Our Secret [SUDAH TERBIT]

OS | 15

✨بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم✨

"Tegas boleh, tapi keras jangan. Bedakan mana tegas dan keras. Dua hal yang terlihat sana, namun nyatanya sangat berbeda."

—Abizar Mukhtar Al-Hariz—

*****

"Shireen, dipanggil Gus Ibra tuh tadi." ujar Dila memberitahu Shireen yang tengah duduk di kursi meja makan ndalem dengan catatan kecil di tangannya.

Shireen menghela nafasnya malas, "Nanti lah, Dil. Aku males ketemu Gus Ibra. Lagian tadi Gus Ibra bilangnya suruh ketemu jam 11, kan."

"Ya kamu pikir sekarang jam berapa?"

"10, kan?" jawab Shireen menatap Dila setelah melihat jam yang menempel di dinding dapur.

Dila mengangguk lalu mengangkat tangannya dan menunjuk jam tangannya sendiri, "Jam 10 lebih 59 menit."

Mata Shireen langsung membulat sempurna, "Hah? Serius? Jam kamu kecepetan kali, Dil."

"Jamku aman, jam yang di sini yang nggak aman. Ini aku baru balik abis manggil Kang Rama buat benerin jam di sini suruh Ning Dira."

Dengan grasak-grusuk, Shireen berdiri hingga membuat kursinya hampir terjungkal jika tidak Dila pegangi, "Aduh mati aku kalo sampe telat."

Tanpa berucap apapun, Shireen langsung berlari keluar dari dapur.

"Kamu tau nggak Gus Ibra nungguin dimana?"

Shireen langsung balik lagi setelah mendengar pertanyaan dari temannya tersebut.

"Dimana?"

"Di ruang tengah." jawab Dila.

"Oke, makasih." setelah itu Shireen kembali berlari dari dapur menuju ruang tengah.

Meninggalkan Dila dalam kebingungannya. Perasaan, tidak pernah ada santri ataupun abdi ndalem yang menginjakkan kaki di ruang tengah. Karena ruang tengah yang merupakan ruang keluarga, adalah ruangan yang bersifat privasi, hanya keluarga ndalem yang boleh masuk ke dalam sana.

"Kenapa di ruang tengah, ya?" gumam Dila memiringkan kepalanya bingung.

Sedangkan Shireen, berlari tergopoh-gopoh dari dapur untuk menuju ruang tengah, hingga dirinya hampir menabrak seseorang untuk kedua kalinya.

"Astaghfirullah hal adzim, Mba. Jangan lari-lari, apalagi ini di ndalem, loh. Nggak sopan. Kalo Mbah Yai atau keluarga ndalem ada yang liat gimana?" ujar orang itu yang merupakan orang yang Dila sebut tadi untuk membenarkan jam yang mati.