OS | 06

110K 16.2K 3.6K
                                    

✨بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


*****




Hari Sabtu akhirnya tiba, hari yang ditunggu-tunggu oleh santri-santri. Karena para santri di beri waktu untuk keluar gerbang utama pesantren At-Taqwa untuk sekedar me-refresh-kan para santri yang selama satu minggu terkurung di dalam.

Ada yang pergi ke alun-alun, kedai kopi, ada pula yang pergi ke pasar. Tapi kali ini Shireen tidak memiliki semangat untuk jalan-jalan keluar pesantren seperti teman-temannya yang lain.

Gadis itu kini malah tengah berdiri di balik tembok sambil sedikit mengintip ke arah satu-satunya rumah yang ada di dalam pesantren. Sekitar 15 menit Shireen berdiri di sana —di balik tembok dekat gerbang ndalem— menunggu seseorang yang ia cari-cari keluar dari sana.

Begitu ada yang keluar, ternyata bukan orang yang ia cari, tapi justru malah Ayah dari orang yang ia cari lah yang keluar.

Shireen buru-buru menyingkir dari sana, takut ketahuan sedang mengintip, gadis itu berpindah di balik pohon mangga yang berdiri tak jauh dari ndalem. Melihat Abi sudah pergi menggunakan motornya, Shireen bernafas lega.

"Ngapain kamu ngintipin Baba saya?"

Shireen langsung berjingkit kaget ketika tiba-tiba ia mendengar suara di belakangnya. Dan begitu menoleh, ternyata orang yang ia cari-cari lah orang yang mengejutkannya.

"Nah kebetulan banget!" ujar Shireen semangat.

"Kamu ngapain ngintip Baba saya?" Ibra mengulang pertanyaannya sambil memicingkan matanya curiga.

"Saya bukan mau ngintip Gus Abi, beneran." sahut Shireen langsung sambil mengacungkan dua jarinya meyakinkan.

"Terus ngapain kamu berdiri di sini?"

"Saya tuh sebenernya nunggu Gus Ibra, tapi yang keluar malah Gus Abi."

"Ngapain cari saya?"

Shireen membenarkan posisinya berdiri kemudian berdehem sebelum berbicara kembali, "Saya cuma mau kasih tau, kalo saya mau terima pinangan Gus Ibra."

Bukannya memasang wajah senangnya ataupun sekedar tersenyum, Ibra malah menaikkan sebelah alisnya dengan wajah yang nampak menyebalkan di mata Shireen.

"Tiba-tiba banget." Ibra terkekeh mengejek, "Baru kemaren kamu nolak mentah-mentah dan bilang mau nikah sama pacar kamu itu."

"Orang bisa merubah pikirannya dalam sedetik tau." sahut Shireen sebal.

Ibra mengangguk-anggukkan kepalanya, "Udah? Gitu aja? Ya udah."

"Sebenernya Gus Ibra ini niat nikahin saya nggak sih? Kok malah kaya nggak peduli gitu sama jawaban saya?" ujar Shireen kesal sambil melipat tangannya di depan dada.

Our Secret [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang