OS | 40

62.5K 6K 622
                                    

✨بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ



*****



Sepasang kaki itu melangkah pelan memasuki pondok pesantren setelah ia meyakinkan dirinya untuk masuk ke tempat yang sudah lama tidak ia injak tanahnya.

Matanya memindai sekeliling, mengamati hiasan-hiasan yang menghias halaman serta lapangan. Ada banyak stand-stand milik santri, seperti stand makanan, stand kerajinan tangan santri dan sebagainya.

Posisinya kini masih di depan, tapi ia dapat mendengar suara berat yang begitu ia kenali dan ia rindukan sedang berbicara dengan aksen dan suara yang dibuat-buat diiringi gendingan dari gamelan yang berasal dari tengah lapangan pesantren.

Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju lapangan, tempat dimana ada sebuah panggung yang cukup luas yang diatasnya berderet gamelan yang dimainkan santri serta wayang yang dimainkan oleh tokoh utama di hidup Shireen, Ibra.

Matanya mulai berkaca-kaca menatap punggung lebar suaminya —yang nengenakan beskap hitam— tengah menggerakkan wayang di tangannya dengan lincah. Kakinya tanpa sadar melangkah lebih dekat hingga dirinya kini tepat berada di belakang kursi tamu undangan.

Tak lama dari itu, pertunjukan wayang selesai, itu artinya penampilan Ibra bersama para santri telah usai. Ibra beranjak dari duduknya, menghela nafas beratnya sebelum menghadap depan dan menunduk mengucapkan terima kasih diringu tepuk tangan dari para penonton yang merasa puas atas penampilannya.

Ketika ia menegakkan tubuhnya lagi dan hendak turun dari panggung, mata laki-laki itu tak sengaja menampak sosok perempuan bercadar berdiri di belakang kursi tamu undangan. Ibra langsung mematung ketika matanya bertemu tatap dengan Shireen, dan air mata Shireen langsung meleleh begitu saja. Di balik cadarnya, Shireen tersenyum dengan bibir yang bergetar dan senyumnya langsung hilang ketika ia mengangkat sebelah tangannya untuk melambai pada Ibra, tapi laki-laki itu langsung pergi begitu saja sebelum Shireen sempat melambai.

Matanya mengikuti kemana perginya Ibra dan ia memutuskan untuk mengikuti laki-laki itu yang melangkah cepat. "Mas Ibra!" serunya dengan suara yang terdengar lemah.

Beberapa santri yang mendengar suara Shireen langsung menoleh dan terkejut melihat sosok yang selama ini menjadi sebab Gus nya menjadi lebih pendiam. Dira yang melihat ada sesuatu yang mengganjal mengenai putranya yang langsung pergi begitu saja nampak sangat bingung. "Mas tolong sebentar," ujar Dira sambil memindahkan Zara dari pangkuannya ke pangkuan Abi.

"Mau ke mana?" tanya Abi heran.

"Sebentar," balas Dira dan langsung meninggalkan tempatnya untuk menyusul Ibra.

Dengan tenaga yang seadanya, Shireen mengikuti langkah Ibra yang lebar dan cepat menuju ndalem sambil terus memanggil nama suaminya tersebut. "Mas Ibra."

Our Secret [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang