"rasa nya menyakitkan,
Sungguh...
Jika boleh memilih, ingin rasanya segera menghilang dari dunia ini,
Bahkan setiap langkah terasa begitu berat, setiap sudut dunia yang aku temui terasa gelap,
Rumah bukan lagi tempat ternyaman, bahkan kini rasanya sangat menyesakkan,
Ayah dengan mudah nya meninggalkan dunia tanpa pamit...
Haruskah aku protes padanya?
Kini bunda jatuh sakit sehingga penghuni rumah hanya menyisakan aku dan seseorang yang akan menghancurkan hidupku...
Aku menangis setiap malam ketika gelap dan sepi, sambil berfikir apakah smua akan lebih baik jika aku pergi?
Aku membenci diriku sendiri setiap detik, menit, jam dan seterusnya, aku adalah manusia paling tidak pantas untuk di cintai dan di sayangi,
Hari hari berlalu begitu cepat dengan rasa sakit yang masih sama, tuhan.... Apakah bunda bisa cepat kembali sehat dan memeluk ku lagi?...
Aku takut...
Sebenarnya aku benar benar kuwalahan menghadapi kenyataan bahwa aku benar benar sendirian.
Seseorang menutup buku diary nya dan melanjutkan perjalanan pulangnya,
Ceklekk
" dari mana kamu jam segini baru pulang? "
Saut seorang laki laki yang kini sedang menikmati kopi nya di ruang tamu" bukan urusan anda"
Jawab seorang gadis ketus lalu langsung masuk dan menutup rapat pintu kamarnya,Ia merebahkan dirinya di kasur lalu memejamkan matanya, sambil bergumam dalam hati
" memang nya dia siapa?, cuman manusia asing yang mencoba merebut harta bunda"
Setelah dikira cukup merebahkan dirinya, ia membersihkan tubuhnya dan turun ke bawah membawa beberapa obat dan makanan di tangannya,
" bunda.... Makan dulu abis itu minum obat ya? "
Dengan telaten ia menyuapi bundanya, memberikan obat, dan tak lupa membersihkan badan sang bunda,
Ia memang menyewa perawat khusus untuk merawat bundanya, tetapi ia tetep melakukan kegiatan itu setiap hari atas keinginanya sendiri,
Setelah selesai membersihkan tubuh bundanya, tak lupa juga ia menceritakan banyak hal dan mengajak ngobrol perempuan yang paling ia sayangi, meski sang bunda belum bisa manjawab obrolan sang anak dengan baik tapi ia masih bisa mendengarkan smua yang anaknya katakan,
" gimana keadaan bunda? "
" sudah lebih baik nak, terimakasih "
Jawabnya sedikit terbata," kenapa harus bilang makasih bunda, itu kan udh jadi kewajiban feni "
"gimana sekolah mu? "
" lancar bunda "
" kamu masih mempertahankan usaha bunda? "
" masih "
" kamu baik baik aja kan? Apa yang dia lakukan ke kamu? "
" tidak ada, bunda tidur aja, jangan terlalu memikirkan dia, aku akan belajar lebih giat untuk mempertahankan perusahaan bunda tanpa jatuh ke tangannya, kalau sudah normal aku sendiri yang akan urus perceraian kalian, bunda tenang aja, feni sama sekali ga merasa tertekan "
KAMU SEDANG MEMBACA
Shield [SHANSIS]
FanfictionAku mau jadi rumah kecil tempat kamu pulang, yang sehancur apapun kamu, aku akan tetap menerima....