OS | 05

115K 15.2K 2.1K
                                    

✨بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم



"Karena saya bukan tipe laki-laki yang akan menarik pinangan yang sudah saya tujukan. Laki-laki yang menarik atau mencabut pinangannya dari seorang perempuan itu bukan laki-laki yang pantas disebut sebagai laki-laki. Kalau saya, semuanya tergantung pihak perempuan. Kalau pihak perempuan menerima pinangan saya, saya bakal maju. Dan kalau pihak perempuan menolak, maka saya akan berhenti. Tapi tidak untuk mundur."

—Ashraf Ibrahim Al-Hariz—






*****






Ketiga orang yang sedang dalam suasana serius itu lantas menoleh ke arah pintu utama saat mendengar suara sesuatu yang jatuh.

Di sana, berdiri Shireen yang memasang wajah terkejutnya yang terlihat lucu. Gadis itu mematung dengan kedua tangan yang seperti memegang sesuatu padahal tidak ada yang ia pegang. Dan di bawahnya terdapat sebungkus es krim yang baru saja ia jatuhkan karena terkejut. Bahkan kantong keresek putih —yang berisi macam-macam es krim— menggantung di lengannya.

"Lah?"

Di belakang Shireen berdiri, ada Rinda yang juga sama terkejutnya seperti gadis itu.

Shireen mengerjab-ngerjabkan matanya kemudian menatap ketiga orang itu bergantian. Apa dirinya tidak salah dengar barusan? Apa telinganya sedang kemasukan sesuatu hingga pendengarannya bermasalah?

"Apa tadi?" tanyanya entah kepada siapa.

"Sini, Nduk." Buya Khalid memanggil Shireen dan menyuruh untuk duduk di sampingnya.

Masih dengan kebingungan dan terkejutnya, Shireen menuruti perintah dari Kakeknya itu. Ia menatap Ibra dengan kening berkerut serta tatapan penuh tanya.

"Maksudnya apa ya ini?" tanya Shireen langsung.

"Saya datang ke sini untuk meminang Ning Anin." Ibra menjawab.

"Hah?" otak Shireen benar-benar masih tidak bisa mencerna situasi yang sedang terjadi sekarang.

"Buya yang minta Ibra nikah sama kamu, Nduk." Buya Khalid bersuara.

"Maksudnya, aku mau dijodohin sama dia, gitu?" tebak Shireen sambil menunjuk Ibra yang duduk di depannya.

"Jaga sikap kamu." tegur Gus Hasbi sambil menurunkan tangan anaknya itu.

Buya Khalid mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa sih? Kaya aku nggak laku aja pake dijodohin segala. Lagian aku belum lulus, masa udah harus nikah?" tanya Shireen melayangkan protes.

Our Secret [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang