38

922 122 6
                                    

Shani berjalan mengikuti arah langkah kaki sahabatnya yang sedari tadi hanya diam tak mengungkapkan apapun tujuan ia mengajaknya pergi

Suara langkah mereka terdengar cukup jelas di dalam sebuah rumah yang sepertinya tidak berpenghuni

Shani melirik sekitar, semua sudut ruangan tampak asing baginya, shani memutuskan untuk menghentikan langkahnya dan menatap punggung nara dengan tatapan heran.

" lo mau ngajak gua kemana? "
Tanya nya dengan nada sedikit tegas

Annara menghentikan langkahnya kemudian berbalik menghadap shani dan melangkah perlahan mendekati sahabatnya,

" ketemu bokap lo"
Jawab nya singkat kemudian menggenggam tangan shani dengan kuat

" lepasin, gua gamau ngeliat muka bajingan kaya dia"

" shan, lo harus ngomong sama dia setidaknya sekali buat ngelurusin masalah ini "

" lo gila? Setelah tau smua yang terjadi lo masih ngasih dia kesempatan buat ngejelasin?, gua gabisa an, ini udah parah gua gaakan pernah mau nemuin dia lagi "

Annara terdiam dan melangkah mendekat pada sebuah meja lalu membuka laci dan mengambil sebuah pistol yang sudah terisi peluru.

" nih "
Ucapnya sembari menyodorkan pistol kepada shani

" maksud lo? "
Tanya shani dengan tatapan bingung

" lo udah nerima rasa sakit yang cukup banyak dari bokap lo, dan sekarang silahkan lo pergi ke kamar samping kamar mandi, bokap lo udh nyerahin dirinya sendiri di sana, silahkan lo mau bunuh dia langsung, atau mau denger omongannya dia dulu, semua tergantung keputusan lo"
Ucapnya menjelaskan,

Shani menatap sahabatnya dengan tatapan bingung kemudian mengambil alih pistol yang sejak tadi nara genggam dan berjalan melewati sahabatnya.

Shani menghentikan langkahnya sejenak dan berbalik menghadap nara dengan tatapan tajam,

" kenapa lo ngelakuin ini? "

" gua yang paling tau seberapa banyak air mata yang udh lo keluarin atas kejahatan bokap lo sendiri, lo pikir gua bakal diem aja? "

" lo ga perlu mikirin hidup gua an, gua bisa jalanin semuanya sendiri, gua gamau hidup lo ancur juga gara gara gua "

" lo ga ngehancurin hidup gua shan, gua bahkan bisa bikin bokap lo sadar tanpa nyentuh dia sedikit pun "

" gua gatau apa yang udh lo lakuin sama bokap gua, but thanks an udah bawa dia kesini, gua bakal bunuh dia dengan tangan gua sendiri "
Jawab shani tegas lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya.

" shann "
Panggil nara berteriak, lalu shani menghentikan langkahnya tanpa menoleh kebelakang, menunggu kelanjutan dari perkataan sahabatnya,

" gua berharap lo mau denger perkataan dia sedikit, sebelum lo bener bener ngebunuh om indra "

Tidak ada balasan dari perkataan annara, shani melanjutkan langkahnya dan membuka sebuah pintu kamar yang brusan di beritahu oleh annara,





Ceklekk






Shani menutup kembali pintunya dan menghadap pada seseorang yang kini sedang duduk menyila di atas kursi,

Tidak ada percakapan dalam beberapa menit, shani hanya berdiri menatap seorang laki laki di hadapannya dengan tajam dan mengeratkan genggamannya pada pistol yang sudah ia arahkan kepada orang tua kandung satu satunya itu





" maafin papah "
Ucapnya singkat kemudian berdiri menghadap putrinya yang kini di penuhi amarah,

" saya gamau denger apapun dari mulut sampah itu"

Shield [SHANSIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang