"

Mata Haechan membulat, ia tidak dibolehkan bekerja? Lantas bagaimana caranya Haechan bisa mendapatkan uang tambahan untuk membayar tunggakan sekolahnya? Dan lagi, memang mereka siapa berani menyuruh Haechan untuk berhenti bekerja?

"Tidak bisa! Kalau aku berhenti bekerja, darimana aku bisa mendapatkan uang untuk biaya sekolah? Aku tidak mau, om" Mata Haechan sudah berkaca-kaca. Ia rela membanting tulang untuk biaya hidupnya, lalu dengan mudah kedua pria asing ini menyuruhnya tidak bekerja?

Yang benar saja!

"Ssstt.. kamu tidak perlu khawatir, Haechan. Semua biaya hidup kamu biar kami yang tanggung" Mark mengeluarkan beberapa kartu dalam dompetnya, "--gunakan semua kartu ini untuk membeli apapun yang kamu mau"

"Dan satu lagi, biaya sekolahmu akan lunas besok. Jadi kamu tetap tinggal disini, dan menuruti ucapan kami"

Haechan membeku dengan segala perlakuan serta ucapan Mark dan Lucas. Semudah itu mereka mengeluarkan uangnya hanya untuk gadis seperti Haechan yang bahkan baru mereka kenal.

Simpanan Gadun || MarkHyuckCas🔞  (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang