Gadun 1.

10.1K 440 10
                                    

Warning!!

Cerita ini mengandung materi dewasa, dimana di dalamnya terdapat adegan yang mampu meningkatkan pikiran kotor dan berujung birahi!

Saya sebagai penulis hanya mengingatan, untuk umur yang kurang dari 18thn agar tidak membaca cerita ini. Jika kalian masih nekat, tanggung sendiri efek sampingnya.

Untuk umur dan gender sengaja saya ubah supaya lebih mendapatkan peran dari para tokoh. Bagi kalian yang tidak suka, silahkan klik panah paling atas sebelah kiri dan pergi dengan tenang😜

Dan sekali lagi saya ingatkan, saya membuat cerita ini hanya untuk HIBURAN dan tidak dibenarkan untuk dibawa ke dunia nyata apalagi sampai disangkut pautkan dalam kehidupan idol.

Jadi saya harap kalian lebih bijak dalam membaca!!

Happy reading❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"HAECHAN!!!"

Si pemilik nama menoleh kebelakang, membalik badan dan tersenyum saat Jaemin; sahabat Haechan, sedikit berlari ke arahnya.

"Kenapa, Jaem?"

Melihat Jaemin ngos-ngosan membuat Haechan sedikit terkekeh. Ia meraih botol minum dari tas, lalu membukanya untuk Jaemin.

"Nih, diminum" Haechan menyodorkan botol minumnya pada Jaemin.

"Maaciw, Chani~" Jaemin menoel sebelah pipi Haechan gemas, chewy like a baby's bottom.

"Sampai lari-larian begitu, ada apa?" Tanya Haechan.

"Oh iya, aku hampir lupa" Jaemin menepuk keningnya, "--kamu dipanggil keruang kepala sekolah"

Haechan membuang nafas pelan, ia hafal betul jika namanya sudah disebut oleh kepala sekolah maka hal yang akan Haechan dengar adalah tentang tunggakan uang sekolahnya.

Ada beberapa hal yang perlu kalian tau..

Haechan ini anak yatim piatu, ia tinggal disebuah rumah sewa kecil bersama dengan pamannya yang sangat suka berjudi dan mabuk-mabukan. Pamannya tidak bekerja, sehingga ia hanya mengandalkan Haechan untuk memenuhi segala kebutuhannya.

Selain sekolah, Haechan juga bekerja paruh waktu untuk membiayai dirinya dan sang paman. Maka tak jarang, uang hasil menabung yang seharusnya ia gunakan untuk keperluan sekolah, terpaksa digunakan untuk membayar hutang pamannya sehingga lagi dan lagi Haechan harus menunggak uang sekolahnya.

Melihat wajah sendu Haechan membuat Jaemin jadi tak enak hati. Ia merasa bersalah karena membuat sahabatnya ini sedih.

"Chan.. kalau perlu bantuan, aku bisa membantumu. Kamu tidak perlu sungkan untuk minta bantuanku"

Haechan mengangkat kepalanya, tersenyum tipis disertai gelengan pelan, "Aku tidak sungkan, Jaem. Hanya.. memang belum waktunya saja aku minta bantuanmu"

Jaemin mencebik, memajukan bibir saat niat baiknya selalu saja ditolak Haechan.

"Kamu selalu saja bilang begitu, padahal aku benar-benar ingin membantumu. Menyebalkan!"

Haechan terkekeh melihat Jaemin tengah melipatkan kedua tangannya didepan dada, serta bibir semakin dibuat maju.

"Iya-iya.. nanti kalau aku memang membutuhkan bantuan, aku pasti akan menemuimu. Janji" Haechan mengacungkan jari kelingkingnya pada Jaemin.

"Janji?" Tanya Jaemin dibalas anggukan Haechan.

"Baiklah, aku akan menunggu janjimu" Riang Jaemin ikut menautkan kelingkingnya.

Simpanan Gadun || MarkHyuckCas🔞  (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang