OS | 25

102K 14.5K 3.6K
                                    

✨بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم




*****




"Huek! Huek! Huek!"

"Rin?"

Shireen menoleh dengan wajah pucatnya pada seseorang yang memanggilnya, Dila.

Tadi ketika tidur, Dila merasakan kantung kemihnya terasa penuh, jadi gadis itu menutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Belum juga masuk ke dalam kamar mandi, Dila sudah mendengar suara orang muntah dari bilik sebelah.

Dan kebetulan kamar mandi itu tidak tertutup sempurna hingga ia tau siapa orang di dalam sana yang sedang muntah-muntah.

"Kamu kenapa?" tanya Dila sambil menghampiri temannya yang sedang muntah-muntah sendirian di tengah malam seperti ini.

"Kepalaku pusing banget, Dil, sampe rasanya perutku mual banget." jawab Shireen lemas.

"Ya Allah, Rin, aku tau kamu lagi semangat banget belajar, tapi jangan terlalu memforsir tenaga. Nggak baik buat kesehatan, Rin." kata Dila sambil mengusap-usap punggung tangan Shireen yang dingin.

"Orang lain pada tidur, tapi kamu malah sibuk sama buku-buku." lanjutnya.

"Ya gimana, Dil? Aku di sini nggak selama santri-santri yang lain. Ilmu yang aku dapet juga nggak sebanyak yang lain, jadi aku berusaha buat belajar lebih. Kan sebentar lagi kita ujian."

"Masih 1 bulan setengah lagi ujiannya, Rin."

"Itu udah deket."

Dila menghela nafasnya pelan sambil tersenyum tipis, "Tapi tetep aja, kamu harus jaga kesehatan. Kalo nggak, ya kaya gini jadinya."

Shireen tak menyahut lagi dan memilih untuk menyiram bekas muntahannya menggunakan air bersih. Kemudian ia mengajak Dila untuk pergi dari kamar mandi menuju kamar asrama mereka.

Tapi sebelum pergi dari kamar mandi, Dila masuk ke dalam salah satu bilik untuk menuntaskan hadas nya yang sudah ia tahan-tahan dari tadi.

Sedangkan di luar kamar mandi, Shireen yang menunggu Dila selesai, memukul-mukul pelan kepalanya yang terasa sangat berdenyut kencang hingga rasanya kepalanya ini seperti ingin pecah saja.






🫐🫐🫐





"Gus Ibra." panggil Shireen pada suaminya yang sedang melipat sajadah yang baru saja digunakan untuk sholat subuh. Sedangkan dirinya masih terduduk di atas sajadah dengan mukena biru langit yang membungkus tubuhnya. Kepalanya mendongak menatap Ibra.

Ibra berbalik badan menatap Shireen dengan tatapan bertanya.

"Duduk dulu deh, aku mau ngomong bentar." kata Shireen sambil menepuk-nepuk sajadah bagian atasnya, menyuruh Ibra untuk duduk di sana.

Our Secret [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang