37

877 126 23
                                    

" siang pak "

" ya? "
Jawabnya lalu menoleh ke arah seseorang yang baru saja menyapa dirinya

" bisa kita bicara sebentar? "















































" sebelum nya perkenalkan saya annara, teman dekatnya shani, saya gamau basa basi di sini, jadi om udah dengar shani masuk penjara? "

" sudah, saya akan membebaskan dia sebentar lagi"

" gausah om, shani udah bebas, mungkin sekarang dia sudah mengetahui fakta nya, bahwa smua ini adalah drama yang om buat untuk menyingkirkan feni kan? "

" jangan bicara sembarangan tanpa bukti! "

Annara terdiam dan mengambil beberapa dokumen di dalam tas miliknya, melempar dokumen itu pada meja yang kini berada di hadapan mereka,

" saya ga perlu sopan sama manusia biadap seperti om kan? "

Indra hanya diam dan menghela nafasnya kemudian membuka dokumen yang berada di hadapannya,

" mau mangakui nya di pengadilan?, atau biar kita aja yang nuntut om indra? "

Laki laki bertubuh tegap itu hanya diam tanpa mengatakan kata apapun, baginya smua bukti yang di miliki nara adalah akurat, ia tidak bisa lagi menyangkalnya,

" untuk apa? Saya bahkan bisa bebas dengan jaminan"

" kalau gitu serahkan diri anda ke rumah sakit"

" maksud kamu? "
Tanya indra bingung,

Kemudian nara memberikan sebuah surat dari rumah sakit, dan kembali melemparkan nya pada lawan bicaranya,

" itu riwayat penyakit yang pernah di derita shani, bukan suatu penyakit yang parah, tapi dia melalui itu smua sendirian, om bisa liat di situ udh berapa kali shani pergi ke psikiater untuk mengurangi tingkat trauma yang cukup berbahaya untuk dirinya sendiri, kecelakaan yang sempat terjadi saat itu menjadikan shani trauma untuk mengendarai mobil, dan mengalami panik yang cukup parah "

Indra membaca smua surat rumah sakit yang di berikan nara padanya, hal itu membuat matanya memanas dan mulai meneteskan air mata, ia tidak pernah menyangka putri satu satunya itu menjalani hidup dengan penuh penderitaan.

" shani suka mimpi buruk tentang masa lalunya, memori yang dulu pernah terjadi sering terputar kembali di dalam mimpinya, bahkan tingkah laku om membuat shani trauma untuk mencintai seseorang saat itu, shani ga pernah menjalani kehidupannya dengan baik dan tenang om, dia slalu nyari dimana om berada dan slalu pengin ngebunuh om, rasa sesak di dada atas penghianatan yang om berikan ke dia masih berasa sakit nya,, bahkan obat pun gabisa menyembuhkan rasa sakit yang shani punya "

" shani sudah mencoba untuk memaafkan om, tapi rasanya gabisa, itu terlalu sulit buat dia, dia hanya ingin melihat om menemui ajalnya, maka rasa sakit yang shani rasakan mungkin bisa hilang "

Indra menghapus air matanya dan meletakkan kembali surat yang baru saja selesai ia baca,

" seumur hidup om indra, apa gaada sedikit aja terbesit untuk menghapus dosa besar yang udh om perbuat dengan smua anak yang bahkan gak berdosa? Apa om indra bisa liat perubahan besar dari mereka? Om indra udah mencuri sebagian besar senyum manis mereka "

" saya harus apa? "
Tanya nya sendu

" untuk memperbaiki keluarga yang shani inginkan mungkin udh gabisa om, istri pertama om sudah tenang di pangkuan tuhannya, tapi om masih punya keluarga yang masih menjadi tanggung jawab om indra, bisakah om memperbaikinya? Agar feni tidak menjadi shani yang kedua? "
Tanya nara tegas kemudian mengambil beberapa kertas lagi dari dalam tasnya dan kembali melemparkan kertas itu pada lawan bicaranya,

Shield [SHANSIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang