3. "That Shadow"

293 31 1
                                    


Naruto dan Sasuke mulai memanjat. Yang di mana Sasuke sedikit lebih cepat dari Naruto.

‘’Hahaha kali ini aku akan menang.’’ Deklarasi kemenangan Sasuke yang bahkan belum pasti.

‘’Sialan,’’ kesal Naruto yang tetap berusaha mengejar Sasuke. Sementara Ino dan teman-temannya yang lain terus bersorak.

Sementara itu di ruang kepala sekolah.

Hashirama Senju tengah duduk di kursi kerjanya. Menatap sejumlah dokumen yang menumpuk di hadapannya. Walaupun hanya menjabat sebagai Kepala Sekolah Dasar, tapi dokumen yang harus diurus ternyata tidaklah sedikit.

Pria itu  mengangkat pandangannya, ketika melihat seseorang yang berdiri di ambang pintu. Dia mendapat kunjungan dari sahabatnya.

‘’Sudah lama ya. Bagaimana kabarmu?’’ ujar Hashirama kepada seseorang yang kini berjalan menuju sofa tamu di kantornya dan duduk santai di sana.

‘’Baik. Kamu tidak berubah, masih terlihat sibuk dengan tumpukan dokumen itu. Dan terlihat agak tua,’’ balas seseorang yang diajak bicara oleh Hashirama.

Orang yang diajaknya bicara bukanlah orang biasa, sudah terbaca dari tampilannya yang mengenakan setelan jas resmi mahal. Duduk tenang layaknya bangsawan.

‘’Sepertinya anak-anak itu membuatmu sedikit stress,’’ tambahnya lagi kepada Hashirama.

‘’Hahaha kamu benar,’’ jawab Hashirama. ‘’Aku bukanlah orang yang seperti mu. Tidakkah begitu? Bos dari perusahaan nomor 1 di Konoha,’’ tambahnya lagi.

‘’Kamu terlalu berlebihan,’’ balas orang tersebut yang tampak menyesap teh yang baru saja disajikan.

‘’Hahah-‘’ tawa Hashirama terhenti oleh suara berisik yang berasal dari luar jendelanya. Dan sudut matanya berkedut.

Anak-anak ini lagi!’ kesalnya dalam hati.

Kemudian dia bersiri dan melangkah menuju jendela di belakang kemudian membukanya. Menarik nafas dan mengumpulkan suaranya.

‘’HEEIII!!! KALIAN ANAK-ANAK NAKAL! SUDAH KUBILANG JANGAN MEMANJAT POHON!!!’’

Anak-anak yang berada di bawahnya seketika terkejut dan mulai panik. Sedangkan dua anak laki-laki yang sebelumnya memanjat pohon tampak turun dengan tergesa-gesa. Hal itu membuat beberapa dari teman-temannya tertawa.

‘Huhhhf,’ helaan nafas Hashirama terdengar.

‘’Maaf kan aku. Anak-anak ini selalu membuat ku stress dengan tingkah nya,’’ ucapnya pada orang yang tadi dia ajak berbicara dan sekarang orang itu sudah berdiri di sebelahnya.

Penasaran dengan ana-anak nakal yang membuat temannya stress. Dia ikut mengintip ke sekumpulan anak-anak yang berada tepat di bawah jendela kantor kepala sekolah.

‘’Tidak masalah. Mereka hanya anak-anak,’’ ujarnya sambil memperhatikan sekumpulan anak tersebut.

‘’Ya, anak-anak yang selalu membuat stress,’’ balas Hashirama yang membalikkan badannya untuk kembali ke meja kerjanya. Namun langkahnya terhenti saat melihat temannya masih saja menatap sekumpulan anak di bawahnya.

‘’Ada masalah?’’ tanyanya melihat temannya yang tidak bergeser dari posisinya.

‘’Tidak, tidak ada,’’ balas orang itu pada Hashirama sembari berjalan menuju sofa dan kembali duduk. Hashirama yang melihatnya hanya menaikkan alis dan mengangkat bahunya acuh, dia kemudian kembali ke meja kerjanya.

Kembali pada Ino dan teman-temannya sebelum itu.

Mereka terus bersorak-sorak. Sampai terdengar suara yang akrab menghentikan mereka.

Secret of Destiny [MADARA X INO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang