" silahkan di minum shan "
Ucap seseorang seraya memberikan segelas teh hangat pada shani" makasih om "
Jawab nyaa sambil menerima teh hangat yang di berikan oleh ayah sisca barusan,Kini shani dan ayah sisca sedang berada di pos satpam depan TPU untuk berteduh.
" ayahnya om juga di makam kan di sini juga ternyata? "
Tanya shani ragu" iya shan ayah saya di sini juga, jadi itu kuburan mamah mu? "
Tanyanya balik," iya om "
" sejak setelah kecelakaan itu? "
Shani terdiam dan menatap pria tua yang kini duduk bersamanya, ia tidak pernah menceritakan apapun pada nya namun kenapa ia bisa tau?
" maksud om? "
Tanya shani sedikit bingung" saya yang menyelamatkan kalian saat kecelakaan siang itu, kamu masih kecil banget waktu itu, pasti gaakan ngenalin om juga, dari siang sampai malam kamu nangiss terus gamau minum gamau makan"
Jelas nya panjang lebar" om? Yang ngasih aku kotak plester dino waktu itu?"
Tanya shani terkejut" hahaha iya, om bingung banget waktu itu gimana caranya nenangin kamu, jadi yang ada aja om kasih"
jawabnya sambil terkekeh" om, waktu itu shani belum sempet bilang makasih dengan baik, makasih banyak ya om kalau gaada om pasti mamah bakalan pergi lebih cepet"
Ucap shani seraya tersenyum sendu kearah lawan bicaranya," sama sama shani, kamu tumbuh jadi anak kuat, bahkan lebih dari yang om bayangkan saat itu"
Jawabnya sambil beberapa kali menenggak kopi miliknya," sekali lagi makasih banyak om, tapi shani ga sekuat itu"
Pria itu menatap gadis di sebelahnya dengan mata yang sudah sendu, ia mengerti apa yang shani rasakan, tatapan itu, mata anak kecil itu masih tetap terlihat sayu meski kini ia sudah tumbuh dewasa,
" om tau smuanya shani, papah mu menikah lagi? Dan kamu tidak ikut dengan dia? Saya tau, kebetulan papah mu dulu adalah rekan kerja saya, saat ada pertemuan karyawan papah mu datang bersama istrinya, tapi bukan mamah mu, saat itu om gabisa berhenti mikirin kamu, setiap malam om berdoa biar bisa ketemu sama kamu, dan ternyata tuhan cepet banget ngabulinnya"
" dunia sempit banget ya om? "
Jawab shani tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya," dunia yang sempit ini saja masih terasa rumit ya shan? "
" hahaha betul om"
" shan? "
" Iya om? "
" semua orang di bumi pasti akan pergi "
" shani tau om "
" lalu kenapa masih belum bisa menerima?"
" kulit akan merasakan sakit jika kena goresan benda tajam om, semua orang tau itu, tapi ketika tergores, rasanya tetap sangat menyakitkan, pikiran kita tau itu akan menyakitkan karena kita punya ilmu, tapi rasa sakit nya tidak akan bisa menghindar, respon alami dari tubuh, meski menahan nya agar tetap kuat, tergores tetap saja akan terasa sakit "
" tentu, respon alami dari tubuh lainnya adalah dengan cara mengeringkan lukanya "
" hanya waktu yang bisa menyembuhkannya om"
" waktu tidak menyembuhkan luka nak, kata kata itu hanya lelucon "
Shani melirik sekilas ke arah lawan bicaranya dengan wajah bingung,
" waktu tidak menyembuhkan luka dengan sendirinya shan, kamu hanya disuruh terus menerus merasa sakit sampai waktu yang sudah di tentukan, waktu tidak memberikan jaminan sembuh shan, waktu hanya membuat kamu lebih kuat hingga rasa sakit yang dulu sangat menyakitkan sekarang sudah terasa biasa saja, karena kita yang menjadi kuat dan terbiasa dengan rasa sakit , sebenarnya masalah tidak akan berhenti sebelum kita kembali ke pelukan Tuhan "
KAMU SEDANG MEMBACA
Shield [SHANSIS]
FanficAku mau jadi rumah kecil tempat kamu pulang, yang sehancur apapun kamu, aku akan tetap menerima....