Gadun 32.

1.5K 117 0
                                    

Lucas menggeram rendah, mengerjapkan kedua matanya seraya mengucak pelan. Usai tersadar dari tidur, ia memijat kepalanya kala pening melanda.

"Oh, Lucas. Kamu sudah bangun"

Pria itu duduk, menyandarkan bahu tegapnya pada sandaran sofa.

"Minumlah" Wendy menyerahkan segelas air putih padanya.

"Terimakasih, miss"

Wendy menghela nafas, menggeleng pelan melihat pria itu "kalian berdua kenapa bisa sampai seperti ini? Mabuk sampai tidak sadarkan diri, sampah berserakan dimana-mana, dan lagi... siapa yang menyuruh kalian mendatangkan wanita lain ke rumah ini, huh?"

"Astaga, miss. Bisakah kau diam sebentar? Kepalaku rasanya semakin sakit mendengar ocehanmu" Lucas baru menenggak air di genggamannya, namun pria itu sudah diserang rentetan pertanyaan oleh Wendy.

"Hei, aku hanya bertanya. Dasar kau bocah tidak sopan!"

Lucas mendengus, "aku bukan bocah. Usia kita hampir sama kalau kau lupa"

"Tetap saja aku lebih tua, jadi perhatikan sopan santunmu"

"Hanya lima tahun, ingat"

Wendy lagi-lagi cukup menarik nafas dalam, menghadapi tingkah Lucas memang membutuhkan kesabaran ekstra. Ditambah Mark. Ah, jika saja Wendy tidak menyayangi kedua pria itu, mungkin Wendy akan mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Tapi tidak juga, sih. Wendy masih sayang pekerjaannya. Hei, Wendy sudah terlalu nyaman bekerja bersama mereka. Belum lagi bayaran yang ia dapat dari Mark dan Lucas. Wendy akan berpikir dua kali untuk melepas pekerjaan itu.

"Dan lagi, apa yang miss katakan barusan? Wanita lain?" Tanya Lucas kembali. Agaknya ia heran akan pertanyaan terakhir Wendy.

"Aku menemukan karet alat pengaman bekas di sofa. Dan aku yakin, itu pasti milik salah satu diantara kalian berempat. Apa kau gila, huh? Haechan sedang mengandung lalu kau masih sempat-sempatnya bermain dibelakangnya?!"

"Wanita lain? Tunggu-tunggu, aku tidak mengerti"

"Having seks, remember?"

Seketika otak Lucas berpikir, memutar kembali tentang peristiwa semalam. Lucas pikir tidak ada yang aneh, wajar-wajar saja.

Usai Lucas dan Mark tidak di izinkan bertemu Haechan beberapa hari oleh Mayang, kedua pria itu nampak gusar. Tidak tau ingin melakukan apa selain meratapi nasib mereka.

Lalu ide Mark pun muncul, mereka pada akhirnya mengundang Jeno dan Sungchan datang kerumahnya untuk sekedar minum-minum. Itu yang pertama.

Karena pikiran Mark dan Lucas kacau akibat penolakan Haechan, keduanya pun berakhir cerita panjang lebar pada kedua temannya pula. Itu pun efek mabuk hingga mereka bercerita dan berujung menangis. Itu yang kedua.

Dan terakhir, baik Mark ataupun Lucas tidak ingat apa-apa lagi selain mereka tidur dan terbangun pada siang ini.

Semuanya Lucas ingat, sampai tiba-tiba ia tersadar akan sesuatu. Lucas melupakan fakta bahwa kedua temannya itu juga ikut bercerita soal keresahan mereka terhadap pasangan-pasangannya. Dan alasan itu pula membuat Jeno dan Sungchan datang menemui mereka.

Ya, kedua teman bajingannya itu menjadikan penthouse miliknya sebagai tempat pembuangan sperma mereka sementara. Sialan!

"Keparat itu, bisa-bisanya mereka melakukan one night stand dirumahku!" Lucas terkejut itu wajar, ia tidak tau menau soal kedua temannya yang menyewa wanita bayaran.

"Jadi... kalian tidak melakukannya?" Wendy memicing, membuat Lucas dihadapannya mendengus malas.

"Tentu saja tidak! Otakku masih waras jika harus melakukan seks dengan wanita lain disaat kekasihku saja sedang hamil"

Simpanan Gadun || MarkHyuckCas🔞  (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang