Gadun 27.

2.7K 205 13
                                    

"Mark, bukankah itu Haechan?"

Mark, si bule Canada itu mengarahkan pandangannya pada telunjuk Lucas dimana ia tengah menunjuk Haechan yang baru saja masuk mobil.

"Iya, mau kemana dia?" Jawab Mark.

"Mungkin pulang karena terlalu lama menunggu kita?"

Iya, jadi kedua pria blasteran itu telat menghadiri acara perpisahan Haechan lantaran pekerjaan yang mengharuskan mereka pulang lebih lama hingga keduanya baru hadir saat acara hampir selesai.

Mungkin mereka pikir Haechan akan merajuk setelah ini akibat keterlambatannya.

Namun disaat Lucas dan Mark mengikuti arah mobil Haechan, keduanya heran sebab ini bukan jalan yang biasa mereka lalui.

"Ini bukan jalan pulang" Ujar Lucas, tatapannya masih fokus pada jalan terlebih pada mobil di depannya.

"Kau benar, jalan ini baru pertama kali kita lewati" Saut Mark.

Saking keduanya fokus pada mobil Haechan, mereka hampir saja menabrak pengendara motor jika Lucas tidak langsung menginjak rem saat lampu lalu lintas berubah merah membuat mereka mau tak mau kehilangan jejak mobil Haechan.

Mark dan Lucas penasaran kemana Haechan akan pergi, karena tidak biasanya anak itu main pergi tanpa memberi kabar pada mereka. Sampai ponsel keduanya tiba-tiba saja bergetar, menampilkan pesan bahwa ada penarikan uang pada rekening masing-masing.

"Haechan menarik uang satu milyar dari rekeningku" Ujar Mark, Lucas tepat di sampingnya pun turut mengiyakan ucapanya.

"Aku juga, Haechan menarik nominal yang sama sepertimu"

"Untuk apa Haechan mengambil uang sebanyak ini?"

* * *

Sedangkah dilain tempat, Haechan masih menunggu transaksi pengambilan uang tersebut. Ia semakin gelisah, sebab nomor yang menghubunginya hanya memberi waktu satu jam untuk menyerahkan uang itu kepadanya. Karena jika telat, nyawa Mayang lah taruhannya.

"Bagaimana, pak. Uangnya sudah bisa aku terima?" Tanya Haechan.

"Maaf nona Haechan, transaksi tidak bisa saya lanjutkan tanpa adanya persetujuan dari tuan Lucas dan tuan Mark"

Bahu Haechan turun seketika, ia sudah menduga pasti proses transaksi ini akan sulit tanpa hadirnya Mark dan dan Lucas.

"Ayolah pak Taeil, bantu aku kali ini saja. Aku sangat membutuhkan uang itu"

Taeil, selaku kepala bank disana hanya bisa menggeleng lemah menolak keinginan Haechan. Bukannya apa, Lucas dan Mark itu salah satu nasabah prioritas dimana mereka sering menyetorkan uang dalam jumlah triliunan di bank tersebut, sehingga tidak sembarang orang bisa melakukan penarikan tunai dalam jumlah besar tanpa persetujuan dari keduanya.

Lalu soal Taeil, kedua pria itulah yang menunjuknya langsung untuk mengurus berbagai transaksi keuangannya. Taeil juga cukup kenal baik dengan Haechan, karena Lucas dan Mark sesekali pernah datang bersamanya.

"Tanpa adanya tanda tangan tuan Lucas dan tuan Mark, saya tidak bisa memberikan uang itu"

"Apa tidak bisa memakai tanda tanganku?"

"Maaf nona, jika transaksi atas nama mereka, maka mereka juga lah yang harus tanda tangan"

Haechan semakin gelisah, ia terus memutar otak agar uang dua milyar itu sampai ke tangannya tanpa sepengetahuan Mark dan Lucas. Tak lama ponsel Haechan kembali bergetar.

"Waktumu tersisa empat puluh lima menit lagi. Aku harap kamu bisa datang lebih cepat sebelum anak ini hanya tinggal nama"

"Tolong jangan sakiti Mayang, paman. Haechan pasti akan membawa uang itu"

Simpanan Gadun || MarkHyuckCas🔞  (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang