Jam pelajaran hari ini telah selesai seluruh murid satu persatu sudah meninggalkan kelas nya,
Terkecuali shani yang masih bergulat dengan sapu di tangannya, ia harus mengerjakan piket hari ini,
Setelah beberapa menit berlalu akhirnya shani menyelesaikan tugasnya dengan baik, meskipun sebelumnya shani memang tidak pernah mengerjakan piket karena malas, namun kali ini ia harus menyelesaikan semuanya, karna ia sudah berjanji pada neneknya bahwa akan bertahan di sekolah ini hingga kelulusan tiba nanti,
Shani mulai mengemasi barangnya dan bergegas untuk pulang,
Belum sampai pada tempat parkir, shani mendengar suara ricuh di tengah lapangan, sontak itu membuat shani penasaran dan mulai mencari sumber suara,
Di tengah lapangan ia melihat seorang gadis yang sudah basah kuyup di siram oleh siswi yang lainnya, gadis tersebut hanya bisa menunduk dan menahan dingin nya air yang kini membasahi tubuhnya,
Nyanyian ulang tahun terus di iringi oleh teman temen nya yang lain," happy birthday to youu~"
" happy birthday to you~"
" yuhuuuu, tepuk tangan dong smuanya"
" basi banget ngerayain ulang tahun pake cara kaya gitu " gumam shani pelan kemudian berjalan agar lebih dekat karna shani sedikit merasa penasaran dengan apa yang terjadi,
" kenapa dia ga seneng di kasih surprise sama temen nya yang lain? "
"STOPPPPP!!!"
Suara lantang dari seorang siswi menghentikan keramaian di lapangan, beberapa murid yang masih berada di sekolah dan menyaksikan keramaian barusan mendadak diam dan menatap lekat gadis itu dengan tatapan tidak suka,
Siska membuka jaket nya dan berlari ke tengah lapangan, lalu dengan cepat menyelimuti gadis yang kini duduk lemah di tengah lapangan dengan keadan tubuh yang sudah basah, Siska membantu gadis itu berdiri sambil terus memegangi bahu gadis tersebut yang sudah bergemetar hebat,
" banci lo smua, beraninya sama anak yang berkebutuhan khusus, lo smua ga punya otak tauga, gaada bedanya lo smua sama anak cupuu!! Apa kerennya lo ngelawan anak yang gaada nyalinya?, kalo lo smua brani lawan gua! "
amarah yang kini sudah menyelimuti dirinya, siska memberanikan diri untuk menantang keramaian yang ada di depannya, meski ia tau bahwa ia akan kalah."ahh gua paham sekarang, ini bukan acara ulang tahun kaya apa yang gua pikirin sebelumnya, kayanya ini salah satu aksi perundungan? , tapi bentarr...... itu bukannya perempuan yang nabrak gua tadi pagi? "
Guman shani pelan, masih dengan posisinya yang hanya berdiri tegak di pinggir lapangan, berusaha untuk tidak terlalu ikut campur dengan apa yang terjadi di hadapannya sekarang," eh ada pahlawan kesiangan, biar gua kasih tau ya, orang idiot itu udh ada sekolah nya sendiri,Ngapain lu ngebelain anak idiot yang gaada untung nya di sini?! Ga nyumbang hal positif! yang ada nyusahin! Malu maluin sekolah! "
" Hehh fen!, dia anak seni, beberapa karya lukisannya udh banyak di pandang sama sekolah lain, dan satu hal lagi! Gracia bukan anak idiot! Buktinya dia lebih pinter dari lo !"
" kurang ajar lo ya! "
" haha kenapa? Takut kalah saing? Pantes lo sama temen lo sering ngebully gracia, karna kalah pinter kan lo? "
" badjingan! Brani lo ngejek gue hah?!"
" kenapa gua harus takut sama manusia kotor kaya lo?! "
" bangsat! "
Feni yang sudah tidak tahan dengan omongan sisca berjalan mendekati siska untuk memberikan perempuan tersebut pelajaran berupa tamparan yang kerass,
KAMU SEDANG MEMBACA
Shield [SHANSIS]
FanfictionAku mau jadi rumah kecil tempat kamu pulang, yang sehancur apapun kamu, aku akan tetap menerima....