OS | 16

115K 15K 2.3K
                                    

Sorry for typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم



*****





Shireen menggeliat pelan ketika kesadarannya mulai kembali. Ia yang posisinya miring ke samping, lantas mengerutkan keningnya binging ketika melihat sesuatu berwarna hijau tosca yang berkancing.

"Assalamualaikum."

Mendengar sebuah salam dari jarak yang lumayan dekat, langsung mendongak dan langsung beranjak duduk karena terkejut ketika melihat wajah Ibra saat ia mendongak tadi.

"Kok Gus Ibra di sini?" tanya Shireen dengan ekspresi terkejut di wajah bangun tidurnya.

"Dosa nggak jawab salam." kata Ibra tanpa menjawab pertanyaan Shireen.

"Oh, wa'alaikumussalam." Shireen menjawab salam suaminya.

Gadis itu melihat sekeliling dan baru menyadari jika dirinya masih berada di ruang tengah keluarga ndalem. Dan apa tadi? Tidur di pangkuan Ibra?!

Ibra meregangkan tubuhnya yang terasa pegal-pegal karena terlalu lama duduk, dan ketika kakinya bergerak untuk diliruskan. Hmm! Rasanya sedap sekali!

"Kenapa, Gus?" tanya Shireen heran melihat suaminya yang seperti tengah menahan sesuatu dilihat dari laki-laki itu yang memejamkan matanya kuat-kuat dengan gigi yang juga mengerat.

"Kaki saya. Kaki saya kram." jawab Ibra yang mati-matian menahan kram di kakinya.

"Kaki? Yang sebelah mana? Kanan?" tanya Shireen sambil menyentuh kaki kanan Ibra.

"JANGAN DIPEGANG!" Ibra berseru cukup keras ketika Shireen memegang kakinya yang terasa kram dan kesemutan.

Shireen langsung terkejut dan menjauhkan tangannya dari kaki Ibra.

Kalian pernah merasakan kram plus kesemutan terus dipegang? Seperti itulah yang Ibra rasakan. Sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata.

"Ma-maaf, Gus." ucap Shireen yang tidak enak hati juga kasihan melihat Ibra yang seperti tersiksa seperti itu. Karena dirinya juga pernah merasakan hal yang sama.

Ibra tak menjawab apapun dan hanya mengangguk sambil menggerakkan tangannya seolah berbicara tidak apa-apa.

Melihat Ibra yang hendak berdiri, Shireen dengan inisiatifnya membantu laki-laki itu hingga berdiri. Ibra menghela nafas beratnya ketika berhasil berdiri.

Ibra berdiri dengan kaki kiri yang lebih banyak menahan beban tubuhnya, karena kaki kanannya masih terasa begitu kram. Ia memijit-mijit kaki kanannya dengan pelan. Dan etelah itu, Ibra melangkah pelan dengan kaki kanannya yang menggunakan tumit sebagai tumpuannya, sambil memegangi kaki kanannya.

Our Secret [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang