Bab masih lengkap‼️SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA‼️
📌Spin off "The Hidden". Disarankan baca TH dan LP dulu biar nyambung karena mereka masih satu circle wkwkwk📌
Menikah memang sesuatu hal yang cukup membahagiakan bagi seti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✨بِسْمِاللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم✨
*****
Setelah selesai makan, Shireen pamit lebih dulu karena tubuhnya terasa tidak enak. Dan kini, tanpa mengganti seragamnya, Shireen duduk bersandar di kursi meja belajar atau meja kerja —Shireen tidak tau dan tidak mau tau, yang jelas antara dua itu— milik Ibra sambil memeluk tasnya.
Dibalik hijabnya, Shireen mendengarkan murotal melalui airpods dari handphone milik Ibra yang ia pinjam tadi sebelum dirinya ke kamar laki-laki itu.
Sebenarnya Shireen tidak berniat mendengarkan murotal Al-Qur'an, tadinya ia ingin mendengarkan musik pop, tapi yang keluar di beranda YouTube Ibra malah murotal Al-Qur'an, jadi ya sudah. Tidak ada salahnya kan mendengarkan murotal Al-Qur'an.
Ibra membuka pintu kamarnya, dan melihat sang istri tengah duduk bersandar di kursinya sambil memejamkan mata. Ibra tidak tau Shireen sedang tidur atau apa.
Dan Shireen pun tidak menyadari jika Ibra sudah masuk. Entah memang ia yang sudah terlelap, atau memang sedang fokus mendengarkan murotal yang menenangkan hati.
Ibra melangkah pelan menghampiri Shireen, dan jongkok di depan gadis itu. Tangannya terulur menyentuh kening Shireen untuk mengecek suhu tubuh, karena wajah Shireen yang pucat, ia khawatir istrinya ini sakit.
Merasakan sentuhan lembut di keningnya, Shireen lantas membuka matanya yang sayu. Melihat Ibra, Shireen jadi menegakkan tubuhnya dan melepas satu airpods milik Ibra dari telinga kirinya.
"Sakit?" tanya Ibra sambil menyentuh, mengusap lembut lengan Shireen hingga berhenti di telapak tangan kecil Shireen lalu ia genggam.
Gadis itu menggeleng pelan, "Nggak."
"Kamu nggak bisa bohong, dan saya buka tipe orang yang gampang dibohongi."
Shireen tak menyahut. Berbicara dengan Ibra tidak akan bisa menang. Laki-laki itu memiliki banyak kata dan kalimat yang selalu bisa mengalahkannya.
"Sakit apa?" tanya Ibra kemudian ketika tak mendapat sahutan dari istrinya.
"Cuma kecapekan sama masuk angin kayaknya, Gus. Kan dua hari, eh, 3 hari ini rasanya saya tuh sibuk banget, udah kaya pejabat penting." jawab Shireen diakhiri dengan kekehan.
Ibra diam sejenak memperhatikan wajah istrinya yang nampak pucat, tapi tidak lebih pucat dari saat di meja makan. Ia merasa kurang yakin dengan jawaban Shireen.
"Bener?"
"Beneran, Gus. Tapi sekarang udah enakan, udah minum tolak angin tadi beli di kantin." jawab Shireen.
"Kenapa muka Gus nya kaya gitu? Gus Ibra khawatir, ya, sama saya?" tanya Shireen menggoda suaminya.
"Siapa suami yang nggak khawatir pas tau istrinya sakit?" tanya Ibra balik dengan mata yang tak lepas menatap mata Shireen.