1. "That Dream"

506 59 23
                                    

Tidak ada hujan atau pun mendung, begitulah ramalan cuaca hari ini. Bisa dilihat bahwa sejak pagi langit tampak begitu cerah. Berwarna biru dan sedikit awan yang melintang. Tidak mengherankan memang, karena musim panas akan segara tiba. Dan artinya liburan musim panas bagi pelajar yang ada di kota juga akan segera tiba.

Namun tampaknya cuaca cerah hari ini sama sekali tidak memengaruhi seorang gadis cantik berambut pirang yang berusia 18 tahun itu. Ia selalu saja melamun. Bahkan saat jam pelajaran dimulai pun ia selalu tenggalam dalam lamunannya sendiri. Tak ayal, ia sesekali mendapat teguran dari gurunya. Bahkan saat jam istirahat pun dia terus saja melamun, tidak peduli dengan kebisingan yang ada di sekitarnya sama sekali.

''Ino.''

''Ino.''

''Ino!''

Ino tersentak kaget saat seseorang meneriakkan namanya dan menepuk pelan bahunya dari belakang. ''Eh? Ada apa?'' tanya nya saat menoleh dan mendapati gadis berambut pink di belakangnya.

''Kau baik-baik saja kan?'' tanya gadis berambut pink yang sedari tadi memanggilnya itu. Haruno Sakura, begitu orang-orang mengenalnya, dia adalah sahabat Ino sedari kecil hingga sekarang. Ia juga merupakan teman sekelas ino.

Ino terdiam sejenak, kemudian berusaha tersenyum tipis pada sahabatnya itu. ''Aku baik-baik saja kok.''

''Apa yang kamu pikirkan, Ino? Akhir-akhir ini kau tampak sering melamun, bahkan saat jam pelajaran. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu?'' Tanya Sakura, ia kemudian mendudukkan dirinya di samping Ino.

''Tidak, tidak ada kok,'' jawab Ino sembari menunduk.

''Katakan padaku sekarang. Kau tidak bisa merahasiakan sesuatu dari ku. Kau tahu itu, bukan? Aku tahu jika ada yang sedang mengganggu pikiranmu,'' tegas Sakura yang merasakan gelagat aneh dari sahabatnya itu.

Ino hanya diam, hal itu membuat Sakura menghela nafas.

''Ne, Sakura,'' panggil Ino, matanya menatap ke arah gadis berambut pink itu. Dan sakura hanya melihat, menunggu apa yang akan sahabatnya itu katakan.

''Apa kau percaya reinkarnasi?'' tanya Ino yang membuat salah satu alis Sakura terangkat, pertanda perempuan itu sedang kebingungan.

''Maksudku, apa kamu percaya bahwa sebelumnya kita sudah pernah hidup ratusan atau bahkan ribuan tahun lalu dan meninggal, kemudian jiwa kita bereinkarnasi dan kita terlahir kembali,'' jelas Ino, gadis itu tampak penasaran dengan reaksi Sakura.

''Entahlah, itu adalah rahasia hidup. Tapi menurutku, hidup itu hanya sekali dan kehidupan berikutnya tentu saja akhirat. Tapi aku juga tidak paham betul hal seperti itu. Biarkan menjadi rahasia Tuhan saja.'' Sakura menjawab sembari menopang dagunya, ia memerhatikan raut wajah Ino yang tampak begitu penasaran.

''Tapi bukan tidak mungkin jika kehidupan lalu itu ada kan?'' tanya Ino lagi.

''Entahlah Ino, aku tidak yakin. Tapi untuk apa kau bertanya hal seperti ini?'' tanya Sakura, jujur ia heran dengan tingkah dan pertanyaan dari sahabatnya itu.

''Tidak, tidak ada. Lupakan saja apa yang aku katakan barusan,'' ujar Ino, ia melempar pandangannya keluar jendela kelas dan menatap langit yang begitu cerah. Sementara Sakura hanya bisa terheran-heran melihat sahabat pirangnya itu.
.
.
.
.
.

Ino berjalan pulang rumahnya yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Tadinya ia pulang bersama Sakura. Namun karena arah rumah yang berlawanan akhirnya mereka berpisah di persimpangan. dan saat ini terpaksa Ino harus berjalan sendirian. Pikirannya juga penuh dengan banyak hal. Ini yang menyebabkan ia banyak melamun seharian ini.

Secret of Destiny [MADARA X INO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang