2. "Picnic Plan"

377 45 7
                                    


Seperti biasa, tampaknya cuaca hari ini akan cerah sampai senja menampakkan pesonanya. Langit terlihat biru tak berawan. Dan menurut perkiraan, beberapa hari yang akan datang temperatur suhu juga akan meningkat. Itu sudah seharusnya, mengingat musim panas akan tiba tak lama lagi.

Sesekali Ino memerhatikan suasana jalanan yang ia lalui. Tampak beberapa anak-anak yang tengah asyik bermain. Di lain tempat ia menjumpai sepasang suami-istri lansia tengah duduk di bangku pinggir jalan.

Di lain tempat lagi ia menjumpai sepasang kekasih yang tampaknya sedang bertengkar. Ah, kalau ia perhatikan sang pria tengah bersama seorang wanita dan berusaha untuk menahan wanita itu pergi, sementara si wanita tampak sesekali berteriak pada pria tersebut.

‘Pemandangan yang menjijikkan,’ ucap Ino dalam hati.

Hari ini Ino dan teman-temannya akan bertemu. Ah, sudah berapa lama ya sejak mereka semua berpisah? Ya pertama kali mereka bertemu adalah saat duduk di Sekolah Dasar. Dan saat masuk SMP beberapa dari mereka melanjutkan sekolah di tempat lain. Berbeda dengan dirinya dan Sakura, yang sejak Taman kanak-kanak sudah bersama hingga sekarang.

Mereka semua sepakat untuk berkumpul setidaknya seminggu sekali. Walaupun sebenarnya kegiatan ini atas inisiatif dan paksaan dari sahabat pirangnya Naruto saat mereka memasuki tahun kedua di SMP, berbeda dengan Shikamaru dan Neji yang meloncat satu tahun di atas mereka. Tidak perlu heran, kedua orang itu memang terkenal dengan nilai akademik yang tinggi.

Hari ini mereka akan berkumpul di sebuah café yang baru saja resmi dibuka berlokasi dekat dengan taman Konoha. Perjalanan ke sana dari rumah Ino membutuhkan waktu 30 menit dengan berjalan kaki. Seperti biasa, Ino lebih memilih naik kendaraan umum atau berjalan kaki, padahal dua mobil mewah setia terparkir di garasi rumahnya. Itu semua karena sang Ayah yang tidak mengizinkannya mengemudi sendiri, harus ditemani oleh supir pribadi mereka. Dan Ino tidak suka hal itu.

KRIINGG!!!

Suara lonceng terdengar berbunyi saat Ino membuka pintu café tersebut. Matanya memerhatikan sekeliling untuk memastikan kehadiran temannya yang sudah tiba atau tidak. Ino mendengus ketika tidak mendapati satu pun temannya di sana, dia kemudian memutuskan untuk memilih salah satu tempat duduk di café tersebut.

Tak lama setelah dirinya duduk, nampak seorang pegawai yang menghampirinya sembari menanyakan pesanannya.

‘’Tolong, satu Ice Cream Strawberry,’’ ucapnya ramah kepada pegawai itu.

‘’Satu Ice Cream Strawberry, saya mengerti. Tolong tunggu sebentar, Nona.’’ Pegawai itu menuliskan pesanan Ino, kemudian tersenyum dan mengundurkan diri.

‘’Huuuhh.’’ Helaan nafas terdengar keluar dari Ino. Ia mengalihkan pandangannya, menikmati pemandangan Taman Kota Konoha melalui balik jendela café yang besar dan transparan. Sembari menunggu pesanannya, ia tanpa sadar kembali melamun.

‘’Ice Cream Strawberry, Silahkan.’’ Ucapan pegawai tersebut tanpa sengaja menyentak lamunan Ino.

‘’Ah, terima kasih,’’ ucap Ino tersenyum menanggapi pegawai tersebut sebelum pegawai itu pergi.

Ino menikmati Ice Cream nya dengan tenang.

‘’Uhmm, Enaknya.’’ Rasa manis asam dengan sensasi dingin yang masuk ke mulutnya membuat Ino tanpa sadar bergumam.
.
.
.
.
.

Ice Cream milik ino sudah hampir habis. Dan teman-temannya masih belum menampakkan tanda-tanda kehadiran sama sekali. Ino yang merasa sedikit khawatir memeriksa jam nya. Sekarang pukul 10, sudah sekitar 30 menit ia duduk dan menunggu di café tersebut. Tidak lama kemudian seseorang mengetuk jendela café dari samping.

Secret of Destiny [MADARA X INO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang