Setelah beberapa menit Ino menyelesaikan ceritanya. Suasana hening begitu terasa di sekitar mereka. Ino terus menundukkan wajahnya, bahkan ketika ia bercerita tadi.
‘’A- apa kalian percaya dengan ucapan ku barusan?’’ tanyanya masih dengan wajah yang tertunduk dan bibir yang ia gigit, namun tidak ada balasan dari teman-temannya.
‘’Aku tahu ini gila. Kalian pasti menganggap ku gila, tapi-‘’
‘’Aku percaya denganmu, Ino.’’ Shikamaru yang awalnya duduk di bawah pohon, kini tampak mendekat dan berjongkok di hadapan Ino, menyamakan tingginya dengan gadis pirang itu.
Ino yang mendengar itu seketika mendongak. Menatap Shikamaru yang ada di depannya. Ia menyelami iris berwarna hitam milik sahabat masa kecilnya itu. Berusaha mencari kebohongan yang bisa ia temukan di mata itu. Tapi tidak ada apa pun yang ia temukan selain tatapan penuh kepercayaan, khawatir, kasih sayang, dan keseriusan.
‘’Ti-tidak mungkin, ceritaku bahkan tidak masuk akal. Tidak mungkin kalian ak-‘’
‘’Kami percaya pada mu Pig.’’ Sakura memotong ucapan Ino sembari menatap gadis pirang itu dengan lembut.
‘’Kami percaya Ino-chan.’’ Ino menatap Hinata, perempuan itu juga tampak menatapnya lembut sembari tersenyum tipis.
Kemudian Ino mengalihkan pandangannya, menatap temannya satu persatu. Mereka semua mengangguk ringan, mengkonfirmasi bahwa mereka semua percaya dengan cerita Ino. Hal itu membuat Ino terharu sampai ia tak sadar dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
‘’Terima kasih teman-teman, terima kasih,’’ ucap Ino yang mulai terisak dan dipeluk oleh Sakura. Gadis pink itu tampak berusaha menenangkan sahabatnya.
‘’Terkadang ada banyak kejutan dalam hidup ini yang mungkin tidak masuk akal. Tapi percayalah pada takdir Tuhan.’’ Ino terdiam, dan kemudian menatap Shikamaru yang juga tampak menatapnya.
‘’Aku tidak tahu ini benar atau tidak. Tapi seseorang pernah mengatakan ini padaku.’’ Ino dan yang lainnya setia menatap Shikamaru, penasaran dengan apa yang akan dikatakan laki-laki jenius itu. ‘’Jika sudah bersinggungan karena takdir, maka sesuatu yang tidak pernah kamu sangka mungkin bisa saja terjadi. Ino, mungkin kamu memang benar. Itu adalah ingatan dari kehidupan lalu mu yang menjelma menjadi mimpi. Kamu mendapatkan ingatan itu karena ada sesuatu yang mungkin saja belum selesai di kehidupan mu yang lalu,’’ jelas Shikamaru.
Ino dan yang lainnya tertegun. Seolah penjelasan Shikamaru barusan sulit untuk mereka terima, terlebih dengan Ino. Ada banyak pertanyaan yang seketika membanjiri pikirannya.
‘’Jangan takut. Selama kamu percaya, aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Cukup ikuti alurnya saja, jangan terburu-buru. Hal yang menjadi misteri di kepalamu ini akan ada saatnya terpecahkan,’’ ucap Shikamaru sambil menenangkan Ino.
Suasana hening kembali mengisi ruang, atmosfer di sekitar juga entah kenapa menjadi pendukung yang pas untuk suasana ini. Sakura sadar betul dengan itu, ia melihat semua temannya terdiam, terlebih Ino yang masih tampak shok dengan kejadian yang gadis itu alami.
‘’Hm, bagaimana dengan rencana liburan musim panas kita semua kali ini?’’ tanya Sakura, gadis bersurai pink itu berusaha menglihkan topik pembicaraan.
‘’Aku ingin ke pantai,’’ ucap Tenten semangat.
‘’Mari kita ke gunung! Pemandangan alam pegunungan selalu menjadi yang terbaik,’’ ucap Naruto tak kalah semangatnya.
‘’Aku ingin pemandian air panas,’’ terang Kiba yang mendapat setujuan dari Akamaru.
‘’Aku ingin mengunjungi festival musim panas,’’ ucap Ino. Tampaknya gadis pirang itu mulai kembali ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Destiny [MADARA X INO]
RandomMadara menerjang kehidupan demi kehidupan hanya untuk mencarinya. Dia sudah kehilangan cinta di dua kehidupan sebelumnya dengan cara yang begitu menyakitkan. Dan kali ini dia berjanji bahwa itu tidak akan terjadi lagi. "Tuhan, jika memang kehidupan...