OS | 11

113K 14.6K 1.6K
                                    

✨بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Hidup itu harus dijalani dengan sepenuh hati, ikhlas dan berlapang dada. Gimana kehidupan kamu mau dapet berkah kalo tiap hari, tiap menit, tiap detiknya ngeluh terus?"

—Ashraf Ibrahim Al-Hariz—






*****





"Gus, sampean masih marah, ta, sama saya?" Shireen bertanya pada Ibra yang sedang membersikan lemari kacanya yang berisi koleksi wayang.

"Gus." panggil Shireen lagi sambil menghampiri suaminya tersebut.

Karena sejak pagi hingga kini menjelang siang, laki-laki itu tidak berbicara apapun padanya, ketika ditanya pun jawabnya sangat singkat dengan wajah yang luar biasa judes.

Memang sih, setiap hari Ibra selalu seperti itu. Galak, judes, irit bicara, tapi kali ini seperti berbeda saja.

"Nggak." jawab Ibra.

"Terus kenapa mukanya judes gitu? Nggak mau ngomong sama saya kalo nggak saya tanya?"

"Muka saya emang gini. Memangnya kamu berharap muka saya yang gimana?" balas Ibra tanpa mengalihkan fokus dari kegiatannya.

Shireen cemberut mencebikkan bibirnya, "Ya kirain Gus nya masih marah sama saya gara-gara tadi malem."

Ibra menghentikan aktivitas dan beralih menatap istrinya dengan tatapan galaknya seperti biasa, "Kalo ditanya marah apa enggak tentang tadi malem, jelas saya marah, Ning." ujarnya.

"Tapi saya marah-marah juga nggak bisa buat balikin keadaan, nggak bisa bikin tangan Gatotkaca saya nyambung lagi." lanjut laki-laki itu.

Seketika Shireen ingin tertawa mendengar kalimat terakhir yang suaminya lontarkan. Sebab kalimat itu terdengar begitu lucu baginya.

"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?" tanya Ibra sambil mengangkat kedua alisnya dengan sebelah tangan yang bertumpu di pinggang.

Shireen langsung menggeleng cepat, "Mboten, Gus."

"Nih, barang seperti ini memang terlihat sepele, terlihat biasa saja dan tidak berharga sama sekali." ujar Ibra sambil menunjuk-nunjuk lemari kacanya.

"Orang-orang cuma mikir, 'Halah gur kertas dibentuk-bentuk ngunu kui terus dikek'i gagang tok kok' tapi nyatanya memang berharga. Walaupun terbuat dari kertas, buatnya itu nggak gampang, harus menyesuaikan bentuknya dan warnanya. Apalagi kalo yang dibuat dari kulit sapi asli, proses pembuatannya lebih panjang dan lama."

"Di samping itu, wayang ini salah satu budaya kita yang perlu dilestarikan. Karena anak-anak jaman sekarang udah jarang yang mau main atau nonton wayang. Yang mereka tau cuma gadget, mereka nggak peduli sama budaya tradisional kita karena mereka pikir ini udah jadul, katro, dolanane wong tuwo. Dan kita sebagai Kawulo muda, harus bisa, harus tau cara untuk melestarikan budaya-budaya tradisional kita yang hampir punah kaya wayang ini. Bukan malah menyepelakan."

Our Secret [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang