OS | 26

118K 16.7K 9.5K
                                    

✨سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ





*****





Bosan. Itu yang Shireen rasakan hari ini. Sudah 3 Ibra pergi ke Kudus dan Shireen merasa hari-harinya kosong tanpa adanya Ibra di sini. Padahal sebelum ia bertemu Ibra dirinya tidak pernah merasa kosong seperti ini. Dan selama 3 hari ini pulas Ibra tidak memberi kabar apapun padanya, entah itu pesan singkat ataupun telfon.

Hari ini sedang kebetulan para Ustadz-Ustadzah sedang ada rapat, jadi santri hanya diberi tugas untuk di kerjakan di kelas sambil menunggu waktu pulang tiba.

Hal itu menambah rasa bosan Shireen, karena perempuan itu sudah selesai dengan tugasnya tapi jam pulang masih lumayan lama, sedangkan teman-teman sekelasnya memilih pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah keroncongan minta diisi.

Shireen hanya berdiam diri dengan menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangannya yang terletak di atas meja, menatap ke arah luar. Banyak pikiran yang berkecamuk di kepalanya.

Bagaimana caranya memperbaiki hubungannya dengan Ibra? Apakah Ibra marah kepadanya karena ia ingin kuliah di Jogja? Apakah permintaannya untuk kuliah di Jogja salah? Apa dirinya harus menuruti perintah suaminya untuk tetap di sini dan tidak pergi ke Jogja? Dirinya sangat ingin kuliah di Jogja, namun ia juga memiliki kekhawatiran yang sama seperti Ibra tentang kewajibannya sebagai seorang istri. Lalu apa yang harus dirinya lakukan sekarang? Otak Shireen benar-benar penuh dan tidak dapat untuk berfikir jernih.

Helaan nafas untuk kesekian kalinya keluar dari mulut Shireen.

"Mas Ibra hari ini harusnya pulang, kan, ya?" gumamnya lirih.

Shireen mengangkat kepalanya dan berdiri lalu menghela nafasnya, lagi. Kemudian ia melangkah keluar kelas untuk ke toilet karena ada panggilan alam yang memanggil.

Beberapa menit kemudian, setelah selesai menyelesaikan hadasnya, Shireen kembali ke kelas yang keadaannya sudah sangat ramai, sangat berbanding terbalik dengan sebelum Shireen keluar tadi. Hal ini jelan membuat Shireen bertanya-tanya dengan apa yang sedang terjadi.

"Ini ada apa, sih?" tanyanya pada salah satu teman sekelasnya yang berdiri tidak jauh dari pintu.

"Ada kasus kehilangan uang. Si Aini, tuh." jawab Jana sambil menatap segerombolan teman sekelasnya yang mengerubungi bangku Aini.

Dengan rasa keponya, Shireen langsung melangkah mendekati gerombolan itu tak lupa mengucapkan terima kasih pada Jana yang sudah memberi tahu informasi kepadanya.

"Uang kamu ilang, Ni?" tanya Shireen pada Aini yang wajahnya nampak begitu sangat panik sambil mengobrak-abrik isi tasnya sendiri.

"Iya, Rin. Duh kok bisa nggak ada sih? Padahal tadi ada, mana itu uang yang Abba kasih waktu sambangan kembaren, belum aku beliin apa-apa juga. Kok bisa nggak ada ya, gimana nih." ujar Aini panik.

Our Secret [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang